part 5

13 2 0
                                    

Aldo tersenyum dan menyalamin lea dan rani dengan sedkit gugup, dia sangat gugup saat bicara dengan lea, dia berpikir lea adalah gadis yang sangat manis, rani dia takut,cantik tapi galak, itu pikirnya

*



Disisi lain tempat acasha banyak terpakir mobil pribadi yang bisa dibilang cukup mewah dan mahal

Acasha sendiri hanya berdiri menunggu gavin yang belum datang, dia uda tanya sama temannya gavin, tapi mereka hanya berkata 'sebentar lagi tiba ' , dia kan jadi bete, kalau gavin ngaa ikut dia ngaa mau pergi, titik ngaa pake koma pokonya

Sebuah mobil putih tiba, dengan senang acasha menghampirinya, karena dia tahu itu mobil gavin

" gavin.... " ucapnya senang dan menyapa gavin

Yang di sapa hanya ternyum dan membantu laura keluar dari mobil, laura yang melihat acasha dan tersenyum, yang disenyumin hanya cuek dan terus berjalan masuk ke dalam mobil gavin

" gavin...ikut di mobil ini ya " pintanya memelas , dengan wajah bak anak kucing yang minta di pungut dari jalan

Gavin hanya diam dan menghampirinya " kamu kan bawa mobil sha " guman gavin heran, dia kan bawa mobil, tapi kenapa naik mobilnya

" mobil a a..aku mogok ..iya kan pak " ucapnya gugup dan melihat supirnya dengan tatapan tajam yang menurut supirnya itu ngaa ada tajam2nya

Supir hanya cengo, perasaan mobilnya sehat wal'afiat deh,
" iya non " gumanya pelan

Gavin hanya menghela nafas dalam, dia tau bahwa majikan dan supirnya itu sedang berbohong, apalagi acasha, dia tau betul bagaimana jika dia berbohong

" ok " ucapnya datar dan menyentil kening acasha yang langsung memerah

" makasih gavin, kamu baik banget " ucap antusias acasha dengan dahinya yang uda merah, dan ngaa lupa tampang yang dibuat sok polos

*

Ditengah perjalanan acasha mendadak sakit perut, dan membuat gavin, laura dan supir pusing

" perutku sakit banget " ucapnya dengan nada lemas

Laura sudah memberi obat dan memberikan minyak angin kepadanya, tapi acasha masih merasa sakit...

*



Di tempat lain di dalam bus yang di naiki lea dan rani berjalan dengan damai, sesekali rani menawarkan minuman buat lea yang uda mabuk perjalanan, jadi selama perjalanan lea hanya duduk diam dan memilih untuk tidur supaya mualnya hilang

" lea ini obat mual " tawar rani, lea hanya diam dan mengambil obat itu, lea sendiri uda tau jika dirinya ngaa sanggup naik mobil terlalu lama, tapi dia tetap ikut karena ini kegiatan yang sangat penting dan hanya sekali seumur hidupnya

Azzam datang mendekati rani dan lea, mereka satu bus, azzam dan aldo sendiri duduk di bangku paling belakang, karena samua cowo di bus itu lebih memilih duduk dibelakang

" lea kulihat sepertinya kau sedikit pucat " ucap pelan azzam yang melihat kondisi lea yang lemas banget

Lea hanya senyum dan membetulkan duduknya
" ngaa pa2 kok, sebenarnya aku sedikit mual jika naik mobil " ucapnya dan sedikit terkekeh

Azzam hanya tersenyum kembali berjalan kebelakang dan kembali dan memberikan lea makanan yang berada di rantang, dia itu bawa bekal sendiri, kata ayahnya daripada makan diluar mending membawa bekal

" makan nasi aja, kalau kita makan rasa mual akan hilang " gumanya dan membuka rantang yang berisi nasi dan juga ayam goreng

Lea tersenyum, " ngaa usah repot2 lagi zam, sebenarnya aku juga bawa rantang juga hehe" ucapnya sambil terkekeh, dia ngaa nyangka ada juga yang bawa bekal seperti dia, apalagi pake rantang

" benarkah..bagus dong, nanti sampai disana kita makan bareng aja, aldo dan rani juga ikut, pasti seru " ucap azzam antusias dan lea mengiyakan

" boleh juga sih " guman rani pelan


Azzam kembali ke tempat duduknya setelah berpamitan dengan lea dan rani

" azzam pemuda yang baik ya " guman lea

Rani melihat lea " iya baik, tapi sama noraknya kaya kamu " ucapnya santai

Lea mengkerutkan dahinya " norak "???

" iya norak...ngapain bawa rantang, kan bisa dibungkus atau pake tempat bekal yang kecil " ucap rani pelan

" supaya lebih banyak lauknya " jawabnya dengan alis yang naik turun

Rani hanya diam dan memilih untuk melihat keluar jendela, lea sendiri tersenyum dan melirik kebelakang, azzam sendiri lagi berbicara dengan aldo dan teman2nya, sesekali azzam juga melirik bangku lea dan tersenyum

*

love herTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang