"Maaf? Kenapa?" Tanya Kak Xiumin, aku menggeleng pelan. Aku sangat merasa dadaku sesak, ada apa denganku. Aku memukul dadaku beberapa kali agar sesak itu hilang tetapi rasa sesak itu masih ada. Seperti bukan sesak yang bermula dari perasaan bersalah kepada mereka. Entah rasa apa ini?
"Wendy? Kamu kenapa? Chen? Kamu menceritakan apa sebenarnya?" Tanya Kak Suho, suaranya sangat panik.
"Mianhae" ucapku lagi, "Aku sangat egois" mereka menatapku yang menangis tersedu.
"Tidak Wen. Kamu tidak salah apapun" jawab Kak Kai.
"Maaf karena aku tidak mengingat kalian" ucapanku membuat mereka semua menggenggam tanganku dan mengelus pundakku.
"Tidak masalah Wen, kami tetap menyayangi kamu" ucap Kak Xiumin. Aku tersenyum perlahan sakit didadaku mereda, aku bernafas terengah. Kak Chen membawaku kepelukan mereka.
"Jangan paenah menangis Wen. Kamu tidak pernah menangis sebelumnya." Ucap kak Suho mengelus rambutku dengan sayang.
"Aku tidak ingin kehilangan kalian karena sikap egoisku" ucapku dengan lelah. Mereka semua menggeleng pelan.
"Kami tidak akan meninggalkanmu Wen. Kamu tidak akan kehilangan kami" ucapan Kak Chen membuatku tenang. Malaikat yang selama ini aku impikan ternyata benar, Kak Chen adalah seorang malaikat.
"Katanya kita akan ke butik untuk membeli bajuku?" Tanyaku. Mereka terkekeh, "kami hanya membohongimu sayang. Lagipula baju mu sudah di beli jauh jauh hari"
Aku pun mengecrut sebal, tapi kak Suho menarik pipiku membuatku meringis mengusap pipiku.
Suara bel rumah membuyarkan acara pelukan kami. Kak Kai berjalan untuk membukakan pintu. Aku duduk dengan menyender pada kak Chen, aku mengusap air mataku. Kak Xiumin dan Suho duduk di sofa lainnya.
Kericuhan datang terdengar dari arah pintu masuk rumah kami. Aku menatap kesana sebentar. Kelima anggota EXO datang dengan santai di belakang kak Kai. Tatapanku selalu tertuju pada Yixing, entah apa yang terjadi. Yixing menatapku dengan polos, aku gemas sendiri. Tapi aku yakin tatapan itu, dia tak menyukaiku.
"Kenapa dengan matamu Wen?" Tanya Kak Baekhyun, aku tersenyum dan mengatakan bahwa aku baik baik saja. Mereka semua duduk,dan bercengkrama masing masing. Aku merasa ada mata yang memandangiku, aku menoleh mendapati Kak Baekhyun menatapku dengan tatapan yang sangat lucu. Dia tersenyum, apa ada yang salah denganku.
"Apa kamu ingin aku mengunci matamu Tuan Byun?" Suara itu aku hafal, suara berat dari cowok bertelinga besar. Dia adalah Favoritku.
"Aku hanya memandangi calon kekasihku Tuan Park" Jawab Kak Baekhyun tanpa mengalihkan pandangannya padaku, aku menggeleng pelan berganti menatap Kak Chanyeol yang sedang menatap kak Baekhyun dengan tatapan tidak suka.
"Seung Wan itu milikku" ucap kak Chanyeol membuat pipiku memanas. Astaga haruskan aku terbang sekarang.
"Tapi dia hanya melihat kearahku" ucapan kak Yixing membuat 2 orang itu mendesah kesal.
"Jangan rebutkan Seung Wan, dia tidak akan berpacaran bersama kalian bertiga" ucap Kak Xiumin, membuatku semakin ingin tertawa melihat ekspresi mereka yang pasrah.
"Kalian akan menghabiskan waktu kan? Aku akan ke kamar." ucapku sembari tersenyum kearah mereka.
"Andwae !! Kamu disini saja." Ucap kak Baekhyun dengan wajah memelas, astaga bagaimana bisa dia seimut ini. *Andwae - Tidak boleh.
"Biarkan dia istirahat Baek" ucap Kak Kyungsoo.
"Baiklah" jawab Baekhyun, aku pun berpamitan dengan mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneiro - EXO Fanfiction
Fanfiction'Aku bangun dari koma, dan aku bingung. Aku sekarang berada dimana?'