Eps6. Tanda takdir

22 11 0
                                    

     Sebuah tanda seperti bintang bersinar berada di tangan kiriku. Aku tidak tahu tanda apa itu, disebut tanda lahir pun tapi, sebelumnya ini tidak ada. Apa sebenarnya ini?
   "George brennan" nama itu terbesit lagi di benakku.

   "Siapa orang itu sebenarnya, dab apa benar ini semua cuma mimpi belaka" fikirku sambil duduk di UKS, karena aku kembali merasa pusing bersamaan dengan sakitnya tanganku.

   15 menit sudah aku berada di UKS setelah aku terbangun dari mimpi aneh itu. Berarti sisa 45 menit lagi sebelum pak Jun mendatangiku. Sebelum itu aku harus memastikan siapa yang memukuk si wakil ketua OSIS.

Kulewati lorong-lorong sekolah, kemudian aku berfikir "hey, jika itu semua cuma mimpi, kenapa aku harus percaya sampai memastikan apa yang akan terjadi. Mimpi yang jadi kenyataan kan cuma ada di film-film" fikirku "dan lagi mimpi itu cuma bunga tidur yang terjadi karena banyak fikiran dan keinginan yang tidak dapat di ekspresikan di dunia nyata" fikirku lagi.

     Saat aku berjalan sambil bergumam sendiri, nampaklah Ito datang dari arah depan namun, ia terasa berbeda dari sebelumnya. Karena, ekspresi dan tatapnnya terlihat kosong.

  "Ito? Kau mau kemana?" Tanyaku. Tapi, ia tak menghiraukannya dan terus berjalan bahkan tak menengok sesikitpun.
  "Kenapa dengannya? Apa dia marah?. Tapi kenapa?" Fikirku
  "Bodo amat lah" ucapku.

   Aku terus berjalan sampai lupa kalau aku mau ke kelas mengambil tas. Kemudian, aku pergi mengambil tas dan beranjak untuk pulang.
Saat aku mengambil tas ada yang memanggil

  "Rio, aku perlu bicara denganmu" ucapnya

  "Hah?" *kaget* "siapa, apakah pak Jun?" Fikirku sambil aku menoleh. Dan ternyata aku tidak mengenali orang yang memanggilku itu. Satu-satunya yang ku kenali dari dia cuma seragamnya saja yang merupakan seragam akademi bintang timur.

"Siapa?" Tanyaku
"Namaku Irgi Niera, ketua OSIS di akademi bintang timur ini" jawabnya.
"Ada sesuatu yang perlu ku bicarakab denganmu, lebih tepatnya hanya kepadamu" tambahnya.
"Apa maksudmu?" Aku bertanya lagi dengan tatapan yang biasa kulakukan kepada adek kelas yang sok akrab, ya meskipun dia kakak kelasku. Mungkin.
.

   Kalian pasti bertanya, kenapa aku tidak kenal dengan ketua OSIS di sekolahku sendiri. Sebenarnya aku selalu sendiri. Jika Ito tidak ada mungkin selamanya aku tetap akan sendiri.
Setiap jam istirahat aku selalu pergi ke atap sekolah untuk menyendiri. Mungkin sedikit aneh berandalan sepertiku tak memiliki pengikut yang disebut anak buah seperti di film-film. Tapi, itulah kenyataannya.
.
.

"Aku tahu siapa sebenarnya dirimu, masa lalumu, dan juga tanda yang ada di tanganmu itu" ucapnya.
"Bahkan, aku tahu kedua orang tua aslimu" tambahnya.

  Aku sedikit terkejut mendengar itu. Tapi, aku berusaha untuk tidak menelan mentah-mentah kata-katanya itu.

"Apa maksudmu?" Tanyaku
"Tanda itu disebut tanda takdir, meskipun tanda itu muncul saat lahir. Tapi, untukmu kurasa itu normal" ucapnya tanpa basa-basi.
.
"Tanda takdir?"
.
.
.
.

HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang