Anak Baru

1.2K 34 7
                                    

Matahari baru saja muncul. Sinarnya menyelinap melewati jendela kamar Davin. Didalam ruangan itu, Davin tengah sibuk mengamati penampilan nya didepan cermin. Sesekali Davin terlihat cemberut, tersenyum, bahkan tertawa. Davin akan menjadi murid baru disekolah Cakrawala. Ya, keuangan keluarganya sudah membaik itu sebabnya ia berada di Indonesia sekarang, ia pun memutuskan bersekolah disekolah yang sama dengan Athala, sama seperti tahun-tahun lalu sebelum Davin meinggalkan Indonesia.

Sekali lagi Davin mengamati pantulan dirinya dicermin dan kali ini dia tersenyum puas sambil berkata,

"Muka? Ganteng!"

"Baju? Rapih!"

"Rambut? Jangan ditanya udah kayak duta shampo gue"

"Parfum? Wangi banget kayak kuburan baru.. Hehehe"

Davin terkikik geli mendengarkan penuturannya barusan, dia merasa seperti orang gila berbicara sendirian. Tetapi setelah menyadari sesuatu, Davin menggeleng kuat-kuat, "Mana ada orang gila yang gantengnya kayak gue" Ia tertawa terbahak-bahak, dan segera bergesas keluar kamar menuju meja makan.

"Pagi semua!" Davin berjalan menuruni anak tangga.

"Gimana penampilan Davin? Pasti keren dong!" ucapnya terkekeh kecil dan menghampiri ibunya.

"Davin, kamu itu cowok. Tolong jaga sikapmu, jangan terlalu lebay" tegur Ardi ayah Davin tegas dengan mata yang terus tertuju pada koran yang sedang dibacanya.

Davin mengerucutkan bibirnya, seolah tersinggung dengan ucapan Ardi barusan. "Papa mah ngomong nya gitu"

"Cowok itu harus terlihat cool, Davin. Tidak cengengesan seperti kamu. Pantas nggak laku-laku"

Davin berdecak, dan melengos pergi melewati Ardi menuju Rani, ibunya yang justru tertawa pelan menyaksikan perdebatan kedua laki-laki yang sangat berarti dalam hidupnya. Davin dan Ardi memang memiliki sifat yang jauh berbeda, Ardi dengan sifat yang cool dan lebih pendiam itu tampak berbeda dengan Davin yang malah terlihat tengil. Entah Davin menuruni sifat dari siapa ia tak tahu. Dari Ardi, tentu saja tidak. Rani, itu juga tidak, Rani tidak cerewet namun tidak juga terlalu pendiam. Ia masuk dalam kategori sedang. Dan sekarang pertanyaannya, anak siapa Davin sebenarnya?

*****

Athala sudah siap, ia menuruni anak tangga menuju ruang tamu dan tak lupa sepatu yang berada ditangan kirinya. Athala duduk dan melihat jam diponsel nya. Ia sesekali menatap keluar seperti sedang menunggu seseorang. Ya, Athala sedang menunggu Davin, karena mereka memutuskan akan berangkat bersama pagi ini.

Athala memakai sepatunya, namun ia merasa ada yang aneh, seperti ada yang meniup leher bagian belakangnya. Athala merasakan bulu kuduknya berdiri.
Dengan perlahan namun pasti ia menolehkan pandangannya kebelakang. Namun, mengapa Athala tidak melihat siapa pun? Merasa tidak ada yang aneh, gadis itu kembali menoleh kearah semula. Dan..

"Aaaaaa!!!"

Davin terkejut mendengar teriakan Athala, dan ia pun ikut berteriak. "Aaaaaa!!!"

Athala memejamkan matanya, tapi ia mendengar suara teriakan dari depannya. Athala mencoba membuka mata perlahan-lahan dan saat itulah ia melihat orang yang sudah ia tunggu sedari tadi, Davin. Namun, karena melihat Davin yang terus berteriak tanpa henti, Athala memukul bahu Davin bertubi-tubi.

"Aduh..duh..duhh..iya ampun..aduh sakit Tha"

Athala menatap Davin kesal, moodnya hancur hanya karena Davin. Mengerti karena Athala kesal padanya, Davin mencoba untuk merayu. "Kalo lagi marah, kok lo tambah cantik ya Tha"

Haruskah Athala muntah sekarang? Gombalan cowok itu receh sekali.

Athala menatap Davin dengan sinis lalu melengos pergi begitu saja. Tapi, karena melihat Davin tetap diam ditempat, Athala menggeram kesal dan menoleh melihat Davin yang terlihat seperti orang idiot. "Mau sampe kapan lo disitu? Sampe nenek gue jadi perawan lagi?! Cepetan, gue gigit lo!" ucapnya ketus.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang