Bajingan Berengsek

868 12 6
                                    

David membelalak tak percaya menatap Luna. Apakah benar tidur yang dimaksud Luna adalah sejenis kata 'tidur' yang akan melepas malam pertamanya atau hanya 'tidur' yang sekedar tidur bersampingan menutup mata dan tak terjadi apa-apa.

"Apa maksud perkataan mu Luna, aku tak mengerti itu begitu ambigu, kau taukan kita hanya berdua disini, jadi tolong jangan memancingku,"
gerutu David tak karuan, ia berucap panjang lebar. Disampingnya, Luna menghiraukan gerutuan panjang dari David, Luna nampak tengah membuka kancing belakang gaun merahnya, David pun berhenti bicara beralih mengamati tiap gerak gerik wanita disampingnya.

"David, jangan suka munafik padaku jika kau suka melihat tubuhku katakan saja," goda Luna seraya menurunkan gaun merahnya yang menyisakan bra dan cd di tubuhnya, David gugup setengah mati baru kali ini ia dapat melihat tubuh seksi Luna secara langsung.

David menggeleng panik dan menjauh dari Luna yang mulai menggodanya, ia tak mau merusak sahabatnya sendiri, "tidak!!! Jangan mendekat Luna, aku bisa saja menerkammu aku tidak mau itu terjadi. Kita ini bersahabat dari kecil tolong jangan merusak persahabatan ini!" David yang semakin panik menggeser tubuhnya ke tepi ranjang bed, berjaga-jaga agar Luna tak berulah.

"Tapi aku ingin. Aku ingin melakukannya David, kau tau sia-sia selama ini aku menjaga tubuhku aku menjaga keperawananku, aku pikir aku akan memberikannya nanti pada Vernon ketika kami sudah menikah. Tapi apa David! Kau lihat Vernon begitu brengsek, dia bajingan, BAJINGAN BRENGSEK!!!"

Wanita berbola mata hazel itu bergeser pelan mendekati David dengan wajah nafsu yang mengendalikan dirinya. Sesaat Luna menangkup kedua pipi David, David hanya diam tak beraksi maupun bereaksi.

"Beritahu aku, sangat menakjubkan bagaimana yang Jesika katakan." Setelah berkata itu, Luna melumat perlahan bibir tipis pink segar milik David. Pertahanan David runtuh, ia tak dapat menahan hasrat yang bergejolak dalam dirinya. David membalas ciuman Luna dan melumatnya habis. Luna adalah ciuman pertamanya dan mungkin ciuman ini akan mengarah pada malam pertamanya.

***

Kicauan burung di pagi hari teramat sangat mengganggu bagi Luna. Wanita berambut gelombang tembaga itu mengerjapkan matanya guna menetralkan penglihatannya yang mengabur. Sesaat ia terperanjat menyadari sesuatu, ia menyibak pelan selimut yang menutupi tubuhnya dan betapa terkejutnya ia ketika melihat keadaannya yang sedang naked tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya.

Dengan panik Luna menghadap belakang, mendapati David yang tertidur polos, sama seperti dirinya David pun tak mengenakan apapun. Luna mendudukkan dirinya di kepala ranjang, sembari menutup tubuh polosnya dengan selimut. Dapat ia rasakan selangkangannya teramat sangat perih seperti ada yang mengganjal. Ia mengingat-ngingat sesuatu mengenai kejadian tadi malam. Luna mengingatnya, ia ingat betul saat David mulai menyentuh setiap inchi tubuh mulusnya tersebut.

'Hiks...Hiks...Hiks'
"Da... David... Apa yang telah kau lakukan padaku?"
Pria itu membuka matanya perlahan, ia terkejut melihat Luna yang menangis, dengan sigap David meraih boxer di bawah bed kemudian mengenakannya dan mendekat ke arah Luna.

"Hei ada apa dengan mu? Kenapa kau menangis?" panik David, ia duduk di tepi bed menghadap sahabatnya itu.

'PLAKKK'
Sebuah tamparan dari Luna melesat mulus ke arah pipi tirus David.

"Kau tanya kenapa aku menangis David, kau tau kau pria biadap, bangsat kau, kenapa kau tega meniduriku hahhh!!! Kau sudah mengahancurkan hidupku. Aku kehilangan Vernon dan kini aku kehilangan hal yang paling berharga dalam hidupku. Kau telah mengambil keperawananku David. AKU BENCI KAU!!! BENCI!!!"
teriak Luna sambil terisak, ia mendorong David yang masih terpaku dalam diam.

David menutup matanya sesaat, ia menghela napas kasar.
"Aku bisa jelaskan Luna. Ini tak seperti yang kau katakan, kau salah paham, aku melakukan ini atas kemauanmu juga!"

"TIDAK MUNGKIN!!! Kau tau aku seorang lulusan serjana, apa mungkin aku akan memberi tubuhku pada pria asing?"

"Apa aku pria asing bagimu Luna?"

"Anggap saja iya. Anggap saja kita tidak pernah saling kenal, aku sudah tak sudih lagi menyebutmu sahabat. Sekarang pergilah dari sini! Tinggalkan aku sendiri!"
Luna mengarahkan telunjuknya ke arah pintu keluar.

David menunduk lesu, ia tau ini akan terjadi, ia beranjak pergi meninggalkan Luna, namun sebelum ia benar-benar keluar, ia masih sempat mendengar suara Luna, "setelah kejadian ini, jangan pernah berharap aku akan menganggap mu ada."

Pria berahang tegas itu menggeleng dan membalikkan badannya.
"Aku bisa jelaskan semuanya Luna. Kemarin kau mabuk, kau hendak diperkosa oleh kekasihmu, Vernon."

Dengan geram Luna melempar bantal disampingnya ke arah David yang berdiri agak jauh darinya.
"Tapi nyatanya kau yang memperkosaku, kau BAJINGAN BRENGSEK!!!"

"Aku tidak memperkosamu, kau yang menggodaku lebih dulu!!!" sentak David dengan keras.

"Lihatlah bajingan satu ini, tega sekali kau menyalahkanku." Luna kembali menangis, membuat David terenyuh, meski David sadar ini bukan sepenuhnya kesalahan dia.

"Baiklah Luna, jangan menangis lagi. Aku akui aku yang bersalah, aku minta maaf, sekali lagi maafkan aku Luna."

"Aarggghhh, pergi kau monster!!!" jerit Luna frustrasi sembari terisak.


Tbc

First Night (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang