Chapter 3

34 4 2
                                        

I hate you, I love you
I hate that I love you
Don't want to but I can't put nobody else above you
I hate you, I love you
I hate that I want you
You want her, you need her
And I'll never be her

I Hate U, I Love U

Gnash

lagi-lagi Flatisa menenggelamkan wajah nya dihadapan buku fisika. Ia berada di meja belajar nya. Wajah nya kusut, mata nya bengkak, rambut nya berantakan tak seperti biasanya. ia terus memikirkan kejadian-kejadian yang mungkin akan terjadi padanya.

"Duh... Gimana kalau Genta tau
Gimana kalo dia ilfeel
Gimana kalo dia malah menertawai ku
Gimana harga diri gue kalo sampe ditertawai"

Ia memikirkan kejadian buruk mungkin akan menimpanya. Flatisa mulai menyusun strategi agar ia tidak dipermalukan oleh Genta.

"Lagian dia siapa gue.
Pacar bukan,
Gebetan bukan,
Sahabat bukan,
Dia itu cuman sebatas pria yang pernah gue temui dan itu gak lebih"
Guman Flatisa dalam hati untuk meyakinkan hati nya dan membulatkan tekad.

Tak lama alarm Flatisa berbunyi dan menandakan pukul 05.00 pagi. Ia kini beranjak dari meja belajar nya dan berjalan menuju kamar mandi untuk segera mandi.

"Hari ini gue bakal bikin perhitungan sama lo.." tekad flatisa dalam hati

Setelah ia selesai mandi dan berganti pakaian. Ia bergegas menuju anak tangga untuk segera melihat mama nya yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

dengan langkah gontai Flatisa menuruni tangga "ma.. sarapan pagi ini apa ?" Tanya Flatisa pada Erni yang tengah memasak suatu hidangan.

"Sarapan kali ini, cap cay sama ikan goreng tepung kesukaan kamu" ucap Erni yang tak lama sudah dipeluk Flatisa dari belakang.

Dengan girang Flatisa menuju dapur dan memeluk punggung mama nya dari belakang. Erni yang merasakan dekapan anak nya itu terkejut.

"Makasih ma.. Tisa seneng banget" jawab Flatisa dengan girang seraya melepaskan pelukkannya.

"Udah sana.. tunggu di meja makan aja. Bentar lagi mateng" ucap Erni pada anak kesayangan nya.

Kini, Flatisa telah berada di kursi makan dan menunggu masakan yang mama nya buat matang. Ia sudah tidak sabar untuk menyantap masakan mama nya.

"Drrttttt"

Benda pipih berwarna rose gold itu berdering. Tak lama, ia membuka dan menapilkan siapa yang mengirim pesan

Vanya : "gimana ?.. Udh siapin mental buat ketemu musuh lo.

Fasya : semangat tissssaaaaaa.. i always support you. Hope you all..

Flatisa : doain semoga gue selamat sampe tujuan..

Tak disangka dipagi hari ia akan mendapat support dari sahabat nya.
Tanpa Flatisa sadari iya sedang seyam-senyum tak karuan.

Vanya : lah.. Emang lo mau kemana ?

Flatisa : ya mau sekolah lah.. gue takut aja ntat gue sampe sana gak selmat

Fasya :  Heii tisa ngomongnya gak boleh ngelantur gak baik

Flatisa : iyah.. makasih udh perhatiin gue

Vanya : ya udh gue mau berangkat dulu. Bye

Erni yang menyadari anak gadis nya tersenyum, membuat hari nya lega.
Ia merasa bahagia mendapati anak nya yang terlihat bahagia.

Tak lama, Clarisa datang menyenggol lengan mama nya. Ia terlihauit mengerucutkan bibir nya

"Ma.. kok risa gak di bangunin"

"Oh.. iya mama lupa, ya udh risa sarapan dulu nanti keburu telat"
Jawab Erni pada anak kedua nya yang sudah mengenakan seragam putih merah.

Setelah makan, Flatisa dan Clarisa pamit kepada mama nya dan memasuki mobil papa nya. Tak lupa iya mengecup pipi kanan kiri mama nya. Sudah menjadi tradisi wajib di kelurga nya.

"Ma.. Aku sama Risa berangkat dulu ya"

"Ati-ati di jalan" ucap Erni pada kedua anak nya.

Tak lama, Flatisa telah sampai didepan gerbang sekolah. Ia meneliti seluruh tubuh nya. Ia tidak ingin melupakan satu hal pun.

Mulai dari bawah ia mengenalkan sepatu hitam dan kaos kaki panjang hingga lulut, ia mengenakan rok abu-abu yang panjang nya di bawa lulut, ia tak lupa untuk mengucir kanan kiri mirip sailor moon dan mengenakan kaca mata tebel tak lupa ia mengancingkan seragam nya hingga atas.

"Finally... gue udh siap.
Ok tiss, ini awal dari lembaran baru lo lo harus siap dengan semua resiko.
Semangat!!!"   Rutuk nya dalam hati untuk memberi semangat

Perlahan ia menyusuri setiap koridor di gedung bagian depan. Melewati beberapa kakak kelas yang memandang nya.

Sesekali ia menyunggingkan senyuman manis disertapi lesung pipit di pipi kiri nya. Ia tak lupa memberi ucapan selamat pagi kepada guru yang berpapasan dengan nya.

Tak lama senyuman Flatisa memudar mendapati pintu kelas nya.
"Ini kenapa bulu kudu gue berdiri sendiri. Serem bener pintunya..
Ya.. Allah.. ampuni tisa.
Tisa ngaku sering nyolong ayam goreng didapur malem-malem" runtuk tisa sebelum ia membuka pintu kelas nya

Ia membuka pintu putih di depan nya tak lupa ia mengucapkan salam dan disapa oleh temannya.

Ia kemudian melihat sekeliling dan benar saja dugaan Flatisa. Musuh nya itu sudah duduk manis di samping bangku nya.

Tak ingin berlama-lama ia kini berjalan menuju meja nya dan melangkah sepelan mungkin.

Ia tak berani mentap Genta, dengan cepat tisa menaruh tas nya dan mulai melangkah keluar

Tak disangka satu senyuman hangat menghampiri nya
"Selamat pagi.." ucap nya.

Ia dia Genta musuh bebuyutan Flatisa yang sedang memberi selamat pagi.

Dengan keadaan shock Flatisa membalas ucapan nya dengan terbata -bata
"Pp-pagi juga"

.

.

.

.

.

*****

Alhamdulillah bisa up setelah lama gak up.
Gimana ?
Apa kabar nya ?
Ada yang mau kasih pertanyaan ?

Kalo gak ada juga gak apa-apa
Kira-kira apa ya strategi Flatisa untuk Genta.

Coba kalian tebak-tebak apa strategi nya.

Kalo ada saran monggo di comment absurd banget ya..

Makasih yang Udh vote.
Yang lain vote juga
Kalo kalian follow aku follback

Kalo gitu aku pamit dulu...
Assalamualaikum...

Salam hangat
Fia...

^^



















protective bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang