BAB 5 - YOU

596 68 13
                                    


-BLOODY ROADS-

Jam beker berdering keras tepat di samping bantal, bergerak seolah mendorong tangan yang menghalanginya untuk berbunyi lebih keras. Tanpa sadar tangan tersebut mendorong jam tersebut sehingga jatuh ke bawah dan bunyinya semakin keras. Gadis ini mendengus dan berdecak sebal untuk sesaat terdiam membiarkan jam tersebut berbunyi, sampai matanya terbuka lebar hingga dalam sekali gerakan ia sudah terduduk dengan kaki menggantung di atas ranjang. Kemudian ia mematikan jam beker tersebut dan menyimpannya di nakas. Tetapi...

"Ini jam 6?!" katanya dengan histeris. Dengan tergesa-gesa ia berlari ke arah kamar mandi.

Bagaimana aku bisa lupa kalau hari ini aku harus sampai kantor jam 7?!!

Gadis berambut sebahu dengan warna hitam kecokelatan ini mandi dengan tergesa, bahkan melupakan rutinitasnya di pagi hari untuk memakai cream wajah setelah mandi. Sambil menunggu air yang dimasaknya matang, gadis bernama lengkap Kim So Eun ini bersiap. Menyisir rambutnya, memakai lipstick merah bata kemudian memoles bedak dengan cepat pada wajahnya.

Saat terdengar suara teko —tanda air sudah matang— dia berlari ke arah dapur dan membuat kopi susu yang sering ia minum saat pagi hari. Tangannya bergerak cepat untuk memoles roti tawar dengan selai strowberi, kemudian memakannya sembari merapihkan kembali semua barang yang berantakan.

Jarak tempuh dari rumahnya sampai kantor hanya 30 menit menggunakan subway. Tapi untuk sampai ke stasiun, So Eun harus naik bis sebelumnya. Dan mengingat ini adalah hari Senin, jalanan kota pasti akan lebih padat dari hari-hari lainnya.

Andai saja aku memiliki Doraemon, dia pasti membantuku dengan pintu kemana sajanya. Dalam hitungan detik, aku pasti sudah sampai di kantor.

Matanya melirik jam di tangan, Lima belas menit.

ia menghabiskan waktu sebanyak itu untuk menyiapkan diri sebelum berangkat. Ia meneguk kopi tanpa aba-aba sehingga matanya memerah dan ia menyemburkan kopi yang diminumnya.

"Aigoo... panas!" Serunya dengan dramatis sembari menyimpan gelas di tempat cucian piring.

Dengan cepat ia mengambil tas dan memakai sepatu dengan hak setinggi lima sentimeter. Kemudian keluar mengunci pintu rumah dan dengan tergesa-gesa berjalan cepat menuju halte bus.

Aku akan naik taksi jika bus sialan itu penuh. Persetanan dengan tarifnya yang mahal!!

Mobil limosin hitam merayap dengan pelan menuju parkiran, di dalamnya sang pemilik tengah membaca beberapa beberapa jadwalnya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil limosin hitam merayap dengan pelan menuju parkiran, di dalamnya sang pemilik tengah membaca beberapa beberapa jadwalnya hari ini. Pria bermata elang itu baru saja sampai dari Hungaria dua hari lalu, setelah sejak lama ia tidak datang ke Negara asalnya, banyak sekali yang berubah drastis. Bangunan-bangunan di sekitar gedung kantornya semakin banyak dan bahkan semakin menjulang tinggi seolah ingin mengalahkan salah satu gedung tertinggi di ujung jalan sana. Mobil berhenti secara tiba-tiba sehingga ia harus menahan beban tubuhnya agar tidak berbenturan. Diliriknya keluar saat melihat sopir pribadinya keluar dan berjongkok di depan sana, sehingga menarik perhatiannya untuk melihat hal buruk yang mungkin saja terjadi di depan sana.

Bloody Roads [PENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang