Pembalasan

1.2K 34 5
                                    

"Gue telat, gue telat, gue telatt" Athala terkejut bukan main tatkala melihat jam yang berada diatas nakas menunjukan pukul 06.40 sedangkan gerbang sekolahnya akan ditutup tepat pada jam 07.00.

Dia bergegas menuju kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya yang sangat singkat itu.

Athala mengikat tali sepatunya dengan asal. Karena kurang 5 menit lagi gerbang sekolahnya akan segera ditutup. Rambutnya pun belum ia sisir dan seragamnya sangat berantakan. Dasinya pun hilang entah kemana. Dengan asal Athala mencepol rambutnya, bahkan wajahnya tidak diberi bedak tipis sama sekali, namun anehnya Athala tetap terlihat cantik.

"Loh Atha, kamu kok belum berangkat?" tanya Andre yang sedang menonton tv di ruang keluarga bersama Citra, namun tak sengaja matanya menangkap sosok putrinya yang terlihat sedang panik juga terburu-buru.

Citra mengernyitkan dahinya, bingung melihat penampilan Athala sekarang yang terlihat sangat berantakan. "Kamu ini mau sekolah apa mau jualan pecel sih?"

"Haduh udah deh mah nggak usah banyak nanya, Atha udah telat" Athala berlari menuju pintu rumah.

"Mau papa anter nggak Tha?" Andre berlari kecil menghampiri Athala.

"Lho, tumben. Biasanya jam segini mama sama papa udah dikantor" cibir Athala.

"Udah cepet, nanti kamu telat" Andre menarik tangan Athala untuk segera memasuki mobil dan menuju sekolah.

Citra yang melihat kelakuan ayah dan putrinya itu hanya menggelengkan-gelengkan kepalanya.

*****

"Pa, 2 menit lagi gerbang sekolah bakalan ditutup, kalo aku telat gimana?" keluh Athala sambil menggigiti ujung kuku. Kebiasaannya saat sedang panik.

"Ya telat aja Tha" ucap Andre santai tanpa mengalihkan pandangan ke Athala.

"Gak lucu" Athala mendelik kearah Andre.

"Papa bercanda kali"

"Pa, Atha serius. Ini lagi panik papa malah bercanda" Athala memutarkan bola matanya malas

Andre terkekeh, "Nggak usah panik gitu Tha, masa SMA kalo belum pernah terlambat nggak bakal terasa putih abu-abunya"

"Tau ah" Athala melipat kedua tangannya didepan dada dan memalingkan wajahnya keluar jendela. Melihat itu Andre hanya terkekeh kecil.

Ketika sampai didepan gerbang sekolah SMA Cakrawala. Athala bertambah panik karena gerbang itu sudah tertutup, ia menoleh ke arah Andre untuk meminta pendapat apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

"Udah sana masuk" Andre tersenyum menenangkan.

"Gerbangnya udah ditutup pah, terus aku lewat mana?"

"Kan ada satpam, kamu rayu aja pak satpamnya untuk bukain gerbangnya"

"Tapi pah, Athala ngg---"

"Coba aja dulu, sana. Papa liatin" Andre memotong ucapan Athala sebelum ia menyelesaikannya.

Athala menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan secara perlahan berusaha untuk menenangkan dirinya. Ia sudah siap menerima apapun hukumannya, saat ada guru yang melihatnya terlambat.

Athala mendorong pintu mobil, melangkah cepat menuju gerbang dengan jantung yang berdetak kencang.

"Loh neng, kok baru datang. Haduh, kamu sudah telat 5 menit" Pak satpam menghela napasnya.

"Aduh pak, please untuk kali ini aja" ujar Athala memohon.

"Yowis, kali ini bapak izinkan. Tapi ingat, tidak ada lain kali" ucap pak Satpam mengingatkan.

AthalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang