eight

24 10 0
                                    


Lagi-lagi, si 'secret admirer' kamu tau bagaimana perasaan kamu saat ini. Ck, benar-benar cenayang. Membuat kamu takut saja.

 Seperti biasa, kamu mencoba untuk tidak peduli. 

Tapi ya, tetap saja. Kamu tidak bisa untuk tidak peduli. Kamu lelah dengan situasi seperti ini. Rasanya, semua surat-surat ini adalah omong kosong. Hanya tulisan semata. 

Buktinya apa?, Banyak. Dari mulai si pengirim surat yang tidak pernah mau menunjukan muka nya dihadapan kamu, dan si pengirim surat pun tidak pernah mau memberikan sebuah clue kepada kamu. 

Kamu benar-benar capek. 

Dan ya, bell istirahat sebentar lagi akan habis. Lagi-lagi, kamu tidak bisa menikmati jadwal istirahatmu hanya gara-gara surat yang misterius itu.

Sekarang, kamu lapar. 

Kamu ingin pergi ke kantin, tapi bell istirahat beberapa detik lagi akan dibunyikan. Akhirnya, kamu memilih untuk membawa buku yang ada diloker kamu, lalu segera pergi ke kelas.

Tapi ada yang aneh di loker kamu.

Ada sebuah plastik hitam yang didalamnya berisi makanan-makanan ringan dan minuman dingin. Kamu heran, 
"Makanan dari siapa?"

Tapi karena kamu lapar, kamu tak terlalu memperdulikannya. Kamu mengambil bukumu, lalu mengambil beberapa makanan ringan dan sebuah minuman.

Persetan dengan hukuman, kamu sekarang lapar.



Saat kamu keluar dari lorong, kamu melihat Cowok yang kemarin-kemarin kamu lihat (yang membuat hati kamu sakit padahal kamu nggak kenal Cowok itu) sedang mengobrol bersama Cewek. Ralat, lagi-lagi Cowok itu sedang mengobrol dengan Cewek.

Kamu lagi-lagi merasakan yang namanya sakit hati. 
"Nyebelin banget ini hati. Ngapain coba sakit hati sama orang yang sama sekali gue nggak kenal!?" dumel kamu.

Kamu melewati kedua orang itu dengan mood yang jelek. Si Cowok itu, lagi-lagi memperhatikanmu.

Dan ya, lagi-lagi kamu selalu tidak pernah memperhatikan hal itu.


Didalam hati kamu yang paling dalam, kamu berpikir keras saat melewati si Cowok itu.

"Menurut lo, gue ini apa sih!? Gue itu cuma permainan ya buat, lo!? Nyebelin banget." 

Tak tahu kenapa alasannya, kamu tiba-tiba berbicara seperti itu saat sesudah melewati si Cowok itu.

Kamu jadi malu sendiri. Kamu langsung buru-buru ke kelas.

Tapi sebelum itu, sebuah kertas menyentuh sepatu kamu. Kamu menengok ke sana-sini, mencari siapa yang melemparkan kertas ini. Tapi ya nihil. Tidak ada siapa-siapa.

Karena kamu penasaran, kamu akhirnya membaca surat itu. Di tengah koridor yang mulai sepi.

Lagi-lagi, persetan dengan hukuman. Saat ini kamu benar-benar penasaran apa isi surat itu.

Dan isinya....

• shinè •  » pentagonWhere stories live. Discover now