Aku tau tatapan semua orang akan diriku. Tatapan kasihan, prihatin, ada pula yang mencela.
Jika aku bisa memilih, aku ingin memutar waktu agar aku tak tau kebenarannya.
"Mah, kok Risa dapet santunan anak yatim? kan Risa masih punya Papa?"
"Itu bukan santunan, Sayang. Itu duit jajan dari Pak Heri buat Risa."
Benarkah? Tapi kenapa setiap tahun aku dapat uang itu? Disetiap acara peringatan anak yatim-piatu yang diadakan pak Heri, orang terkaya di kampung kami.
"Tapi, Ma, kata Sri, Risa itu anak yatim-piatu. Sri kata Mama-nya."
Mama mendekapku erat, ia mengecup puncak kepalaku, lalu tak berapa lama Papa masuk ke kamar dan memangku ku."Kok Mama nangis? Risa nakal ya?"
"Enggak, Pa, Risa gak nakal! Tadi Risa cuma tanya ke Mama. Kok Risa dapet santunan anak yatim dari pak Heri? Kan Risa masih punya Papa ya, Pa?"
Ku pikir Papa akan menceritakannya padaku, tapi yang Papa lakukan sama saja, hanya mendekapku dengan erat sambil mencium puncak kepalaku.
Saat itu usiaku baru berumur enam tahun. Saat semua kebohongan perlahan-lahan terbongkar satu persatu, tapi mereka tetap mencoba menutupnya rapat-rapat. Orang yang aku anggap akan selalu jujur padaku pun ikut membohongiku, setiap aku tanya pada Kakak, ia hanya tersenyum tipis dan bicara, jangan dengarkan mereka! itu semua hanya omong kosong.
Sayangnya, sekarang aku tau Kak, apa yang mereka katakan akan diriku itu benar adanya bukan hanya omong kosong.
.
.
.
.Semenjak aku bertanya seperti itu pada Mama dan Papa, aku tak pernah dapat santunan lagi. Tidak dihadapanku, tapi mereka memberikannya pada Mama langsung. Katanya, untuk biaya sekolahku, Mama yang memang membutuhkannya untukku ia menerimanya.
🍁🍁🍁
Saat usiaku tiga belas tahun, aku tau semuanya. Semua teka-teki yang ada dikepala ku terbongkar.
Kala aku dengar hinaan Sri, teman satu permainanku. Ketika marah padaku di belakang kelas kami hanya karena pria yang dia suka, malah menyukaiku.
"Lo tuh harusnya ngaca, Ris. Lo tuh cuma anak pungut yang gak jelas asal usulnya! Gak usah kebanyakan gaya buat deketin gebetan orang! Lo tuh udah anak pungut gak tau malu lagi!"
Apa katanya? Aku anak pungut? Aku anak pungut? Benarkah? Apa karena itu aku selalu mendapat santunan anak yatim? Karena aku yang tak jelas asal-usulnya ini?!
---
assalamualaikum..aku lagi terinspirasi sama cerita sekitar nih 😄
maaf jika prolognya aneh 😅
mohon dimaklumi aku masih dalam tahap belajar soalnya 😊terimakasih sudah berminat untuk mampir kelapak ini 🤗🤗🙏🙏
wasalamualaikum..
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan (TAMAT) Lanjut Karyakarsa
General FictionTerbit di Karyakarsa... Senyumku bahkan takkan pernah bisa menutupi raut kecewa ini...