Chapter 7

460 20 0
                                    

Saat adzan isya berkumandang, aku dan Abdul langsung menuju masjid. Ketika baru beberapa langkah dari rumah, kulihat ada seorang kakek tua sedang berjalan sendirian dengan seutas tali yang panjang sepajang jalan itu. Tali itu seperti menuntun ia kesuatu tempat. Ku coba untuk bertanya pada Abdul, ia jelaskan padaku bahwa kakek itu sudah 25tahun buta, setiap harinya dia sholat 5waktu dimasjid dan tali itu lah yang menuntunnya menuju ke masjid.
Ku dekati kakek tua tersebut, dan ku ajak bicara. Tapi dia hanya diam, sama seperti Nurul dulu.

"Mau kah kakek saya antar?"

Kakek itu hanya diam saja padaku. Apakah dia tuli? Abdul tertawa padaku, kucoba ajak bicara lagi, tapi masih saja kakek itu diam. Kemudian Abdul memanggilku

"Ahaha kemari Gadel? Tau kah engkau mengapa dia diam saja?"

Dengan tawa ejekannya

"Ya baru saja aku mengenalnya, bagaimana aku bisa tau"

"Ahaha Bagaimana kau bisa lupa, kita dimesir bukan diindonesia, jika kamu berbahasa indonesia bagaimana kakek itu akan mengerti"

"Masyaallah dimesir masih terasa indonesia hehe"

Tidak lama kami sampai, dan ketika sampai dimasjid ku lihat kakek itu seperti hapal akan detail-detail tempat tersebut tanpa menabrak apapun.

Kami semua mengisi syaf kosong, tepat disebelah kakek itu adalah aku.

Setelah sholat, kulihat kakek itu. Walaupun buta ia tetap bersi keras untuk menjalankan kewajibannya, Apalagi ditambah umur yang sudah renta, ia seperti paham akan ajal bisa menjemput siapa saja dan kapan saja. Aku kagum akan kakek itu, mungkinkah jika ku tua aku akan seperti itu? Hanya keistiqomahan dan usaha yang bisa kulakukan.

Sesampai dirumah, aku dan Abdul bagi tugas. Aku memasak nasi dan dia akan memasak makanan untuk kami. Makanan yang dibuat Abdul mengingatkanku akan masakan ibu.

****

Nurul POV

Aku mengemaskan barang-barangku secukupnya, karna aku tidak akan lama dirumah bibik ku. dibandung terdapat rumah bibik ku, dan aku akan kesana karna bibik meminta tolong padaku untuk menemaninya ketika ia sedang dipingit. Iya benar sebentar lagi bibik ku akan menikah.

TOK..TOK..TOK..

"Assalammuallaikum"

"Waalaikummusalam"

Siapa yang malam-malam begini masih ingin bertamu? seperti tidak ada waktu lain.

Saat aku ingin membuka pintu, ternyata abi sudah membukanya duluan. Kulihat ayahnya Khaliq, dan Gadis cantik.
Khaliq juga ada, ya itu bisa dibilang seperti satu keluarga yang datang, Aku bertanya pada diriku sendiri, siapa gadis itu? Apa itu Aern? bukankah dia diluar negri? Tapi itu bukan seperti Aern, seperti pernah kulihat, dan kelihatannya wanita itu tidak asing untukku.

"Umi, kita ada tamu.."

"Iya bi sebentar..... eh ada tamu jauh dateng" Sapa umi becanda

"Ayo masuk, duduk" Ucap ayah

"Iya iya.. duduk dulu, eh ada gadis cantik, siapa namanya?" tanya umi ku

"Aliya tante"

"Cantik kamu sayang, ada anak bujang nakal juga ternyata disini" Kata ibuku

Rayuan disepertiga malamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang