Hana berhasil memberhentikan sebuah taksi. Dia segera masuk ke taksi itu dan menuju ke perusahaan Taehyung, suaminya. Dalam perjalanan, Hana tidak berhenti berdoa pada Tuhan, agar Dia menyelamatkan putranya dan agar Hana tidak datang terlambat. Sebelum penyesalan itu menghantui Hana seumur hidupnya.
“ Maaf Nyonya, jalanan sedikit macet. ” Hana melihat ke depan, dan benar jalanannya macet total.
Hana menghela nafas berat lalu mengambil sejumlah uang dari dompetnya. Dia menyerahkan uang itu lalu turun dari taksi. Dia memilih berlari daripada menunggu. Karena yang ada di pikirannya hanyalah keselamatan Taemin.
Dengan beraninya, Hana berlari di antara kerumunan mobil yang saling mengklakson satu sama lain. Dengan penampilan acak-acakan, Hana terus berlari dengan heels tingginya. Sebagian wajahnya sudah dipenuhi darah begitu juga bajunya, Hana seperti korban kecelakaan yang tidak mendapat pertolongan.
Hana terus berlari, berlari dan menghiraukan rasa sakit akibat luka di kepalanya. Sampai sebuah batu berhasil membuatnya tersungkur. Dan dia menghempas tanah cukup keras. Tapi perjuangan Hana untuk putranya tidak sedangkal itu. Dia bangkit, melepas kedua heels mahalnya dan berlari lagi dengan telanjang kaki.
Itulah pengorbanan seorang Ibu untuk putranya. Dia menghiraukan setiap darah yang mengalir mengotori setiap wajahnya, menghiraukan setiap air mata yang dia keluarkan untuk buah hatinya, menghiraukan setiap keringat perjuangan yang dia keluarkan hanya untuk setetes kehidupan untuk jagoan kecilnya.
Bisa kalian bayangkan? Seorang Ibu, yang rela menderita selama 9 bulan, dia harus menderita pusing, mual, sakit punggung, dan masih banyak lagi. Tapi perjuangan seorang Ibu itu tidak sampai di sana. Dia masih harus bertaruh nyawa untuk melahirkan sebuah nyawa. Rela melepaskan semua yang dia punya hanya untuk sebuah nyawa.
Dan saat buah hatinya tumbuh semakin besar, dia mengajarkan, mengarahkan, dan mendidik agar mereka menjadi berlian untuk orang-orang terdekatnya. Bahkan sang Ibu rela menahan rasa lapar hanya karena dia ingin melihat buah hatinya makan dengan lahap. Menahan rasa sakit karena ingin melihat buah hatinya tersenyum. Mengatakan bahwa ‘ Ibu baik-baik saja ’ saat dirinya sedang terluka.
Dan hari ini, seorang Ibu rela menahan setiap rasa sakit, setiap tetes darah, keringat, dan air mata yang dia korbankan hanya untuk mendapatkan sekantong darah yang bisa menyelamatkan putranya. Dia bukan mencarinya pada Rumah Sakit atau orang lain, tapi dia hanya ingin meminta sekantong darah itu pada suaminya sendiri. Ayah dari bocah malang itu.
Hana mengatur nafasnya saat dia berhasil menginjak pintu masuk perusahaan suaminya. Seluruh karyawan di sana, memandang Hana antara jijik, bingung, dan iba. Mereka memandang Hana seolah Hana adalah zombie yang siap membunuh mereka kapan saja. Tapi Hana tidak perduli, dia hanya butuh suaminya.
“ Di mana Taehyung? ” Tanya Hana pada seorang resepsionis.
“ Nyonya Kim? Anda baik-baik saja? Anda terluka parah. ” Kata wanita itu.
“ Aku baik-baik saja, katakan di mana Taehyung? ” Kata Hana.
“ T... Tuan Kim... ”
“ Katakan! ”
“ Tuan Kim sedang keluar, Nyonya. ” Jawab si wanita sambil menunduk.
“ Dengan Jennie? Kapan dia pergi? ” Tanya Hana lagi.
“ Sekitar 10 menit yang lalu. ” Hana jatuh terduduk, dia menangis.
Tidak ada orang lain yang mau dia tuju, dia hanya butuh darah untuk anaknya. Dia hanya membutuhkan sedikit saja waktu agar dia bisa mencegah Taehyung pergi. Hana mengacak rambutnya frustasi, dia kecewa.
Lalu sekarang apa yang Hana bisa lakukan? Kenapa Taehyung sekejam ini? Bahkan pada darah dagingnya sendiri. Saat Taemin sangat membutuhkannya, kenapa dia malah pergi? Hana seperti mengalami dejavu, di mana saat lagi-lagi Taemin membutuhkan setetes darah Ayahnya tapi Taehyung malah pergi dengan calon istri keduanya. Betapa teganya mereka berdua itu?
Kenapa Taehyung tidak menyalakan ponselnya barang sesikitpun? Kenapa dia tidak berusaha menghubungi atau menemuinya? Apa Hana harus menyerah? Lalu bagaimana nasib Taemin?
“ Hiks.... Please, save my son... ”
°
°
°Hana sampai di Rumah Sakit tempat Taemin di rawat dengan jalan tertatih, kakinya terluka parah tapi dia masih sanggup berjalan. Dia melihat, semua keluarganya sudah berkumpul, kecuali Taehyung tentunya. Dia melihat semua keluarganya meneteskan air mata, hening. Tidak ada yang membuka percakapan, mereka hanya memandang Hana yang berdiri tidak jauh dari mereka.
“ K... Kenapa kalian menangis? D... Di mana Yoonji? ” Tanya Hana.
Tidak ada yang menjawab, Irene mendekati Hana dan memeluknya bersamaan itu terdengar suara isakan dari bibir Irene.
“ Hiks.... Dia bersama Yoongi. ” Jawab Irene.
“ Kenapa kau menangis? Taemin baik-baik saja kan? ” Tanya Hana.
Lagi, Hana mendapat respon yang sama. Mereka masih diam, Hana mendorong tubuh Irene lalu berlari menghampiri kakaknya, membuat cap kaki dengan darah di lantai akibat lukanya yang parah.
“ O... Oppa... Hiks.... Katakan kalau putraku baik-baik saja.... Hiks... Iya kan? ” Hana menatap memohon pada Jungkook.
Jungkook menangkup wajah adiknya, menyeka air mata bercampur darah yang mengotori wajah Hana.
“ Kau harus melepaskannya, sayang. ” Kata Jungkook, menatap Hana sendu.
Hana tersenyum kemudian beralih pada Jihyun, dia menarik kerah kemeja Jihyun.
“ Katakan kalau putraku baik-baik saja! ” Marah Hana.
Jihyun diam sesaat sebelum menggeleng pelan.
“ Dokter bilang, Taemin kehilangan banyak darah. Dan nyawanya tidak tertolong karena tidak berhasil mendapatkan donor darah. ” Jelas Jihyun.
Hana merasa kalau semuanya berhenti berputar sekarang. Kehidupannya berhenti, dia mati bersama dengan putranya yang pergi bahkan tanpa mengatakan apapun. Memorinya tentang, masa-masa kecil Taemin sekarang berputar layaknya sebuah film layar lebar.
Kenangan saat Taemin secara tiba-tiba pulang dan membawa piala, dia bilang dia memenangkan olimpiade matematika. Saat itu, Hana menanyakan hadiah apa yang diminta Taemin. Tapi Taemin bilang, dia hanya ingin pelukan dari Ibunya. Dan Hana tidak menyangka kalau siang tadi adalah senyuman terakhir dan teriakan terakhir Taemin saat memanggil Ibunya.
Tubuh Hana merosot, dia jatuh bersimpuh di lantai. Tangisnya meledak begitu saja, semuanya berakhir. Bukan hanya nyawa Taemin yang hilang tapi nyawa Hana juga. Karena di setiap detak jantung Taemin, Hana hidup di dalamnya. Dan sekarang satu-satunya putranya pergi. Maka Hana juga mati saat itu juga.
Pengorbanan Hana bukan hanya berakhir sia-sia, tapi dia mendapat tamparan keras dari Tuhan. Putranya diambil, bahkan tanpa mengatakan apapun pada Hana. Sekarang, bagaimana Hana bisa hidup sekarang?
“ TAEMIINNN!!!! ”
To Be Continue...
Hai hai... Aku balik lagi, semoga masih suka sama ff ini ya 😢
Yang mau kasih saran, boleh banget. Biar kalian gak bosen, bilang aja apa kekurangan ff ini.
I’ ll do my best 😊
Keep vomment
And thanks a lot for your love guys ❤See ya 😻
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiraeth ; PJM
FanficKarena di balik kehidupannya tersimpan sebuah rahasia besar. Yang mungkin bisa membuat Hana berpisah dari Taehyung, lagi. [Completed] Cover by : khallista