MOS sudah selesai, dan kini Ara telah resmi menjadi murid SMA.
Pagi ini, tidak seperti pagi-pagi kemarin, jam baru menunjukkan pukul 6 tetapi Ara sudah rapi dengan seragam OSIS-nya.
"Ku ingin marah, melampiaskan. Tapi ku hanyalah, sendiri di sini," ujarnya bersenandung kecil seraya menuruni tangga.
"Ingin ku tunjukkan, pada siapa saja yang ada, bahwa hatiku-"
"KECEWA," lanjut Keenan yang sedang menonton tv sambil berteriak.
"Apaan sih, ngerusak mood aja lo," ujar Ara sebal.
Keenan hanya menjulurkan lidahnya ke arah Ara, lalu kembali fokus pada layar di depannya yang sedang menayangkan film kartun Spongebob.
"Udah punya ktp aja tontonannya kartun," ujar Ara sinis.
Keenan mendelik.
"Suka-suka gue lah. Daripada nonton bokep."
Ganti Ara yang mendelik.
"MAMAAAAA BANG KEENAN MESUMMMMMMM," teriak Ara seraya berlari menjauh dari Keenan, menuju mamanya yang sedang menyiapkan makanan di dapur.
"KEENANNN!!!"
Keenan memutar bola matanya malas.
Dasar cewek, ratu drama.
***
Pagi-pagi di sekolah, mood Ara sedang bagus sehingga ia berjalan menuju kelas sambil bersenandung ria.
Kabel earphone yang ia pakai mengeluarkan suara dari single-single keren milik Taylor Swift, penyanyi favoritnya.
"Big reputation, big reputation uh you and me we got big--"
Nyanyiannya terputus begitu ada yang menepuk bahunya ringan.
Ternyata Radit.
Ara hanya menaikkan sebelah alisnya. Sedikit sebal karena ada yang mengganggu konser perdananya.
"Udah sarapan?" tanya Radit.
Ara hanya mengangguk singkat, lalu kembali melangkahkan kakinya.
Tidak menghiraukan Radit.
Sementara itu, Radit mengernyitkan dahinya bingung.
"Gue salah apa coba?" gumamnya sambil melihat punggung Ara yang semakin menjauh.
Radit pun hanya mengedikkan bahunya, dan menyusul langkah Ara menuju kelas.
***
Di kelas, Radit terkaget-kaget dengan pemandangan di depannya.
Ara duduk dengan Aksa.
Ketika Radit melihat bangku yang biasanya ia duduki bersama Ara, bangku itu kosong.
Radit pun melangkahkan kakinya dengan sedikit tergesa ke meja Ara -dan Aksa.
Setelah beberapa detik melayangkan tatapan tajam ke arah Aksa, tatapan Radit beralih ke Ara.
"Maksud lo pindah ke sini apa?" tanya Radit dingin.
Ara hanya menatap Radit malas.
"Suka-suka gue lah. Lagian lo bukan siapa-siapanya gue kan. Lo nggak punya hak ngatur-ngatur gue," ujar Ara seraya menekan beberapa kata.
Lo bukan siapa-siapanya gue kan.
Kata-kata itu terus terulang di pikiran Radit. Padahal dia kini sudah berada di rumah, tepatnya di kamarnya.
Gue harus bisa dapetin hal yang memang udah seharusnya gue dapetin,
ujarnya dalam hati.
***
I'm so sorry kalo misalnya nggak memenuhi ekspetasi kalian.
Demi @chelsealatifa_ yang udah 2 kali nagih gue(':
Don't forget to vote❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara
Teen Fiction"Ternyata gue salah. Gue kira perhatian lo selama ini emang gara-gara lo punya rasa yang lebih buat gue," ujar Ara. "Ternyata gue salah. Gue kira lo emang cuman nganggap gue sebagai seorang teman," ujar Aksa. "Gue takut kalau rasa ini cuman akan nge...