Kebetulan

31 2 0
                                    





Good Reading





siang itu terasa sangat panas, matahari yang sedang diatas puncaknya membuat tubuhku mengeluarkan beberapa peluh muncul dari lubang pori-pori.

Ku sapu jidat rataku dengan punggung tangan mengahpus sebagian keringat yang mengalir.

Sesekali ku panjangkan leher menatap jalan raya berharap sebuah Bus segera berhenti di halte tempat ku berada kini.

Satu jam lebih aku menunggu Bus yang biasa ku tumpangi untuk kembali ke sebuah kots-an yang jaraknya lumayan jauh dari Universitasku.

Biasanya aku akan pulang pada pukul satu siang, tapi dikarenakan dosen yang sedang ada urusan membuat kelas keluar lebih awal.

"berapa lama lagi Bus akan tiba" tanya seseorang mengenakan hoodie hitam yang mungkin telah duduk selama lima menit di sebalahku.

"oh, kurasa tidak akan lama" sahutku dengan mengembangkan senyum lima cm andalan

"apa yang sedang kau tonton?" tanyanya lagi dengan menurunkan masker hitamnya hingga kebawah hidungnya

"emm ini? MV EXO" jawabku sedikit memiringkan ponsel ku agar dia dapat melihatnya sejenak

'ah, percuma saja aku tunjukan. Lagian mana mungkin dia tau EXO' batin ku kembali menyaksikan Music Vidio yang mungkin sudah ku tonton berjuta juta kali ini.

"kau suka exo?? Apa kau fangirl??" Tanyanya menatapku sebentar lalu menurunkan pandangannya kembali dengan sedikit menarik topi hitamnya kebawah, seperti sedang menyembunyikan wajah mikiknya.

"tentu!! Aku seorang EXO-L" jawabku dengan percaya diri.

"Siapa bias mu? " tanyanya lagi memasukan kedua tangannya kedalam saku hoodie yang ia kenakan

"Park Chanyeol" tegasku

"eemm pria tampan dan tinggi itu" jawabnya mengangguk anggukan kepalanya

'tunggu!! Apa dia fanboy? Bagaimana dia tau ciri ciri park chanyeol? ' batinku meliriknya dari bawah hingga atas.

TELINGA. !!!

batin ku menjerit ketika melihat telinga yang tidak asing menempel di pinggir wajah pria itu.

'mungkinkah?? ' pikirku menerka nerka

'Seolma' batinku meyakinkan diri sendiri

"apa kau??... Park Chanyeol? Telingamu... " tanyaku sedikit ragu menunjuk telinga lebarnya

Akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku, entah kenapa ingin sekali aku menanyakan itu pada pria bertelinga gejah di sampingku.

Perawakannya yang menurutku mirip sekali dengan my moodbooster itu membangkitkan sebuah api keberanian dalam diriku.

Dia menoleh menatapku,
Jelas sekali aku menatap matanya, matanya yang besar tapi terkesan manly itu membuatku menelan saliva dengan berat

"ah... Ternyata benar kau seorang penggemar. Bahkan kau bisa tau jika ini aku hanya dengan lewat telinga" ujarnya membuka masker yang sedari tadi menutupi wajah tampannya

Hati ku berdegub sangat keras, berdebar lebih cepat dari biasanya. Memompa darahku dengan cepat.

Aku tidak percaya jika pria yang selama ini ku rindukan kehadirannya berada di hadapanku. Pria yang selama ini hanya ku tatap lewat layar ponsel atau bahkan mungkin selembar poster, kini benar benar nyata duduk di sampingku.

Tak terasa air mataku mengalir di atas permukaan pipiku yang cubby. Entah mimpi apa aku semalam hingga mendapatkan sebuah lotre besar.

"jangan menangis" ujarnya menggunakan bahasa indonesia dengan fasihnya mengelap butiran air mata yang tersisa

"aku sangat bahagia, ini sebuah kebetulan yang penuh dengan keajaiban" Ku tutup wajahku yang memerah. Aku malu

Tentu saja malu, bagaimana bisa aku memperlihatkan wajah jelekku saat menangis didepan suami onlineku ini.

Aku menunggu Bus dengan rasa bahagia, ku sempatkan untuk mengajaknya berfoto bersama dan tentu saja aku tak akan lupa memita tanda tangannya.

Aku berharap waktu berhenti disini, saat ini.


End-

The Dream World of a FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang