Wajid dilakukan!
Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membacaHappy Reading!
"Aw! Sakit! Aw!" entah sudah keberapa kalinya Rizal menjerit kesakitan karena merasakan tangan Reva menekan luka di pipi dan pelipisnya dengan sengaja saat membersihkan lukanya dari darah.
"Lo sengaja ya?" Rizal menatap Reva kesal dengan penuh curiga.
Reva tidak menjawab dan kembali mengobati luka kakak sepupunya dengan muka tanpa ekspresi. Mereka sekarang sedang berada di dapur apartement Reko. Mereka tidak jadi pergi ke rumah sakit dan membawa Rizal ke apartement Reko.
"Eh Rev, lo cantik juga ya kalo deket gini?" Rizal mencoba bercanda dengan adik sepupunya yang datar dan cuek itu. Bukannya merona atau salting Reva malah menekan luka di pelipis Rizal---bermaksud mendiamkan---dengan santai.
"Aww!" Rizal kembali merintih dan meringis kesakitan. Sedangkan Reva hanya menempelkan plester di pelipis Rizal dengan cuek tanpa merasa bersalah.
"Kalo mau becanda jangan ama gue, gue ga akan ketawa" balas Reva dengan datar dan memberi kain yang telah di celupkan di air dingin untuk mengompres lebam di pipi kanan Rizal.
Rizal menerima kain itu dan mengompres pipinya. Dia meringis saat merasakan ngilu di pipi yang terkena kompresan air dingin.
Reko keluar dari kamarnya sambil mengangkat telfon. Dia melirik Reva dan Rizal yang berada di dapur mengobati luka dan lebam Rizal. Setelah mengakhiri sambungan telpon, Reko berjalan mendekati mereka berdua.
"Udah selesai?" Reva mengangguk sedangkan Rizal menggeleng. Reko menatap mereka bingung. Reva mengedikkan bahunya tidak peduli dan berlalu ke sofa biru untuk duduk.
Waktu ia masih duduk dibangku SMP dan masih polos-polosnya. Revvalita Anaki Marchell ialah anak yang sangat periang dan ramah kepada setiap orang. Membuat orang yang baru mengenalnya merasa senang dengannya.
Itu Reva yang dulu, berbeda seratus delapan puluh derajat dengan Reva yang sekarang. Reva yang sekarang lebih pendiam, datar dan cuek dengan sekitarnya. Ia lebih memilih sendiri dibandingkan berada di tengah keramaian.
Hanya karena suatu hal membuat Reva berubah menjadi Reva yang sekarang. Reva hanya berharap jika di suatu hari nanti ia bisa menemukan kebahagiaan di hidupnya.
"Acara syukurannya udah mau dimulai 20 menit lagi, Zal" Reko berjalan kesofa dan duduk di hadapan Reva.
"Gue cuman mau mandi doang kak!" Rizal membalas dari arah dapur.
"Terserah lo!" Reko kembali membalas.
"Ini bukan hutan" cibir Reva kesal dengan teriakan Reko dan Rizal barusan. Reko hanya menyengir tiga jari. Reva memilih memainkan ponselnya tetapi ia ingat jika tadi ia melempar ponselnya di atas kasur. Dia juga lupa mengambil ponselnya karena terlalu fokus berlarian mengejar Reko.
***
Setelah 15 menit di perjalanan akhirnya mobil Reko sampai di rumah dengan selamat. Dari luar rumah sudah terlihat jika rumah itu sudah ramai dengan banyaknya orang yang datang padahal itu hanya acara syukuran biasa.
Reva dan Rizal turun duluan dari mobil dan masuk kedalam rumah sedangkan Reko akan memasukan mobilnya kedalam garasi sebelum menyusul adik dan sepupunya kedalam.
Setelah berhasil menerobos beberapa kumpulan orang yang sedang mengobrol dan berbincang. Rizal menarik lengan Reva membuat Reva tertarik karena ia tidak siap. Mereka berdua sekarang berada di ruangan yang sering mereka pakai untuk bermain saat mereka kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl vs Bad Boy
Ficção AdolescenteCerita ketua Bad Girl di SMA Cahaya Pelita, Reva yang tidak akur dengan genk Bad Boy dari SMA Nusa Bakti. Ketidak akuran mereka berawal dari kesalah pahaman diarena balapan saat Reva melihat kakak sepupunya di pukul secara bergantian oleh beberapa...