Sembilan

32 3 2
                                    

Andai hati dapat berkata
Mungkin ia lelah pada derita.
Ya, derita saat jatuh pada pengharapan yang sangat tidak mungkin terwujudkan.

Logika berupaya menyadarkan,
Entah mengapa dia tak goyah.

Logika berkata, "Kau bodoh! Ia tak akan menoleh padamu barang sekali!"

Namun ia tetap tak bisa berpaling.

Entah engkau memang seperti nikotin bagi hati ini
Atau narkoba yang membuatnya candu.
Keduanya sama-sama buruk.
Hingga dia lupa akan sakit.

Kau,
Aku tak tahu datangnya kau adalah musibah atau anugerah.
Namun,
Melihatmu sekejap saja,
Diri bagai dibumbung di langit tinggi,
Yang seketika jatuh tanpa penolong.

Aku terlalu berharap,
Hatiku pun begitu.
Hingga kita lupa, bahwa mengharapkanmu
Bagai berharap menggapai bintang.

Tidak mungkin, bukan?

Tikasw

Seuntai KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang