Bagian 3

31 10 0
                                    

"Kak Kenapa sih engga putus aja sama kak Sena?, kak Sena juga kenapa engga putus sama ka Arka lagian bosen kali udah lama pacaran masih aja bahagia" adik adik kelas itu berbicara asal padaku tepat nya pada aku dan Arka saat melewati koridor sekolah, dia membuntuti ku dan Arka di belakang

"Kak Arka jawab kek, aku kan cantik kak lebih dari kak Sena malah" Dia terus merengek pada Arka tentang perasaanya

"Iya kak aku juga bakal tulus kok mencintai kakak apa adanya" Satu lagi adik kelas yang mengungkapkan perasaannya pada Arka di depan ku

Arka makin memperkuat pegangan nya padaku, aku tau dia sedang memberi ku kekuatan untuk menghadapi itu, aku mengerti untuk ini.

"Kak kasih respon dong, atau engga aku akan ngelakuin apapun untuk menyakiti kak Sena" ancam adik kelas yang bernama Jessica yang ku tau itu pada Arka namun merujuk kepadaku

Arka melepas genggamanya dengan amarah yang terlihat Arka membalikkan badannya menghadap kepada Jessica dan dua temannya itu

"Kalian boleh mencintai saya sebesar apapun itu, tapi maaf saya tidak mempunyai cinta yang sama pada kalian, tolong jangan pernah macam-macam dengan saya, dengan secara tidak langsung kalian merencanakan kejahatan" ucap Arka begitu tegas, aku takut melihatnya

"Arka udah mereka cuma bercanda" Aku menarik lengan Arka mencoba menghentikan nya

"Dia lagi engga bercanda Sena" Arka menyentakku

"Arka dia bercanda" bentakku tak kalah kuat pada Arka

"Ok fine mereka bercanda, aku tidak akan membantu mu Sena jika mereka melakukan apa-apa pada mu"

Arka meninggalkan ku setelah mengatakan itu, kata-kata itu membuat hati ku terasa tersayat-sayat, aku baru melihatnya semarah ini.

"Maaf saya duluan" ucap ku pada ketiga adik kelas itu

Aku mencoba menahan tangis ku diantara keramaian yang sudah tercipta barusan karena ulah Jessica dan kedua temannya lebih tepatnya aku dan juga Arka terlibat.

"Sena, tunggu aku" Oliv berlari kecil ke arahku

"Hai" Aku mencoba tersenyum menyembunyikan semua yang telah terjadi

"Rame banget ya ada apa?"

"Tadi katanya ada yang berantem liv"

Oliv hanya mengangguk dan menyejajarkan langkahan kakinya dengan ku

Langkahan kami berhenti saat aku terdiam sebentar di ambang pintu kelas, aku hanya takut pada Arka, aku tidak bisa berikir keadaan Arka sekarang.

"Sen kenapa berhenti?" Oliv membuyarkan ku

"Eh engga, ayo masuk" Aku mendahului Oliv sebelum dia berkata kembali

Ku lirikan mataku ke arah Arka, ternyata dia sedang memainkan ponsel nya, sadar dengan kehadiranku Arka melihat ku sekilas lalu memalingkan lagi pandangannya kepada ponsel yang ia genggam.

Sakit'

Mungkin aku yang salah di sini, Arka mengkhawatirkanku, entah kenapa aku berfikir itu berlebihan.

Dream SenadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang