Tragedi First Night

1.8K 26 28
                                    

Tiga sekawan itu tengah duduk santai di tepi pantai menikmati hidangan yang tersaji di meja kayu jati bulat berwarna coklat. Acara tersebut di adakan untuk merayakan pernikahan salah satu dari mereka yang telah menikah dua hari yang lalu.

"Bagaimana dengan malam pertamamu, Jesika?" tanya satu-satunya pria dari mereka, membuka dialog.

"Ah, pertanyaan macam apa itu, tak bermutu sama sekali,"
sanggah Jesika malu-malu pada David, sahabatnya.

David merupakan pria bermata hijau yang sukses dalam kariernya, namun belum berpengalaman dalam bercinta, ia lebih baik menyendiri tanpa seorang kekasih yang akan melarangnya bergaul dengan kedua wanita yang sedang berada di hadapannya.

"Mengapa tidak Jesika? kami ini sahabatmu, kau harus menceritakan malam pertamamu dengan Axel, pada kami," ujar Luna memberi pendapat, David mengangguk setuju pada wanita berambut tembaga di depannya, Luna.

"Sangat menakjubkan, cuma itu yang bisa ku jabarkan," imbuh Jesika yang tampak membayangkan sesuatu.

"Kenapa kau tak menceritakannya secara detail, mulai dari kau masuk ke kamar dengannya, kau mulai membuka bajumu atau kalian saling berciuman terlebih dahulu."

Luna menatap sebal pada pria berusia 27 tahun sebayanya itu,
"Kenapa kau jadi sok tau mereka akan melakukan itu, kau saja belum pernah merasakan malam pertamamu, seharusnya kau malu David, sudah mau berkepala tiga tapi belum juga menikah." Luna tersenyum meremehkan begitu juga dengan Jesika yang duduk bersisian dengannya, ia nampak setuju dengan Luna.

"Lalu bagaimana dengan mu, kau saja belum nenikahkan? Belum juga pernah bercintakan? Sudahlah Luna kau itu tidak tau diri malah mengejekku pula,"

"Setidaknya aku sudah memiliki kekasih, David. Itu lebih baik daripada tidak sama sekali sepertimu."
Jesika tertawa kencang mendengar perdebatan singkat antara kedua sahabatnya itu. David mencebik kesal kearah Jesika dan Luna yang sukses membuatnya malu.

"Sudah sudah, jangan saling mengejek, intinya kau menang Luna sebentar lagi kau akan menikah sepertiku, tinggallah David yang masih sendiri."

David menatap bola mata hazel milik Luna dengan tampang muak, "diamlah Luna, berhenti tertawa aku muak dengan tawa hantumu itu, dan kau Jesika dengar ini baik baik ya, aku akan segera memiliki kekasih yang lebih cantik dan seksi dari kalian," tunjuknya pada Luna dan Jesika bergantian.

Jesika mengernyitkan alisnya sembari Menatap wajah tampan di depannya.
"Kapan lebih tepatnya David?"

"Hahaha, kau tau Jesika. Lebih tepatnya nanti di akhir zaman." Luna tertawa lepas meremehkan.

Pria bertubuh kekar itu menghela napas gusar, lalu berkata, "maafkan aku Luna, aku terpaksa mengatakan ini. Aku bersumpah kau tidak akan pernah menikah dengan Vernon."
Wanita berdagu runcing itu berhenti tertawa, kemudian menggeleng panik.
"Sahabat macam apa kau ini, kenapa berkata seprti itu David. Apa kau tidak tau aku sangat mencintai Vernon, sumpahmu itu sampah," ucap Luna dengan nada serius serta suara di tinggikan.

David menghiraukan ucapan sarkas dari wanita berhidung mancung minimalis tersebut.Beralih menyantap makanannya yang sudah hampir setengah, di lain sisi Jesika tampak tengah berpikir sesuatu, ia mengetuk-ngetuk telunjuk di pipinya dengan tatapan kosong di awang awang.
"Ah, aku tau." Wanita dengan tatapan elang itu,menjentikkan ibu jari dan telunjuknya ke udara, seolah baru saja mendapat bohlam di kepalanya setelah berpikir keras.

First Night (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang