Secret Love: Err

1.1K 146 31
                                    

"Siapa aku bagimu?" tanyaku, to the point, saat memasuki kelas musik tempat pemuda sipit itu biasa menghabiskan waktu pada jam pelajaran yang kosong.

Dia menoleh, hanya sesaat, dan kembali fokus pada gitarnya setelah merespons dengan gumam lirih. Kulihat jemarinya mulai menari di antara helai senar yang malang-melintang di tubuh gitar itu. Dia tampak begitu menawan. Seperti biasa.

Tapi, dia tidak menjawab. Membuatku kesal saja.

"Ya! Jawab aku, Youngie!" pintaku sedikit membentak. Kali ini aku sampai memajukan bibir agar dia tahu kalau aku sedang sebal.

"Kau baru saja sampai. Duduklah dulu," ujarnya tanpa menoleh apalagi menghentikan permainan gitarnya. Petikan jemari lentiknya benar-benar lembut mendayu-dayu. Aku terpukau olehnya.

Aku manut saja. Menuruti apa katanya tadi.

Segera kutarik sebuah kursi yang berada tak jauh dariku kemudian membawanya tepat di depan Soonyoung setelah itu aku pun duduk. Kami berhadapan sekarang. Kulihat Soonyoung tengah mengatupkan matanya. Terlihat begitu menikmati permainannya sendiri.

Benar-benar menarik. Kontan aku terjatuh dalam lamunan karena terpesona olehnya. Tanpa sadar seluruh atensiku berpusat padanya. Hanya pada Kwon Soonyoung seorang.

"Tatapanmu itu bisa menembus bongkahan es. Terlalu tajam." Aku tersentak. Soonyoung tahu-tahu membuka matanya, aku pun jadi salah tingkah. Apalagi dia sampai tersenyum lembut begitu. Aih!

Kontan saja aku langsung menggaruk kepala yang sama sekali tidak gatal. Untuk mengusir kecanggungan yang mendadak seperti melumpuhkan.

Soonyoung tergelak pelan. Meletakkan gitar di sisi kirinya, bersandar dinding, dan bertanya, "Ada apa? Kenapa kau terlihat begitu kesal, hng?"

Dia menarik kursinya agar lebih dekat denganku. Sehingga aku bisa merasakan aroma maskulin khas parfum yang menguar dari tubuhnya. Anak-anak rambutnya yanh sepekat langit malam ikut bergerak pelan.

Pertanyaannya tadi membawaku kembali pada perasaan sebal yang tadi. Akan tetapi, berbeda dari sebelumnya, kali ini aku justru langsung menunduk. Malu. "Err... aku hanya ingin memastikan. Sebenarnya aku ini siapa bagimu?" Memainkan ujung kemeja dengan jemari adalah caraku untuk mengusir gugup. Seperti yang kulakukan saat ini.

"Hmm.... Rupanya kau termakan oleh gosip murahan itu." Soonyoung terdengar mendesah pelan. Sepertinya dia kecewa. Lalu kulihat dia sidah mengalihkan pandangannya ketika aku mengangkat wajah dari posisi menunduk tadi. Ia tampak mengusap-usap ujung dagunya, seperti sedang berpikir.

"Apa itu salah?! Habisnya, sikapmu seperti itu. Kau bilang suka dan sayang padaku, tapi kau tidak pernah mau menunjukkan sikap sayangmu di depan umum. Kau tidak pernah mau bersikap selayaknya sepasang kekasih, dan itu membuatku mudah termakan gosip meski murahan. Selain itu, kau tidak pernah menunjukkan rasa cemburu atau gelisah ketika melihat aku bersama dengan yang lain. Aku jadi ragu."

Tiba-tiba saja tawa Soonyoung meledak. Menggema di ruangan yang lengang ini. Entah kenapa aku semakin kesal dibuatnya.

"Cih, silakan tertawa. Tertawalah sepuasnya!" Aku menjatuhkan punggungku ke sandaran kursi. Kulipat kedua lenganku di depan dada. Menunjukkan sikap merajuk secara terang-terangan. Tak lupa mencebikkan bibir agar lebih menguatkan. Lebih mendramatisir keadaan.

"Jihoon, Sayang.... Perasaan suka, sayang, dan cinta itu tidak harus dipublikasikan. Tidak perlu diumbar ke mana-mana. Cukup kita berdua saja yang tahu tentang itu. Pamer itu tidak bagus untuk kesehatan," ujar Soonyoung seraya tersenyum simpul. Senyum khas miliknya di mana sepasang gigi hamsternya yang lebar-lebar itu akan terekspos.

Meski apa yang diucapkannya kadang nyeleneh, kadang tidak langsung bisa dipahami begitu saja, tapi selalu ada benarnya juga. Begitu tersadar, aku langsung bisa merasakan sesuatu yang panas menjalar cepat di wajah dan bermuara di kedua bongkahan pipiku.

Deg!

Aku berdebar melihat senyumnya. Aigoo... otoke?!

"Biarlah orang-orang berkata apa. Terserah mereka. Kau cukup dengar dan abaikan saja. Karena aku pun demikian, tak pernah menunjukkan perasaan cemburu saat melihatmu bersama dengan orang lain karena aku tahu, kau adalah milikku dan aku adalah milikmu. Kecuali ada yang berani merebutmu dariku, baru aku menunjukkan sikapku." Soonyoung meraih jemariku lalu mendekatkan wajahnya. Sontak wajahku semakin merona, merah padam seperti tomat. "Arasseo?"

Aku spontan mengangguk kuat sekali. "Ne, aracchi."

Kemudian Soonyoung mengecup lembut bibirku. Aku pun membalas kecupannya itu. Kami berpagutan sebentar lalu saling melempar senyum malu-malu dengan kening dan ujung hidung yang bertemu.

Di luar sana salju tengah turun dengan perlahan. Namun, suasana di kelas musik ini sangat hangat karena Soonyoung tengah memelukku erat saat ini.

Erat.

Erat sekali.

Seperti tidak akan pernah melepaskanku saja. Tidak hari ini, esok, atau kapan pun juga.

Aku pun demikian.

Secret Love






















Pendek?
Iya. Mianhae. Ngetik sebelah tangan aja ternyata susah
😂😂😂😂😂

Yeah, semoga bisa menahan biar kalian gak kabur
😌😌😌

Selamat puasa, ehe.

(dz_19518)

Secret LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang