Suasana kelas pagi begitu ramai, entahlah pagi-pagi menjelang bel pertama di bunyikan biasanya murid-murid akan bersemangat, terlihat dari beberapa kelompok perempuan yang tengah bergosip ria di sudut-sudut kelas, dan beberapa kelompok lelaki yang sedang tertawa ria membahas game yang sedang membludak trend akhir akhir ini.
Aku yang kurang suka dengan membuang waktu, hanya bisa berdiam duduk di tempat menunggu Oliv teman sebangku ku datang, kadang juga bila bosan aku akan membaca buku-buku ataupun novel yang sengaja ku bawa, dan sering juga Arka menemani ku mengobrol berdua sebelum Oliv datang mengomel mengusir Arka dari tempat duduk nya, aku merasa senang Arka selalu sekelas dengan ku setidaknya dia selalu ada di setiap detikku.
Arka baru saja menyimpan tas nya, dia terlihat menyapa teman laki-laki lainnya dan bergabung lalu seorang teman memberikan celetukan rumor dan membuat sekelompok pria itu tertawa terbahak-bahak, aku melihat Arka tertawa lepas, aku bahagia hanya karena melihatnya, sesekali dalam tawanya Arka melirik ke arahku mungkin memastikan aku sudah berangkat, dia tersenyum, dan meninggalkan tempat nya tadi dia berjalan ke arah meja ku.
"Kamu sendiri aja? Gabung sama teman yang di belakang kaya nya seru juga"
Aku menggeleng pelan dan tersenyum
"Engga Arka aku di sini aja" Aku menolak denga tidak memberikan alasan jika aku tidak ingin menggosipkan seseorang dan tidak ingin menertawakan kekurangan orang lain yang biasanya di lakukan sekelompok teman perempuan ku itu, aku tidak bisa
"Kamu lagi baca apa?" semangat Arka lalu melihat ke buku yang sedang ku baca
"Pelajaran yang kemarin" jawabku
"Belajar yang rajin ya supaya jadi istri yang pintar kelak nanti" Arka tertawa puas kepadaku
"Kamu juga harus pintar sayang" jawabku malu
"Aku seneng aku seneng, kamu pagi-pagi sebut aku sayang" Arka mengancak rambut ku
"Arka jangan ngerusakin rambut aku juga kali" Aku memukul bahu kanannya
"Permisi pemilik tetap bangku ini telah datang" Olivia sudah datang dengan menyuruh lembut Arka supaya beranjak dari tempat duduknya
"Singgasana milik singa sudah kedatangan pemiliknya, jadi pengeran Arka pamit pada Ratu Sena untuk Pengeran Arka kembali ke tempatnya" kata Arka lalu dia mencubit pipiku
"Arka nyebelin!" kataku meneriaki pelarian Arka
Oliv menggeleng-gelengkan kepalanya lalu duduk di tempat nya
"Kamu engga bosen sama dia Sen?" tanya Oliv tiba-tiba
"Sama Arka maksud nya liv?"
"Iya"
"Engga ada yang di bosenin dari dia liv, setiap hari aku tambah seneng sama dia, dia selalu bisa menghadapi apapun liv" Tidak sadar senyum ku terukir di sana
Oliv tersenyum mengangguk
"Oh ya kamu sama Andra gimana?" tanya ku
"Ya seperti yang kamu tahu sen, aku tidak pernah bisa mencintainya" jawab Oliv seraya mengeluarkan buku dari tas nya
"Belajarlah menerima nya Oliv, setelah itu kamu akan tau rasanya memperjuangkan"
"Akan aku coba, setelah aku bisa melepas cintaku Sen" Oliv tersenyum padaku aku pun membalas senyum nya.
o0o
"Sena"
Aku menoleh ke arah pria yang memanggilku, tidak asing lagi wajahnya di mataku
Andra.
Teman ku dan juga Arka, hanya saja kami berbeda kelas, singkat cerita dia adalah pria yang telah mencintai Oliv namun tak kunjung mendapat balasan oleh Oliv, aku sering tidak enak padanya karena Andra selalu meminta bantuanku untuk bisa mendapatkan Oliv, tapi aku tidak bisa memaksakan kehendak Oliv sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Senada
Teen FictionSemua cerita yang indah tidak akan berakhir indah bukan? Semua cerita tanpa konflik tidak akan berakhir tanpa konflik bukan? Dan semua kisah yang bahagia tidak akan selama nya berakhir bahagia juga bukan? *** 'kepada Arka yang pernah berjalan lama...