"Aku, kau, butik ini, dan semua orang yang ada disini nyata. Ini semua bukan mimpi, Heyza."--
Sekali lagi, suara bariton khas Lay ini terdengar sangat jelas di telinga kanan ku. Aku belum punya keberanian untuk membuka mataku. Aku takut jika saat ini aku hanya sedang memeluk gulingku dan menangis. Aku takut, jika yang kupeluk ini bukan Lay saat aku terbangun.
Aku bisa merasakan dua telapak tangan yang sedang menangkup wajahku. Aku masih belum berani membuka mataku.
"Heyza, dengarkan aku. Bukalah matamu. Dan lihat siapa yang didepanmu saat ini." -
Aku hanya menggelengkan kepalaku sebagai tanda penolakan dan tetap menyatukan jari jariku di belakang punggung seaeorang yang kuanggap Lay ini.
1..
2..
3..
Kali ini tidak hanya tangan yang ku rasakan di pipiku. Aku bisa merasakan benda lembut yang menyentuh pipiku. Tidak mungkin kak Heylee menciumku saat ini ataukah ini memang nyata?
.Dengan setengah keyakinan yang kumiliki, aku membuka kedua mataku petlahan-lahan. Dan benar saja, aku melihat tengkuk Lay didepan mataku, dan aku yakin wajahnya sekarang ada di pipiku setelah mencium pipiku tadi. Ia mulai mendekatkan bibirnya ke telinga ku. Itu membuatku geli dan tertunduk menangis. Karena aku takut hal indah ini hanyalah sebuah mimpi.
"Aku Zhang Yixing, Lay. Aku tidak berbohong padamu Heyza. Jika kau tidak percaya aku bisa membuktikannya." Bisik Lay tepat di telingaku. Dia pun menjauhkan wajahnya dan mulai memfokuskan pandangannya di telepon genggam miliknya.ZHANG YIXING nama itu terrengar sangat gamiliar olehku. Aku merasakan darahku berdesir kencang saat ia membisikkan namanya, Zhang Yixing.
Di saat yang bersamaan dering teleponku berbunyi, menunjukan nomor yang sama sekali aku belum mengenalnya. Aku menatap layar handphone ku dengan bingung. Hingga,
"Tidak perlu takut, itu nomorku kau bisa menghubungi ku jika kau masih ragu padaku, Heyza. Satu hal lagi, aku memberimu nomor ku karena aku memercayaimu Heyza." Ucap Lay dengan sangat lembut sembari memainkan helai rambutku dan menatapku demgan lembut.
"Tapi, jika ini bukan mimpi mengapa kau bisa tahu namaku dan kau melakukan hal-hal yang tidak mungkin kau lakukan padaku? Ini sangat membuatku tersiksa Lay. Mengapa? MENGAPA AKU HARUS MENGHADAPI MIMPI YANG SANGAT IND.." ucapanku terpotong disaat Lay membungkam bibirku dengan bibirnya."Aku mengenalmu sejak lama. Dan selama itu aku membohongi perasaanku sendiri, bahwa aku menyayangimu. Jadi kau percayalah padaku. "
Bisiknya yang langsung merebut handphoneku. Dia masih terfokus dengan handphone ku. Sedangkan aku hanya terpaku melihat nya.
"Aku harus pergi, aku menamai nomirku dengan ZL di kontakmu. Jangan lupa hubungi aku, umm... dan Lihatlah notifikasi instagram mu." Ucap yixing dengan suara yang semakin mengecil karena ia sudah berjalan jauh.Aku masih terpaku di butik dengan tatapan kosong. Dengan langkah gontai Pak Tano membantuku memasuki mobil.
KRING...! KRING...!
Deg! Apakah benar itu hanyalah mimpi? Aku belum membuka mataku saat mendengar alarmku berbunyi. Namun sudah kupastikan bantal putih ku ini sudah basah karena air mata ku.
"Heyza bangun! Ayo bersiap siap agar kau tidak terlambat." Aku tahu jelas bahwa ini suara Kak Heylee. Tangis ku semakin menjadi jadi.
"Hey... ada apa? Buka matamu, kenapa kau tidak mau mebuka matamu ha? Ada apa?? Kau tertidyr sangat lama. Bahkan pulang sekolah kau digendong kemari oleh Pak Tano dari mobil." -Kak Heylee.Segera kubuka mataku dan kucari nomor telepon di hpku dengan nama 'ZL'.Namun jika itu bukan mimpi. Belum lama aku mencari nomor Lay, tanganku sudah bergetar tak karuan.
"Kak tolong carikan kontak ZL tolong. Aku gak kuat buat lihat." Sahut gue dengan mata berkaca kaca."Ini ZL. Siapa dia? Ku telpon dia ya?" Kak Heyza menanyaiku dengan dahi berkerut. Aku masih takut jika itu bukan Lay.
"Yeoboseyo? " suara dari telepon. Aku menganal suara ini. Sangat sangat mengenal suara bariton ini.
"Lay?" Ucap ku sembari bergetar untuk memastikan apakah ini benar Lay.
"Ada apa Heyza? Kenapa menelepon ku saat ini? Apa kai tidak sekolah?"Jawab Lay dengan suara bariton nya.
"Aku sudah bilang padamu. Kau tidak bermimpi, ini adalah aku. Lay. Jika kau masih ragu akan kubuktikan saat kau sekolah. Sudah dulu aku harus berangkat untuk ke lokasi pemotretan. See you." Balas Lay dengan panjang lebar yang masib membuatku tidak percaya."Heyza! Apakah itu Lay yang kau idolakan? Atau temanmu bernama Lay? Tapi mengapa kau begitu kaget? Tanya Kak Heylee sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
"Kakak juga mendengar suara dari telepon ini kan ? Bukan hanya aku yang mendengarnya kan? Kak cubit aku sekarang atau tampar atau apapun yang membuatku sadar!!! Ppali!!" Balasku dengan tolehan pelan dan tak lupa disertai air mata yang mulai memudar.
Aku masih belum yakin. Aku baru ingat jika Lay kamarin berkata untuk memeriksa notofikasi instagram ku.
Jari jari lentikku langsung menari diatas layar handphone ku dan membuka aplikasi instagram.Zyxzjs started following you.
17 hours ago.Bruk!
"Aww! Sakit kak! Apakah ini nyata? Benarkan kak?" Sahutku semangat dan langsung berdiri tegak memghampiri Kak Heylee. Sekarang giliranku untuk menarik Kak Heylee dari kasurku.
"Ya! Heyza! Kau sudah gila?! Ini sakit tau! Sudah cepat sekolahlah! Dan ini bukan mimpi! Kau hidup di dunia nyata. Kalau tadi yang menelepon itu Lay idolamu, mungkin saja ada mukjizat dari tuhan. Sudah cepatlah menimba ilmu agar kau diberikan mukjizat yang lebih melimpah lagi dan degera lulus!" Jawab Kak Heylee panjang x lebar x tinggi sembari menutup pintu kamarku.
Jadi aku tidak bermimpi?
Batinku bahagia dan segera kulangkahkan kakiku dengan semangat ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAM? -zyx
FanfictionSemua berawal dari mimpi gue yang asal-asalan. Mimpi yang bisa buat gue nangis, bahagia, dan terluka sangat hebat. Penyebab dari rasa sakit yang gue alami ini cuma satu hal, khayalan gue tentang LAY. Ataukah ini nyata?