2. START

34 4 0
                                    

"L.. L.. Lay??"

---

"HEYZA! Bangun! Tidakkah kau lihat jam berapa sekarang? Cepat bangun!!! hari ini kau ada upacara bukan, nyonya lambat?"

"Ugh.. kau ini apa sih?!" Bentakku karena ada seseorang yang membuyarkan mimpi indahku.
2detik...
3detik...
4detik...
"Wait WHAT?! Oke fix aku telat kak!! AAAHHH..." baru ku sadari kalo tadi itu cuman mimpi. Segera kupercepat derap langkahku ke kamar mandi dan langsung bersiap untuk berangkat. Tak lupa aku mengambil dua lembar roti dengan selai cokelat yang diberikan Kak Heylee. Aku sudah di mobil, seperti biasa aku selalu tertidur di perjalanan.


"Non sudah sampai di sekolah nih. Itu sudah terlambat jadi gimana?" Sahut Pak Tano sembari menggoyangkan tubuhku agar aku segera bangun.

Tanpa babibu langsung ku ambil tas ransel navyku dan aku langsung berlari menasuki pintu gerbang. Dan benar saja aku terlambat, sangat terlambat. Aku langsung tersadar bahwa ada Putri, sahabatku di barisan terlambat.
"Wahh... ternyata kau juga terlambat ya.. hahaha kukira kau sudah barus rapi didepan sana." Sapa Putri bersamaan saat aku baru memasuki barisan.
Disaat upacara, aku membiarkan Putri berceloteh seorang diri. Aku mulai sadar, hal yang telah terjadi padaku sekarang ini sama seperti mimpiku. Tapi, apakah benar ada Lay di sekolah kita? Aahh... membayangkannya saja sudah membuatku ingin pingsan.

Seperti yang kubilang, hari ini adalah hari yang sama persis seperti mimpiku tadi. Semua siswa bersorak histeris di depan sana. Aku pun bertanya kepada salah satu pengawas upacara, dan JAWABANNYA SAMA. Ada Idol luar yang sedang melakukan syuting variety show di sekolah kita untuk waktu seminggu kedepan. Dengan semangat aku menarik Putri kedepan dan berharap bahwa benar benar ada Lay di depan sana.

Namun, mimpiku tetaplah menjadi mimpi. Yang datang ke sekolah kita bukan Lay, ataupun idol luar negeri. Melainkan idol yang berasal dari luar kota. Ia dikenal karena ia sering mengcover lagu orang lain dengan suara merdunya.

Walaupun tidak mungkin Lay ke sekolah ini, namun aku masih terngiang-ngiang oleh mimpiku tadi pagi.

Aish... mimpiku terasa sangat nyata... bahkan aku bisa merasakan tangan kekar Lay yang menggenggam lembut tangan kecilku saat aku memanggil namanya.

Akhirnya waktu yang kita nantikan untuk hari ini datang juga. Yup, waktu pulang sekolah. Siapa sih yang ga suka pulang dari tempat ini? Seperti biasa, aku dijemput Pak Tano yang selalu siap menungguku.
"Mau kemana non? Pulang atau mampir?" Tanya Pak Tano.

Saat ini pingin sekali rasanya pergi ke butik langgananku. Entah kenapa aku memiliki firasat untuk kesana.

"Ke butik yang biasanya dulu deh pak, baru pulang. Oke?" Jawabku sembari melepas sepatu sekolahku dan menghantinya dengan sandal kesukaanku.

Boutiqe lamert quoswevj

Itulah tulisan yang terpampang jelas dan besar di atas butik langgananku. Aku mulai membuka pintu Dengan langkah perlahan namun pasti. Seketika, langkah ku terhenti saat mataku tertuju pada lelaki bertubuh tinggi, besar, dan kekar. Aku rasa mereka adalah bodyguard. Memangnya ada siapa?.

"Mbak, ini ada apa ? Kok ada cowok cowok kaya gitu?" Bisik ku ke Mbak Lita --pegawai butik ini--

"Aah.. itu ada artis disini. Ganteng lagi neng, dari korea kalo gasalah. Katanya sih mau ada secret project mangkannya butik nya garame kan? Soalnya gaada yang tau kalo si bang artis ini lagi di Indo." Bisik balik Mba Lita.

"HA?! SUMPAH? Sapa sapa??" Balas gue dengan antusias yang langsung dapat cubitan di pinggang oleh Mba Lita. Aku bisa melihat semua pandangan sekarang tertuju padaku namun hanya sebentar. Karena,  gorden fitting room sudah terbuka.
Dengan rasa penasaranku yang sangat tinggi. Ku bulatkan tekad dan niat ku untuk melihat siapa si 'abang artis' ini.

.
.
What?? Apakah ini mimpi lagi? Tuhan tolong jadikan ini kenyataan. Aku mohon padamu, jika ini mimpi maka jangan bangunkan aku tuhan.

Mereka yang sadar bahwa aku  sekarang sedang berkutat pada pikiran ku sendiri. Malah aku yang tak sadar jika tubuhku radanya ingin sekali merosot kebawah.

"Heyza, kau tidak apa apa? Kenalkan nama ku Lay. Jika kau mengenalku tolong jangan foto dan jangan katakan ini pada siapapun jika aku sedang di sini. Aku mohon padamu, Heyza." Ucap Lay sembari menahan punggungku dengan cepat saat ia tahu aku akan terjatuh.

Bagaimana ia tahu namaku? Yatuhan mengapa kau berikan aku mimpi yang mematikan ini tuhan... ingin sekali rasanya aku kejang kejang disini.

"B.. bi.. bisakah kau cubit aku?" Ucapku terbata-bata pada lay dengan menatap lurus matanya. Posisi kita masih sama dan tidak ada yang bergerak. Aku tidak tau seberapa merah pipiku sekarang. Yang aku tahu banyak butiran air yang menggumpal di kelopak mataku.

"Hah? Maksudmu apa? Dan mengapa engkau menangis?" -lay
"Aku hanya ingin memastikan bahwa ini hanyalah sebuah mimpi. Aku tidak inhin tersiksa dengan khayalan dan mimpi yang sangat indah ini." Ucapku terisak sembari memeluk dada bidang Zhang Yixing.

Deg..!
Dia membalas pelukanku. Dan aku bisa merasakan tangannya yang menepuk punggungku dengan pelan.
Tuhan apakah ini mimpi atau bukan?? Aku sangat sangat ingin ini menjadi hal yang nyata saja.

.
.
.
.
.

"Aku, kau, butik ini, dan semua orang yang ada disini nyata. Ini semua bukan mimpi, Heyza."

DREAM? -zyxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang