1. Bukan Aria

141 45 70
                                    

"Selamat pagi dunia!! Aku, Aira Putri Oktavio siap untuk awal yang baru!" ya, sekarang Aira sudah berada didepan gerbang sekolah impiannya selama ini, dan sudah selesai mengucapkan mantra buatannya. Baginya, memotivasi diri sendiri itu penting. Terlebih jika tidak ada orang yg peduli terhadap dirinya.

 Terlebih jika tidak ada orang yg peduli terhadap dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kakinya mulai melangkah memasuki lingkungan sekolah. Sekolah masih terlihat sepi, netranya menangkap 2 orang yang sedang berbicara serius, "ya mungkin mereka sepasang kekasih" pikirnya.

Aira mengabaikannya, ia berjalan berlawanan arah dengan 2 orang tadi. Ia mengerti, ia harus menjaga sikapnya. Aira terus berjalan mengelilingi setiap sudut sekolah, toh sekolah juga masih sepi, hanya ada segelintir orang didalamnya. Sejujurnya, Aira sengaja datang pagi-pagi sekali, karna ia ingin mengenal sekolahnya lebih dulu dibanding peserta mos lainnya. Konyol memang, tapi begitulah pribadi Aira.

Setelah cukup lama berkeliling, Aira duduk di bangku taman sekolah, ia mengeluarkan ponsel pintarnya, dan membuka aplikasi kamera untuk menangkap gambar dirinya dengan bunga-bunga cantik di taman ini.


"wah.. wahh narsis juga ya peserta mos satu ini, sampai bel pengumuman kumpul dilapangan tidak didengarkan." ucap lelaki yang memakai almamater SMA DAVTONE. Dapat dipastikan bulir keringat Aira menetes melihat siapa yang berbicara saat ini, pikirannya meyakinkan bahwa lelaki ini adalah osis killer.

"eehh.. ma, maaf kak. aku ga denger bel nya. emm, kalo gitu aku ke lapangan sekarang yaa kak. Permisi kak." Aira sudah memulai ancang-ancangnya untuk berlari ke lapangan.

Gagal, Aira gagal melancarkan aksinya menghindari lelaki dihadapannya ini, karena dengan cepat kaka osis ini mencekal tangannya.

"siapa suruh langsung ke lapangan? sini hp kamu!" nada suaranya terdengar dingin, terlebih sorot matanya mendukung untuk terlihat garang, wahhh sungguh Aira berada dalam mode takut saat ini.

"Tap.. tapi jangan disita ya kak, ini kak" Aira menyerahkan ponselnya dengan ragu-ragu.

"Sini deketan"

"ehh??" Aira menautkan alisnya tidak mengerti yang dimaksudkan lelaki itu.

"Udah sini," Tangan lelaki ini merangkul Aira dengan tiba-tiba, membuat si empunya membulatkan matanya.

Cekrek ..

"nih hp kamu, jangan di upload apalagi dihapus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"nih hp kamu, jangan di upload apalagi dihapus. By the way, Itu no Wa kakak." hanya senyum manis yang lelaki ini tinggalkan, ia meninggalkan Aira yg masih berdiri mematung diposisinya.

"wahh.. apa itu barusan? kakak itu coba buat deketin aku?? atau mungkin dia mau hukum aku gara-gara telat dengan cara baper-in aku? wahh, masalah besar!"Aira masih tidak percaya dengan kejadian yang baru saja ia alami, namun kesadarannya tiba-tiba kembali, dan membuatnya berlari menuju lapangan sekolah.

"hooostt... hooost.... huuuft.." Aira masih mengatur nafasnya, ia sudah dilapangan sekarang, matanya menyoroti setiap bagian lapangan, tidak terlihat barisan mos, yang ada hanya peserta mos yang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"apa ini? apa mos nya belum dimulai? apa kakak tadi membohongiku? wahh, dia benar-benar keterlaluan." Gerutu Aira tak henti-hentinya.

kringg..  kriingg...

"what the... ini baru bel? arrgghh, ingin ku berkata kasar." umpatan Aira tak lantas keluar begitu saja, karna ia intruksi dari kakak-kakak osis untuk masuk barisan.

"Baiklah adik-adik, sebelum kita memulai kegiatan ini ada baiknya kita saling mengenal terlebih daluhu, oh tidak! bukan! lebih tepatnya kalian harus mengenal kami terlebih dahulu. untuk itu silahkan kalian keluarkan buku kalian dan catat nama dan data tentang kami." Suara itu, Aira mengenalinya, ia mencari siapa pemilih suara ini.

"Izin memperkenalkan diri, nama saya Barka Golten. jabatan saat ini sebagai ketua osis SMA DAVTONE, senang bertemu dengan kalian." ucapnya dengan ramah, dan dilanjut dengan kakak osis lainnya.

"ohh jadi namanya Barka Golten. cihh, pencitraan banget, tadi aja tebar pesona gitu."batin Aira

Aira mengikuti kegiatan mos dengan baik, ia adalah tipe anak yang mudah bergaul. Bahkan saat ini, semua peserta mos digugusnya mengenalnya.

"oke adik-adik, sekarang kalian dipersilahkan untuk istirahat" Ucap kak sarah, pembimbing gugus Aira.

"Terimakasih kak sarah" kompak semua murid bersuara. kak sarah mengangguk, lalu keluar meninggalkan ruang kelas.

"ehh bell, kantin yuk!" ajak Aira pada Bella, teman barunya yang sebangku dengannya.

"hayuuk!! cuss!" seraya menggandeng tangan Aira

Dikantin, mereka mengisi bahan bakar untuk diri mereka agar dapat bertahan di masa orientasi siswa ini. jangan tanyakan Aira soal makanan, ia sangat tidak tahan dengan urusan yang satu ini, porsi makan Aira bisa 2x lipat dari Bella tapi badannya tetap lebih kecil dari Bella. entah itu keajaiban, atau justru cobaan.

"Bell, kayaknya aku perlu ke toilet deh. Nih aku titip Bayarannya di kamu, nanti kamu langsung ke kelas aja ya, duhh udah ga kuat. bye bell." Aira sudah seperti angin sekarang, ia berlari kecil menuju toilet, dan saat dipersimpangan...

bruukk..

"awwh"Ringis Aira, ketika merasa bahunya bertabrakan dengan badan kuat itu.

"Duhh sorry, Aku ga sengaja. sakit banget ya?" Terlihat raut khawatir sekaligus rasa bersalah diwajahnya.

"enggak kok kak, gak papa, lagipula ini juga salahku, jalan buru-buru. maaf ya kak." Ucap Aira dengan tangan yg masih memijat bahu kanannya.

"iya, lain kali hati-hati ya-"ucapannya menggantung, matanya bergerak melihat ke arah dada Aira

"ARIA?? itu nama kamu? pfft.. lain kali hati hati ya A.R.I.A." ada nada meledek dalam ucapannya, da apa itu tadi? ia memanggil Aira dengan sebutan Aria dan penuh penekanan? wah, Aira benar-benar tidak suka namanya diubah.

"nama ku A--" ucapan Aira terpotong saat matanya melihat Nametag lelaki didepannya. Ia terpaku.

"Iya aku tau kok, kamu gak inget aku? hmm.. sepertinya tidak, yaudah aku duluan ya ARIA, pfft" lelaki ini pergi dengan meninggalkan senyuman dengan mata menyipit.

"TUNGGU!! aku tuh Aira, bukan Aria!!" teriak Aira, yang entah terdengar atau tidak oleh lelaki itu.

"Akbar Sacino Laska? kenapa namanya begitu familiar? apa dia mengenalku? dan kenapa pula jantungku ini? ohh ayolah! calm down, Aira.

Bersambung....

^^Ucapan Box^^

Hallo semuanya!! gimana nih cerita ku?? gaje banget yaa ?? maklum, karya pertama di wattpad, btw, aku masih berharap kalian suka dengan karya aku, dan mau dukung aku terus untuk lanjutin cerita ini.

Tolong tinggalkan vote dan komentar yaah, dan jangan lupa rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kalian, biar aku makin semangat nulisnya.

Terimakasih semuaaaa :)

Cover by @javfavian




Your Eyes-ASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang