Kiss

703 81 26
                                    

***

"Iya aku mau," kata Naruto mengikuti.

Naruto dan Hinata berjalan memasuki kamar kemudian duduk dikasur milik Hinata.

"Kau tau, tidak baik laki-laki dan perempuan berada dalam satu kamar yang sama, terlebih lagi belum menikah," ujar Naruto memulai pembicaraan.

"Aku tau, tapi aku tidak mungkin membiarkanmu tidur di luar."

Hinata membaringkan tubuhnya keatas kasur. Naruto memperhatikan Hinata dalam diam.

"Apa kau tidak mau tidur denganku?" tanya Hinata dengan tatapan memelas.

Naruto terkejut, "Eh?"

Tak lama Naruto mengikuti Hinata membaringkan tubuhnya. Kini mereka sedang berhadapan.

"Aku rasa sikapmu berubah?" tanya Naruto.

"Tidak juga."

"Di tempat kerja kau terlihat lemah lembut, tapi saat bersamaku kau jadi ketus."

"Aku tidak suka dengan orang asing yang sok kenal sepertimu, tapi karena sekarang situasinya berbeda aku tidak akan seperti sebelumnya," jelas Hinata sambil mengusap kepala Naruto.

"Apa kau tau tentang keluargaku?"

"Hm, saat melihat orangtuamu aku baru menyadarinya, tapi jangan berfikir kalau aku menerimamu hanya karena status keluargamu saja."

"Iya, aku yakin kau bukan orang seperti itu."

"Sampai kapan kau akan bekerja di indomart?" tanya Hinata.

"Sampai akhir bulan ini, setelah itu aku akan menggantikan posisi ayahku."

"Apa kau serius ingin menikahiku?"

"Tentu, karena kau adalah satu-satunya perempuan yang bisa menarik perhatianku, aku sudah jatuh cinta padamu saat kita pertama kali bertemu," jawab Naruto sambil mendekatkan tubuhnya.

Hinata tidak mencegah apa yang dilakukan Naruto. Kini mereka sedang berpelukan, merasakan kehangatan tubuh masing-masing.

"Bolehkah aku menciummu?" tanya Naruto ragu.

Hinata mengangguk, "Jangan coba-coba melakukan lebih," kata Hinata sambil menutup kedua matanya.

Naruto yang sudah mendapat persetujuan Hinata mulai melancarkan aksinya, ia mendekatkan wajahnya hingga kedua bibir mereka bersatu. Ciuman yang lembut itu membawa mereka ke alam mimpi.

***

Kring....

Bunyi alarm menggema keseluruh ruangan. Mendengar suara itu Hinata terbangun dari tidurnya. Ia ingin mematikan alarm yang ada di nakas.

"Naruto, ayo bangun ini sudah pagi, nanti kita terlambat," kata Hinata sambil menggoyangkan tubuh Naruto.

Naruto yang merasa tidurnya terganggu terpaksa membuka matanya. Tapi tak lama ia menutup matanya kembali.

"Cium dulu baru aku mau bangun."

"Ti-Tidak mau."

Hinata hendak turun dari kasur, namun tangannya di gunakan sebagai bantalan oleh Naruto.

"Kalau kau tidak ingin terlambat maka kau harus menciumku."

"Baiklah, tapi tutup matamu."

Naruto menuruti Hinata, ia menutup kedua matanya. Hinata yang melihatnya bersiap mencium Naruto, mendekatkan wajahnya pada Naruto.

Cup...

Sebuah kecupan mendarat di pipi kiri Naruto, Naruto yang merasa tidak puas menoleh ke arah kiri hingga kini bibir yang semula ada di pipinya berada diatas bibirnya. Hinata yang menyadarinya hendak melepaskan ciuman tersebut, namun lagi-lagi Naruto mencegahnya. Ciuman itu malah semakin dalam dan semakin lama.

Berawal dari alfamartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang