Pertemuan

55 4 0
                                    

Di salah satu cafe ternama dijakarta, di sini lah aku menunggu seseorang yang sangat aku cintai kami berjanji untuk bertemu dicafe ini tempat favorit kami berdua.

Tetapi beberapa bulan belakangan ini kami jarang bertemu karena kesibukan masing-masing dia sibuk bekerja sedangkan aq sibuk kuliah untuk meyusun skripsi karena tahun ini aq ingin cepat wisuda dan melanjutkan S2 ku di luar negri karena itu merupakan cita-cita ku dari dulu.

Aku melihat siluet lelaki yang menuju kearah mejaku, dialah lelaki itu Ariyan Narendra cinta pertama ku dan aku ingin menjadi cinta terakhir ku.

Dia duduk di depan ku "Assalamualaikum rendra, kamu apa kabar" aku menyapa nya terlebih dahulu. "waalaikumsalam kabar ku baik ra kalau kamu?" dia bertanya kepadaku mata nya menunjukkan kegelisahan dan kesedihan, aq juga merasa ada yang beda biasa nya dia selalu tersenyum jika berjumpa dengan ku tapi sekarang senyuman manis itu itu tidak ada tebingkai dibibirnya.

"Aku baik , mas kamu sakit wajah mu pucat " aku memandang wajah nya yang menunjukkan keletihan.
"tidak aku baik - baik saja, aku kesini ingin menyampaikan sesuatu" dia berhenti sebentar seperti memikirkan sesuatu "apa itu mas" aku menunggu nya melanjutkan perkataan nya.

"Aku ingin hubungan ini berakhir, karena aku sudah memiliki calon istri dan kami akan menikah dalam bulan ini". Bagaikan disambar petir disiang bolong hati ku hancur berkeping-keping tiada sisa sedikit pun.

Ku biarkan air mata membasahi pipi ku karena aku sudah tidak sanggup lagi membendungnya "tapi kenapa mas, selama ini hubungan kita baik - baik
saja dan kamu juga nggak pernah bilang kalau kamu memiki tunangan" aku bicara sambil menahan air mata " kenapa kamu tega mas sama aku, aku tulus mencintai kamu selama ini aku setia menunggu mu disaat kau menuntut ilmu keluar negeri. tapi apa balasan mu kau tega menghianati cinta tulus ku dengan sebuah penghianatan mu" aku berdiri sambil mengusap air mata di pipi ku " trimah kasih mas karena pernah hadir dalam hidupku dan pernah mengisi hari- hari ku dan terimah kasih juga atas penghianatan mu yang membuat ku jatuh sejatuh nya dalam luka yang teramat dalam" .
 
Aku mengambil tas dan siap - siap untuk pergi "selamat atas penikahan mu dan semoga kamu bahagia, assalamualaikum mas". Aku keluar dari cafe itu dengan beruraian air mata tanpa memperdulikan panggilan mas rendra yang terus memanggil namaku.


    😘🌸🌸🌸🌸🌸🌸😘

hai reader's🖐️ maaf ya
masih banyak kesalahan karena ini merupakan cerita pertama aq😊

happy reading 😉

love destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang