W(10)RKING

70 7 0
                                    


"Oiy, liat pake mata dong!" (Cakep² tapi rabun) keluh seseorang yang tak sengaja tertabrak olehku.

"Ni gue pake mata! Lu yang kagak ada mata. Coba lu liat gue bawa banyak barang ni sampe numpuk kayak gunung!" Jawabku dengan nada keras.

Ih sebel baru 5 hari kerja sampingan udah di suruh ini itu coba sama seniorku. Walaupun begitu Mereka menyayangiku saat pertama kali bekerja.

"Wah imutnya... Kamu asli mana sih?"

"Tinggimu segini? Hahaha... Sedadaku coy!" Meletakkan tangan besarnya di atas kepalaku.

"Kamu ngerti bahasa kita kan? Apa kita perlu pake bahasa inggris nih?" Menanyakan satu sama lain dengan ekspresi kebingungan. Padahal aku memang berniat untuk belajar bahasa Korea sebagai bahasa sampingan doang. Sebenarnya ini kafe di Indonesia yang bernuansa korea, orang-orang asli Korea, eh aku pilih kerja sama orang Korea.

"Navy-ah kamu sudah bawa barangnya kan? Maaf terlalu banyak ya?" salah satu pegawai senior yang menghampiriku meminta maaf.

"Benar sekali, mungkin terlalu berat dan banyak. Sampai aku tidak bisa melihat wajahmu." Tawa senior lain dengan senyum yang merekah.

"Sini aku bantu" ucap senior yang membenarkan kacamata bulatnya itu

"I.. Iy.. Ya pak, eh kak" lidahku terbelit saat gugup.


Oh ya... aku belum kasih tau siapa nama seniorku satu persatu, Ini kak Kim Yong sun dia suka di panggil kak Solar tapi bukan bahan bakar minyak! Dia ini termasuk orang yang selalu ada untukku saat aku kesulitan dan bila waktu senggang tak ada henti-hentinya mencubit pipiku (kau jahat kak, pipiku bukan mochi)

Ini kak Park Jimin bisa di panggil Jimin. Selalu gembira dan tak pernah sedih saat tertimpa tangga *edited tertimpa paralon (nggak ada tangga kayu di cafe, jadi adanya paralon)

Yang ini kakak terfavo dech~ kak Choi Seung Cheol biasa di panggil "kak Sekop atau S. Coups" wkwkwk... Seeeppp dah cakep dengan kacamat bulatnya, sifat baiknya luar biasah... Kalo salah satu dari kita kesulitan maka ia segera membantu" (Ah~ manisnya kak Sekop)

Satu persatu barang di turunkan dan di pasang untuk menghias sudut kafe yang kosong. Well, sebenarnya mereka cukup baik di bidang seni saat mendekor separuh isi kafe dengan semua inspirasi mereka.
"Nav, kok bengong? Ayo kerja kerja kerja" seru kak Jimin saat meletakkan salah satu furniture di dekat meja nomor 2.







TING...




Suara bel pertama pintu kafe. Tampak seorang lelaki berbadan besar dengan penampilan yang bisa di bilang "WAAHH!" Saat ia masuk kedalam kafe dengan di temani sahabatnya mungkin?

"Maaf kami belum..." suaraku terputus

"Ha elu cewek buta tadi kan?!" Jari telunjuknya mengarah ke dahiku

"(Mata lu yang buta! Cakep² sedeng otaknya)" gumamku dengan mata melotot kearahnya.
Salah satu temannya memghampiri kami "Hoon, lu kenal ama ni cewek?" (Maafkan dia ya, kelakuannya emang kasar) ucapnya pelan.

Gue bingung kenapa di sebagian cerita mesti yang cakep-cakep malah di buat sedeng.

Gua: (author mah gitu kagak kreatif sukanya niru²)

Auth: (Lu mau gua apus ya? ngomel terus kapan selesainya ni cerita)

Gua: (Galak amat! Nyeremin)

Auth: (DIEEM!!)



Oke lanjut ceritanya~

Lalu dia mendekati ku "ughh terlalu deket" pikirku. Semakin lama ia mendekati wajahnya di depan wajahku. Aku terlalu gugup sampai mendorongnya jatuh ke bawah.

Brothers ScenarioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang