Saranghae (YulSic)

1.2K 75 1
                                    

“Jadi disini ya alamatnya”

Mataku berpindah dari kertas yang kupegang ke apartemen di hadapanku.
Aku Kwon Yuri. Kedua orang tuaku baru saja memenangkan hadiah liburan gratis selama sebulan di Paris. Karena tidak tega meninggalkanku sendiri, aku dititipkan pada kenalan mereka.

Huh dasar, kalau tidak tega mestinya mereka tidak meninggalkan anak perempuannya sendirian dong!
Aku menekan bel pintu.

Ting tong

Lalu aku menunggunya dengan dada sedikit berdebar.

Lima menit kemudian. Pintu belum juga terbuka. Padahal aku sudah menekan bel tiga kali.

Lama…

Jangan-jangan mereka sedang tidak ada? Tapi tidak mungkin. Aku kan sudah memberitahu kalau aku akan datang hari ini

Tiba-tiba pintu terbuka. Dan seorang gadis muncul diambang pintu.

“Ya?”

Sesaat jantungku berdenyut lebih cepat ketika bertemu pandang dengannya.
Jessica Jung, aku pernah bertemu dengannya beberapa kali waktu kecil.

Aku terpana menatapnya. Dia jadi jauh lebih cantik dibanding dulu. Apa dia benar Sica yang waktu itu?

“Em… aku…”

“Aku tahu, Kwon Yuri kan? Masuklah”

Dia menyingkir untuk mempersilakan aku masuk ke dalam.

Suaranya terdengar lelah dan matanya setengah terpejam.

“Aku mengganggu ya?” tanyaku tidak enak hati.

“Aku memang sedang istirahat”

“Maaf …”

“Nggak apa-apa”

Aku berjalan masuk. Memandangi sekeliling. Rasanya sepi, tidak ada siapa-siapa selain kami berdua.

“Orangtuamu dimana?”

“Kau tidak tahu? mereka bilang kalau mereka sedang jalan-jalan ke luar negeri selama sebulan” jawabnya sambil mengunci pintu.

“Apa?!”

Aku terkejut. Sama sekali tidak menyangka kalau orangtua Sica juga sedang pergi.

“Orantuaku bilang kalau nanti kamu akan datang untuk tinggal disini”
Sica mengambil sebuah majalah dan duduk di sofa.
Dia sama sekali tidak mengacuhkanku atau memperhatikan seperti apa tampangku sekarang.
Itu artinya mereka sudah tahu tapi tetap menitipkanku di rumahnya?

“…………………”

Sica memang seorang yeoja, jadi aku tidak perlu khawatir, hanya saja aku sedikit gugup berada di dekatnya. Sica terlihat dingin, beda dengan Sica yang dulu. Rasanya untuk mengobrol saja agak sungkan.

Dia membalikkan majalah, sama sekali tidak mencari topik untuk mengajakku mengobrol.

“Sica…”

“Apa?” dia bertanya tanpa memandang ke arahku.

“Kamarku dimana?”

“Oh”

Seperti baru mengerti. Dia bangun dari tempatnya duduk dan berjalan tanpa mengajakku. Aku mengikutinya.
Sica membuka sebuah kamar dan menyalakan lampunya.

Aku memandang sekeliling ruangan. Benar-benar rapi ya?
Sekarang aku malah takut kehadiranku membuat kamar ini jadi berantakan.

“Mulai sekarang, tiap hari kita gantian masak. Hari ini aku besok kamu”
Aku mengangguk.

Snsd (One Shoot)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang