Cold Heart Chapter 19

301 31 16
                                    

Pria itu berjalan kesebuah minimarket untuk membeli sebotol air mineral.Setelah menyodorkan sejumlah uang ke pramuniaga, dia segera melanjutkan langkahnya menuju tempat pemberhentian bus.Selama hampir setengah jam belum ada bus yang berhenti, pria berambut pirang itu berjalan kearah taman yang tak jauh dari halte.Diteguknya lagi air yang ada ditangannya sebagai penghilang dahaga dalam cuaca terik seperti sekarang.Pikirannya menerawang entah kemana, lalu ia tersenyum simpul.Dilihat jam tangannya, jam menunjukkan pukul 16.15 waktu setempat, tapi tak ada tanda-tanda bus akan berhenti.
“Kenapa belum juga ada bus yang berhenti?” gumamnya seperti tak sabar menunggu bus.Diputuskannya untuk melanjutkan istirahat sejenak di taman.Tepat ketika laki-laki itu menoleh kesamping, tanpa sengaja ekor matanya menangkap seseorang yang tak asing baginya.Dia amati seksama dengan teliti, ketika dia yakin dia berjalan menghampiri orang tersebut.
“Apa yang kau lakukan disini?” Orang itu terperanjat kaget menyadari seseorang mendekatinya, lalu dia menghembuskan nafas panjang ketika membalikkan badannya dan mengetahui siapa orang yang tengah menyapanya.
“Mencari angin, dan apa yang kau lakukan disini naruto?” tanya balik orang itu.Tanpa menunggu ijin, dia langsung duduk di sebelah perempuan bermata hijau itu.
“Aku juga” jawab Naruto seraya tersenyum simpul kearah perempuan itu, sebelum pandangannya menerawang keatas.
Naruto melanjutkan, “Sendirian? Tak sedang bersamanya Sakura?”
Sakura terlihat enggan untuk menjawab, dia hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.Naruto kini memandang Sakura lekat-lekat, “Kalau ada yang ingin diceritakan, aku siap mendengarkan” ucapnya menawarkan.
Sakura balas menatap Naruto, “Maksudmu?”
“Kau seperti tak sedang mencari angin disini” Naruto memandang Sakura penuh prihatin.
“Dan kalau kau mau, aku bisa mengantarkanmu pulang.Sebentar lagi langit menjadi gelap, tak baik berjalan sendiri bagi seorang perempuan” Sekali lagi Naruto menawarkan.
Sakura menjitak kepala Nauto , “Terima kasih kau selalu baik padaku” Sakura tertawa melihat Naruto mengelus-elus kepalanya.
“Jitakanmu seperti biasa, luar biasa sakit” Seru Naruto masih mengaduh kesakitan.
“Tentu!” dengan bangga Sakura menimpali.Tapi senyumannya perlahan-lahan memudar.
Aku mengikuti kemana ia akan membawaku untuk menjelaskan sesuatu padaku.Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari kami berdua.Aku memilih bungkam, otakku sudah berpikir terlalu jauh dan itu yang membuatku benar-benar lelah hanya sekedar memulai pembicaraan.
Sasuke membawaku kesebuah taman, sepertinya taman adalah tempat favoritnya ketika dia ingin berbicara.
“Aku tahu Sakura-chan pasti merasa tidak nyaman” akhirnya dia memulai pembicaraan setelah lama dia bungkam.Aku belum menjawab, aku dengarkan apa yang selanjutnya akan dia katakan.
“Hari ini tepat satu tahun kita melalui waktu bersama,”
“Ku pikir Sasuke-kun lupa” kataku sinis.
Dia masih memandang lurus kedepan, entah kenapa hari ini dia tidak mau memandang mataku langsung seperti biasanya.
Sesekali dia menggaruk tengkuknya, kadang hanya mengelusnya saja “Aku tak bermaksud melupakan, tapi aku benar-benar kelelahan akhir-akhir ini”
Aku masih tak bisa percaya, alasan macam apa itu, “Aku masih belum menerima..maksudmu apa Sasuke-kun?”
Dia diam terlalu lama, aku hampir saja hendak berkata sesuatu padanya andai saat itu dia tidak menjawab sedikit lebih cepat dariku, “Aku disibukkan dengan kegiatan club dan aku benar- benar tidak bisa melepas tanggung jawab begitu saja”
“Kau lebih mementingkan club mu?”
Dia mengangguk “Selama aku menjadi ketua club, tapi bukan berarti aku tak mempedulikanmu”
Aku tersenyum sinis, “Hah lalu ada apa dengan hari ini?” kupikir dia kesulitan menjawab sekarang.
“Aku tahu aku salah.Aku minta maaf telah berbuat salah kali ini.Tapi aku benar-benar tak bermaksud melupakan, aku sungguh penat banyak yang harus aku pikirkan akhir-akhir ini” dia mencoba menjelaskan, tapi tetap saja aku begitu kecewa.
“Mengertilah” lanjutnya, seperti sedang memohon.
“Tidak untuk dihari special ini”
Aku tak bisa mengerti!Aku tak bisa menerima walau sejelas apapun penjelasanmu! Karna..karna aku rasa pikiranmu tidak sedang dijalur yang benar.Entahlah semoga saja pikiranku salah.Apa kau…?
Sedang memikirkan seseorang?
Dan disinilah Sakura sekarang, emosinya memuncak sehingga ia berjalan meninggalkan Sasuke begitu saja.Terlalu marah untuk bisa menerima semua penjelasan Sasuke.Lamunan Sakura buyar ketika Naruto memanggilnya, “Sakura”
“Kau sedang memikirkan apa?” Naruto mulai curiga.
Sakura menggeleng pelan, “Tidak ada yang perlu diceritakan senpai.Ayo bukannya kau akan mengantarkanku pulang ?” Sakura beranjak dari duduknya dan mengajak Naruto untuk segera bergegas karena hari semakin gelap.
-0-
Karin POV
Aku menepuk pipiku dengan kesal, apa yang merasuki pikiranku? Kenapa begitu kacau pikiranku, kupikir ketika aku telah lepas dari Sasuke pikiranku tak sekacau dulu.Tapi ternyata dugaanku salah.Seorang lelaki berparah rupawan penuh karisma terlihat tak jauh dari tempatku, setelah lama tak melihatnya, rasanya jantungku masih berdetak tak karuan ketika memandangnya.Aku tak berani memandangnya terlalu lama, segera ku alihkan objek pandanganku.
Sial.
Sekali lagi pesona Sasuke tak pudar termakan oleh sikap buruknya.Sasuke sang pangeran es tetaplah seorang lelaki penuh karisma yang dapat membuat gadis siapapun takhluk olehnya hanya dengan sekali tatap.Dia punya daya tarik tersendiri selain wajahnya yang dapat membuat lawan jenis mudah terpikat olehnya.
Shit!Shit!Shit!
Aku merutuki diriku sendiri karena nyatanya pandanganku tak segera pergi dari sosoknya, sehingga hampir saja aku ketahuan sedang memandanginya.Untung aku segera membuang muka.Cinta pertamaku, memang tak semudah itu aku melupakan.Tapi tak semudah itu juga aku mendapatkannya, bahkan mungkin tak akan pernah kudapatkan.Aku sedikit bisa mengontrol perasaanku, ini suatu keuntungan juga untukku, karena akan dapat membantu untuk bisa move on.
Rasanya ingin menertawai diri sendiri, ketika tak ada lagi harapan tapi rasanya ingin berharap lagi.Padahal sudah bertekad untuk menyerah, betapa lucunya diriku.
“Kau sudah mengungkapkan yang paling ingin kau ungkapkan, apa lagi yang harus diharapkan?” aku mencoba meyakinkan diriku sendiri.
“Apa yang ingin kau ungkapkan?”
Aku terperanjat kaget, sudah kuduga siapa lagi yang suka mengangetiku kalau bukan Naruto.Tanpa kusadari dia telah berada dibelakangku, tak jauh dari tempatku berdiri.Bahkan hembusan nafasnya dapat aku rasakan di tengkukku.Kenapa laki-laki ini suka sekali membuat kejutan.Ingin aku mengomelinya andai aku tak mengingat seberapa menyebalkan pria ini, aku memilih mengabaikan dan berjalan meninggalkannya dibelakang.
“Hey kau mau kemana?” tanya Naruto, dia sedikit berlari untuk menyeimbangkan langkahku.Semakin kupercepat langkahku berusaha menjauh.
Aku terperanjat, “Apa yang kau lakukan senpai?lepaskan!” mataku memelototinya, beraninya dia mempermalukan aku ditengah banyak orang.Semakin aku ingin melepaskan genggamannya, dia semakin mempererat pegangannya.
“Apa kau marah padaku?” sorot matanya terlihat serius, tapi aku tak akan terkecoh lagi kali ini.Dia adalah tipe laki-laki yang tidak akan mau serius jika itu berhubungan denganku.
Tapi bagaimana bisa dia tahu aku sedang kesal dengannya?
“Tidak” aku membuang muka.
“Kau sungguh marah padaku”
“Sudah kubilang tidak!”
“Kau semakin membuatku yakin kalau kau sedang marah padaku”
Orang ini keras kepala.Tapi hebat juga dia mengetahui isi hatiku, baguslah kalau dia menyadarinya.Mataku melihat kesekeliling dan Oh Shit! Semua pasang mata tengah memandang kearah kami berdua.Gossip apalagi yang akan muncul kali ini.Hebat semua karenamu Naruto! Karenamu!
“Terserah kau saja! Lepaskan aku senpai!”
Nah bagus.Akhirnya dia melepaskan genggamannya, aku bisa cepat mengakhiri tatapan tak suka dari para fans nya Naruto.Aku tak ingin diserang untuk yang kedua kalinya.Cukup membuat kapok.Aku bisa pergi secepat nya dari tempat aku berdiri sekarang.
“Kau masih marah karena aku menciummu waktu itu,iya kan?” dia bertanya dengan lantang disaat banyak pasang mata sedang melihat dan banyak pasang telinga sedang mendengar,seketika langkahku terhenti.
Waktu seakan berhenti.Seluruh dunia seakan berhenti bergerak.Tubuhku terasa kaku.Lidahku kelu tak bisa berkata-kata.
Oh my god!Cabut nyawaku sekarang juga Tuhan.
-0-
Bungkus makanan berserakan dimana-mana tertiup angin.Ku punguti sampah-sampah itu dan membuangnya ke tempat sampah, “Lain kali tidak membuang sampah pada tempatnya lagi, akan aku tetapkan denda”
Kenapa anginya harus sekencang ini? Berhamburan lagi kotoran beserta debu yang menyebar ke seisi kelas.Sia-sia aku menyapu dari tadi,pikirku frustasi.Sialnya aku tak membawa masker sehingga debu menyerbu dan menghantam mukaku serta matakupun terkena debu.
“Perih seperti ini” ku lepas kacamataku untuk membersihkan debu yang menempel di sana.Debu masih bisa masuk sekalipun aku masih mengenakan kaca mata.Belum selesai aku membersihkan kacamata, angin sekali lagi berhembus kencang membawa butiran debu yang lagi-lagi mengenai mataku, tanganku refleks melepaskan kacamata yang tadinya kupegang untuk menghalau debu masuk kedalam mataku lagi.
“Sial! Dimana lagi kacamataku jatuh?” aku terus berbicara sendiri.Aku sedikit berjongkok untuk mencari kemana kacamataku terjatuh tapi sayang pandangan mataku terlalu buram untuk bisa mengenali.Beberapa kali aku terbentus kaki meja karna meraba-raba dilantai berharap kacamataku bisa ditemukan tak jauh dari tempatku saat ini.
“Sepertinya minus mataku bertambah” Dan lagi-lagi kepalaku terbentus sesuatu untuk kesekian kalinya.
Aku meraba sesaat, “Apa ini?” tidak seperti aku sedang terbentus kaki meja, lalu aku mendongakkan kepala sedikit dan samar-samar kulihat kacamataku, segera kuraih benda kesayanganku itu.
“Akhirnya aku menemukanmu, tanpamu aku tak bisa melihat dengan jelas” seraya aku memakai kacamataku kembali dan ketika penglihatanku kembali normal, aku tersungkur mundur.Aku merasa ini seperti dejavu.
“Bangun” dia menyodorkan tangannya.
Aku masih tercengang, mataku membulat sempurna sembari berpikir apa benar Sasuke yang sedang ada dihadapanku?Tapi aku menyadari apa yang ada dihadapanku nyata ketika dia menggoyang-goyangkan telapak tangannya di depan wajahku.
Dia memberi isyarat untuk segera menyambut uluran tangannya, di tatapnya diriku dengan tatapan kesal.
“Maaf” kataku menyadari telah membuatnya menunggu lama untuk sebuah uluran tangan.
Jujur, aku tak tahu harus berkata apa saat ini padanya.Ketika dia tiba-tiba muncul dihadapanku dan membantuku mengambilkan kacamata seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya.
Kaget, deg-degan, bingung, senang bercampur jadi satu.Aku memberanikan diri untuk bertanya karena suasana sangat hening sekarang, “Apa yang kau lakukan disini?”
“Aku ada jadwal piket hari ini” jawabnya.Hampir saja aku ke ge-er an memikirkan kenapa tiba-tiba dia ada dihadapanku, tapi tidak mungkin dia ada disini sekarang tanpa alasan.Aku tersenyum kecut, “Oh begitu, lalu kau bisa membantuku membuang sampah”
Dia tak menjawab, tapi cepat menjalankan tugasnya.Kenapa kau datang padaku dengan cara seperti itu? Itu seperti kau sedang membangunkan perasaanku padamu kembali walaupun kau tak berniat melakukannya, tapi bagiku hatiku kembali berdebar-debar.
Aku melanjutkan kegiatanku membersihkan kelas, sedikit sulit karena beberapa kali angin datang membuatku mengulangi perkerjaanku menyapu kelas tapi akhirnya semuanya selesai.
“Ada lagi?” karena sudah tidak ada lagi yang bisa dikerjakan, aku menggelengkan kepala sebagai jawaban.
Lalu Sasuke menjingjing tasnya dan melangkahkan kakinya meninggalkan kelas.Sampai pintu dia berhenti lalu berbalik kearahku, aku mengerutkan alis.Kenapa dia?
“Sedang apa kau?tidak ingin pulang?” tanyanya.
“I-iya Sasuke-kun, aku baru selesai mengemasi barang-barang” jawabku berbohong karena grogi.
“Ayo” setelah mengatakan itu dia melanjutkan langkah kakinya sedangkan aku mengekor.
Apa dia sedang mengajakku pulang bersama??
-0-
Dan disinilah Aku dan Sasuke saat ini, disebuah café.Setelah Sasuke mengajakku kesuatu tempat.
“Apa kau ada waktu Karin?” tanyanya waktu itu dan aku hanya mengiyakan dengn perasaan berbunga-bunga.
Suasana terlalu hening, aku menyesap sedikit coklat panas yang aku pesan untuk menghelingkan sedikit kekawatiranku.Sebenarnya aku tak tahu apa maksud dia mengajakku kesini, mengingat aku lama tak bertemu dengan Sasuke, lebih tepatnya menghindarinya.
Ketika aku mengingat terakhira aku berbicara padanya, aku segera menggeleng-gelengkan kepalaku dengan cepat.
Tidak tidak tidak!
Disaat aku sedang sibuk menenangkan diri, akhirnya dia memecahkan keheningan ini.
“Bagaimana kegiatanmu sehari-hari?”
“Baik seperti yang kau lihat Sasuke-kun” jantungku tak berhenti berdetak cepat bercampur perasaan grogi dan was-was.Dia mengangguk memahami.
Entah apa yang ku tanyakan kali ini, tapi ini benar-benar ku ucapkan tanpa aku memikirkannya terlebih dahulu, “Bagaimana denganmu Sasuke-kun dan Sakura-chan?”
Sial.Sedetik kemudian aku merasa menyesal telah mengatakannya.Itu seperti aku sedang berharap padanya.Aku menepuk kepalaku sendiri.
Ada jeda sebelum dia menjawab, “Masih seperti dulu”
Dia melanjutkan, “Oh ya? Kau menyatakan perasaanmu padaku kan waktu itu?”
Mataku melotot.Hampir saja menyemburkan coklat panas yang baru saja aku minum.Aku terbatuk batuk, tersedak.Aku tak merasa kuat berbincang dengannya jika terus seperti ini.
Aku goyang-goyangkan tanganku, “Ahaha I-itu aku sudah melupakannya.Sebaiknya kau juga melupakannya Sasuke-kun” jawabku tersenyum kikuk.
Kulihat air mukanya serius, “Aku tahu”
“Eh?”
“Tanpa kau katakan aku sudah tahu mengenai perasaanmu”
Lidahku kelu tak bisa berkata-kata.
“Kau tahu aku bersama Sakura, tapi apa maksudmu mengatakan itu padaku?Lalu setelah mengatakannya seolah olah itu salam perpisahan.Dan tak berapa lama akhirnya kau benar-benar pergi dan menghindariku selama ini”
Menelan ludah, ku rasakan lidahku masih kaku.
“T-tapi a-aku tak memaksa Sasuke-kun, a-aku hanya mengatakannya untuk diriku sendiri”
Sasuke menoleh menatapku tajam, “Dan bagaimana dengan aku?apa menurutmu tak ada imbas nya kepadaku?”
“A-aku tak bermaksud merebut Sasuke-kun dari Sakura.Dan aku cukup tahu bagaimana perasaan Sasuke terhadap Sakura-chan.Setidaknya aku ingin mengatakan sekali seumur hidup bahwa aku mencintai seorang pria yang aku cintai sekalipun aku tak memilikinya.Dan itu tak ada kaitannya denganmu Sasuke-kun”
Normal POV
“Karin” Seseorang di seberang melambaikan tangannya.
Mulut Sasuke hendak berkata-kata andai saja saat itu tak ada seseorang yang sangat ia kenal sedang mendekat kearah mereka sekarang.Rahang Sasuke seketika mengeras, matanya menatap tajam kearah pemuda Uzumaki.Karin mengabaikan sapaan Naruto, sepertinya Karin masi sakit hati.Sakit hati karena apa?
“Hai-” suaranya menggantung di udara ketika dia menyadari Uchiha Sasuke juga berada bersama Karin.
“oh Sasauke” lanjutnya tersenyum lebar.Tapi tidak dengan Sasuke yang memandang Naruto dengan penuh ketidak-sukaan.
“Kalian belum pulang?” tanpa disuruh sepertinya Naruto duduk disebelah Karin.Karin hanya membuang muka sedangkan Sasuke hanya diam.
Naruto berdehem, mencoba mencairkan suasana, “Kau masih marah Karin”
Karin melotot, “Tidak lagi senpai! Kau hanya membuat semua orang salah paham”
Naruto tak mempedulikan perkataan Karin, seorang pelayan caffe memberikan daftar menu dan ketika Naruto sudah selesai memesan, dia kembali menjawab “Kau semakin menggemaskan jika marah seperti itu” diikuti tawa Naruto dan sebuah cubitan di pipi Karin membuat Sasuke reflek menepis tangan Naruto.Entah apa yang membuat Sasuke begitu respon.Perlakuan Naruto membuat semburat merah di pipi Karin tampak.
“Lepaskan dia” sergah Sasuke.Kini mereka saling pandang.
“Kau tak harus melarangku Sasuke”
“Kau terlihat mengganggunya Naruto”
“Kau tak punya hak melarang”
Sebuah gebrakan meja dari Sasuke membuat semua pelanggan mau tak mau melihat kearah mereka bertiga.Sasuke mengepalkan tangannya, terlihat aura murka dari dirinya yang menguar.Sedangkan Karin berusaha melerai keduanya, mereka berdua terlihat sedang memanfaatkan situasi yang ada.Sepertinya ada masalah yang belum selesai diantara mereka berdua.
Karena Naruto merasa Sasuke tak bisa menjawab, dia melanjutkan “Begini kelakuanmu dibelakang Sakura-chan” Karin yang sibuk melerai keduanya, menghentikan aksinya dan membelalak kaget akan perkataan Naruto.Sasuke mencengkeram kerah Nauto, “Jaga mulutmu bajingan!” Naruto tersenyum sinis, membuat Sasuke semakin berang.
“Hentikan kalian berdua!” setengah berteriak Karin berusaha tak menciptakan pertengkaran di dalam caffe.Karin segera membayar tagihan di kasir dan setelah itu Karin menyerat mereka berdua di luar caffe.
Karin melihat Naruto dan Sasuke bergantian, “Kalian memalukan, bertengkar di dalam caffe”
Karin melanjutkan, “Apa maksudmu mengatakan kelakuan Sasuke dibelakang Sakura?Dia tidak merayuku dan yang terpenting aku bukan selingkuhannya” Karin begitu tersinggung.
Naruto segera menyanggah, dia menyesal tak berpikir dahulu sebelum mengatakan sesuatu.
“Ma-maksudku buk-” Karin memotong perkataan Naruto.
“Aku tak sedang membela Sasuke, tapi kau berkata seakan aku ini wanita selingkuhannya.Pernah kau menganggapku serius? Selama ini kau hanya menganggap tiap apapun yang berhungan denganku sebagai bahan bercandaanmu.Kau seenaknya salah paham tentang marahku, kau seenaknya salah paham tentang aku dan Sasuke.Kau tak akan pernah bisa serius jika itu aku, kecuali tentang Sakura.Kau bahkan kebih buruk dari Sasuke!”
Setelah mengungkapkan semuanya, Karin berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.Beberapa langkah, dia berbalik dan mengatakan “Aku tidak mau mengenalmu lagi senpai”
Telunjuk Karin menunjuk seseorang di sebelah Naruto, “Dan juga kau Sasuke-kun”
Bagaimanapun mereka berdua hanya peduli tentang satu nama, Haruno Sakura! -Karin

Cold HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang