9

342 23 9
                                    

'Tling'

Lift sudah terbuka, Wendy segera berjalan mencari nomor kamar yang tadi dimaksud. Wendy langsung masuk kesana, disana cukup kaget dengan pemandangan yang ada di depannya.

Kakaknya duduk dengan santai diatas tempat tidurnya. Wendy berjalan kearah brankar dan meneliti Kai dengan seksama.

"Katanya sakit?" Tanya Wendy, Kai memasang wajah manjanya.

"Kakiku memang sakit." Jawabnya. Wendy memegang kepalanya dan memijat pelipisnya.

"Tapi kakak terlihat baik baik saja. Kakak bohong ya?!" Kesal Wendy lalu memukul pelan kaki kai yang ada di dalam selimut.

"Argh! Wendy!! Ini benar benar sakit" ucap Kai meringis. Joy dan teman temannya menahan tawa dibelakang Wendy.

"Beneran?" Tanya Wendy dengan gugup. "Mianhae oppa" ucap Wendy mengelus kaki Kai dengan hati hati.

"Wendy? Kamu sudah datang?" Suara Suho membuat Wendy dan yang lain menoleh. Tetapi langkah kaki suho terhenti karena matanya terpaku pada Irene yang sedang berdiri di depannya.

"Yang lain mana kak?" Tanya Wendy, Suho masih terdiam. Irene mengalihkan pandangannya, Suho pun berjalan dan menarik tangan Irene untuk pergi dari sana.

"Apa yang kamu lakukan?" Ucap Irene sembari mencoba melepaskan cekalan tangan Suho. Ketika mereka sudah di lorong rumah sakit.

"Kita harus bicara." Ucap Suho, menghentikan langkahnya dan menghadap pada Irene.

"Bukan kah semuanya sudah cukup?" Tanya Irene, Suho menggeleng pelan.

"Apa kita akan berhenti disini?" Tanya Suho kembali, Irene memijat keningnya.

"Jika ada jalan lain, kecuali keluar dari agensi. Mungkin aku akan berjuang." Ucap Irene, Suho mengangguk.

"Tapi bisakah kita bersikap seperti biasa? Jangan menghindari ku. Jangan mengalihkan tatapan dariku. Jangan berbalik arah ketika bertemu denganku?" Pertanyaan Suho membuat Irene terdiam, tatapan mata Suho yang terlihat kecewa dengan sikapnya. Membuat Irene semakin merasa bersalah dengan sikapnya.

"Maaf." Irene menundukkan kepalanya. Wajah angkuh yang biasa ia tampakkan berubah menjadi wajah dengan penuh rasa bersalah. Suho merengkuh tubuh Irene, meletakkan dagunya di pundak Irene.

"Aku menyayangimu" ucapan Suho membuat Irene mengangguk dan membalas pelukannya.

"Aku tau"

---

"Hya Baekhyun!" Panggil Chanyeol, Baekhyun menengok dan tersenyum tipis.

"Kenapa dengan wajahmu?" Tanya Chanyeol, Baekhyun meringis dan malah bertanya. "Apa aku kurang tampan?"

Chanyeol malah terbahak, "Hya!! Kenapa kamu malah tertawa?"

Chanyeol pun menutup mulutnya dan berhenti tertawa, "Kamu tampan Baek. Kenapa?"

"Kenapa Yeri menolakku terus?" Tanya Baekhyun. Chanyeol sekarang giliran tersenyum tipis.

"Sabar saja Baek. Atau mau dengan caraku?" Tanya Chanyeol, Baekhyun mengernyit menatap Chanyeol bingung.

"Maksudnya?" Chanyeol pun mendekat dan berbisik kepada Baekhyun.

Baekhyun mengangguk kecil mendengar apa yang Chanyeol bisikan. Baekhyun mengubah mimik wajahnya dengan wajah datar lalu melirik Chanyeol.

"Benar. Ya tunjukan wajah seperti itu."

Mereka berdua pun berjalan dengan beriringan. Chanyeol membuka pintu kamar Kai dan masuk bersama Baekhyun. Chanyeol tersenyum menatap Wendy yang duduk menghadap pintu di samping bankar Kai.

Oneiro - EXO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang