IX

4.4K 288 7
                                    

Aku tersenyum melihat wajah damainya saat tertidur. Ku kecup pelipis kirinya pelan dan mempererat pelukanku pada pinggang rampingnya. Aroma cherry yang menguar dari tubuhnya ku hirup dalam-dalam. Rasanya menenangkan. Aku sangat puas setelah menyalurkan seluruh hasratku padanya.

Kenapa bisa begini? Tak ku sangka bermain--ah atau lebih tepat disebut bercinta--dengan istri sendiri sangat menyenangkan dan tak terbatas. Tubuhnya itu seakan memanggilku untuk terus menyentuhnya.

Dugaanku pun lagi-lagi benar. Ia masih seorang gadis sebelumnya. Aku sangat senang mengingat akulah yang mendapatkan kesuciannya serta menjadi pria yang pertama kali menyentuhnya. Astaga, bagaimana bisa ayah dan ibu menemukan gadis--yang kini sudah menjadi wanita--sesempurna ini? Aku sangat beruntung.

Setelah melakukan beronde-ronde hingga jam 3 pagi, ia langsung tertidur karena kelelahan. Sedangkan aku sempat memakai kembali boxerku baru ikut menyusulnya tidur.

Shit! Tiba-tiba di bawah sana terasa sesak hanya dengan memikirkannya. Apalagi dada polosnya yang tak sengaja bergesekan dengan dada bidangku yang polos juga, memberikan getaran aneh pada tubuhku.

Sialan wanita ini. Bisa-bisanya ia membuat ku begitu menginginkannya. Aku tidak pernah seperti ini ketika bersama wanita lain. Ingin ku serang ia saat ini juga, jika tak ingat ia sedang tidur. Tidur dengan nyenyaknya.

Aku meredam geramanku pada lekukan lehernya. Sial, apa iya aku harus bermain solo saat jelas-jelas ada istriku di sini? Sungguh aku ingin mengurungnya di kamar seharian, tanpa peduli pekerjaan kantor yang menumpuk. Wanita ini benar-benar membuatku gila.

Entah sejak kapan emeraldnya terbuka, berbinar indah di pagi yang cerah. Ia mengelus surai ravenku penuh kasih, hingga aku menutup mata untuk menikmati sentuhan nya. Tak lama, suara seraknya terdengar.

"Kau tak ke kantor?"

Aku menggeleng sembari membuka mata.

"Kau tak menyesal?"

Giliranku bertanya dan ia memasang raut wajah tak mengerti.

"Tentang kemarin malam."

Pipinya merona seketika mendengar tambahan dariku. Berpikir sejenak, ia pun menggeleng sembari tersenyum manis.

"Tidak, kenapa harus menyesal?"

Aku benar-benar tidak habis pikir dengan wanita ini. Sebelumnya ia berkali-kali menolak untuk ku sentuh. Tapi, setelah ku sentuh, ia bilang tidak menyesal?

"Aku tidak menyesal meski harus memberikan kesucianku pada pria sepertimu. Setidaknya aku melakukan itu dengan suamiku, bukan pria lain."

Sesaat aku dibuat terpana oleh kata-katanya.

"Maaf ya, Sasuke. Gara-gara aku, kau harus mencari kepuasan di luar sana. Seharusnya sebagai istri, aku melayanimu dengan baik. Seharusnya aku tidak boleh menolak ketika suamiku meminta untuk dilayani. Aku benar-benar istri yang tidak berguna. Seharusnya kau menceraikanku saja dan mencari wanita yang lebih baik untuk kau jadikan istri."

Diary Of Uchiha Sasuke [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang