Suara isak tangis seorang bocah membuat Hana membuka matanya perlahan. Dia menatap sekeliling, ini kamarnya.
“ Hiks.... Mommy~ ” Yoonji tengah duduk di atas ranjang, tepat di samping Hana dengan tangan kecilnya melingkari pinggang sang Ibu.
“ Ssstt... Mommy gwenchanna. ” Hana mengelus puncak kepala putrinya.
“ Daddy!! ” Teriak Yoonji yang berhasil mendatangkan Taehyung dan entahlah, Hana tidak mengenalnya.
“ Kau sudah bangun, sayang? ” Wajah Taehyung sangat cemas, Hana tau itu.
“ Siapa kau? ” Kata Hana sambil menatap pria di samping Taehyung.
“ Aku Jung Hoseok, kakak Jung Jihyun. ” Lagi, kepala Hana seperti dilempar batuan besar setelah mendengar nama itu.
“ Kalau begitu, aku permisi. ” Hoseok melangkah pergi.
“ Sayang, pergilah ke kamarmu, Daddy ingin bicara dengan Mommy. ” Bocah itu mengangguk lalu melangkah pergi setelah mengecup pipi Ibunya.
Taehyung mendaratkan tubuhnya di samping ranjang, tangan besarnya menggenggam tangan hangat Hana.
“ Dokter bilang kau mengalami shook. Ada apa? ” Suara Taehyung begitu merdu memasuki gendang telinga Hana.
“ Aku melihatnya, pagi ini. ” Ujar Hana lirih.
Taehyung ikut berbaring lalu memeluk Hana erat-erat seakan dia akan segera kehilangan Hana.
“ Mungkin kau hanya berhalusinasi, sayang. ” Kata Taehyung.
“ Tidak! Aku benar-benar melihatnya, dia benar-benar orang yang sama, Tae. ” Suara Hana berubah lirih.
Taehyung terdiam sesaat dia menunjukkan wajah yang— entah apa maksudnya.
“ Ini hanya kebetulan. ” Nada bicaranya berubah dingin.
“ Hiks... Itu benar-benar dia. ” Hana terisak lagi, di pelukan Taehyung.
“ Tidak apa-apa, aku mengerti. Istirahatlah, aku akan menjemput Taemin. ” Taehyung mengecup kening Hana sebelum keluar dari kamarnya.
“ Kuharap itu benar-benar kau, Jimin. ” Lirih Hana menatap bangunan yang berada tepat di depan rumahnya.
°
°
°Hana menjatuhkan kepalanya di atas meja kerjanya, pikirannya sangat kacau pagi ini. Dia merindukan Jimin, dan saat itu juga nama Jihyun terlintas. Mereka memiliki wajah yang sama, bukan hanya wajah, postur tubuh, cara bicara, dan senyumannya sama seperti Jimin. Hana tidak pernah ingat Jimin pernah bilang kalau dia memiliki kembaran. Tapi kalau mereka kembar, marganya pasti sama kan? Lagipula Jihyun memiliki kakak kan? Semua itu membuat kepala Hana hampir pecah.
“ Presdir Kim. ” Hana berjingkit lalu menegakkan badan.
“ Astaga... Saeron, kau mengejutkanku. ” Kata Hana.
“ Aku mengetuk pintu berkali-kali. Kau baik-baik saja? ” Tanya Saeron yang dibalas anggukan oleh Hana.
“ 1 minggu lalu, marketing manager kita menggundurkan diri. Kita sudah menyebarkan lowongan ke semua media. Hari ini ada seorang pria yang ingin interview denganmu. Aku dapat infonya dari HRD. ” Jelas Saeron lalu menyodorkan sebuah map coklat.
“ Itu biodatanya, dia sudah menunggu di luar. ” Tambah Saeron dengan wajah yang— sangat aneh.
“ Suruh saja dia masuk. ” Kata Hana lalu berdiri dan merapikan pakaiannya.
“ Tapi kumohon jangan terkejut. ” Hana mengernyit mendengar pernyataan Saeron.
“ Kenapa? ”
“ Aku permisi. ” Aneh! Setelah mengucapkan hal ambigu dia langsung pergi begitu saja.
Akhirnya Hana meraih map itu dan membukanya, seketika itu juga seluruh tubuh Hana gemetar.
“ Permisi. ” Pria yang dimaksud Saeron memasuki ruangan Hana.
“ J... Jimin? ”
“ Eoh. Tetangga baru? ” Jihyun tersenyum lembut. Jadi ini yang dimaksud Saeron dengan jangan terkejut.
“ You okay? ” Hana menarik napas dalam lalu tersenyum.
“ Y... Ya, silakan duduk. ” Hana segera duduk kembali di kursinya dan menggenggam tangannya kuat-kuat.
“ Iya, siapa namamu? Kita belum sempat berkenalan. Aku Jung Jihyun, kau? ”
“ K... Kim Hana. ” Hana tersenyum, senyum palsu.
“ Tujuanku di sini— ”
“ Kau bisa mulai bekerja hari ini. Kau bisa pergi, sekertarisku akan menunjukkan ruanganmu. ” Hana segera berdiri dan menuju pintu, saat tangannya hendak membuka pintu.
Seseorang lebih dulu menarik tangan Hana dan memeluknya erat, ya, itu Jihyun. Tembok Hana runtuh, dia menangis.
“ Hiks.... Jimin... Kau kembali... ” Aroma tubuh Jihyun sangat mirip dengan Jimin, aroma lemon.
“ Terimakasih. ” Bisik Jihyun.
°
°
°Hana sudah membaringkan tubuhnya sejak satu jam yang lalu. Tapi entah kenapa matanya masih tidak mau terpejam, sementara suaminya sudah terlelap di sampingnya. Hana beranjak dari ranjangnya dan berdiri di depan pintu balkon. Dia menatap tepat pada sebuah kamar pada rumah di depannya. Hana tersenyum simpul saat melihat seorang yang sangat familiar berdiri di balkon sebrang, Jihyun.
Jihyun tersenyum lembut pada Hana sebelum dia melambaikan tangannya, Hana kembali mengingat sosok Jimin. Dia terpaku pada wajah Jihyun yang sangat mirip dengan Jimin. Sampai Hana merasakan sepasang lengan melingkari pinggangnya, bersamaan dengan dagu yang jatuh di pundaknya.
“ T... Tae? ”
“ Kenapa kau belum tidur? ” Tanya Taehyung dengan suara khas bangun tidur, mata Taehyung juga masih enggan terbuka menginggat ini masih pukul 1 dini hari.
“ Aku..... Sedang insomnia. ” Jawab Hana asal karena dia sendiri tidak tau kenapa dia tidak bisa tidur.
“ Kau pasti memikirkannya lagi kan? Aku tau. ” Bisik Taehyung.
Pandangan Hana kembali tertuju pada Jihyun di sebrang sana, Jihyun masih di tempat yang sama. Pandangannya sangat aneh, apa dia cemburu? Tunggu!! Memangnya dia siapa? Bukankah suami istri bebas berpelukan kapan saja? Kenapa dia memandang Hana dan Taehyung seperti itu?
“ Kita tidur saja. Aku mendadak mengantuk. ” Hana segera menarik sebuah tali yang menggantung di sudut pintu balkon hingga sebuah tirai berwarna merah tertutup.
Hana tidak bisa melihat Jihyun lagi, begitupun sebaliknya. Karena jika lebih lama Hana memandangnya, dia akan semakin hancur berkeping-keping.
To Be Continue...
Hai... Hai...
Ada yang nemu sebuah clue? Di sini Jennie belum keluar ya^^
Dia bakal jadi tokoh penting di sini guys^^Bye-bye ❤😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth ; PJM
FanfictionKarena di balik kehidupannya tersimpan sebuah rahasia besar. Yang mungkin bisa membuat Hana berpisah dari Taehyung, lagi. [Completed] Cover by : khallista