Pyra sudah masuk ke dalam mobil Orion. Nuansa mobilnya hitam, tanpa hiasan apapun kecuali satu pack tisu yang berada di atas dashboard mobil.
Ia menoleh kanan kiri, tangannya tidak bisa diam untuk mengecek semua hal yang berada di mobil Orion.
Pyra membuka dashboard mobil, hasilnya kosong. Pyra menoleh pada kursi penumpang belakang, hasilnya juga kosong. Tak ada benda apapun. Mobil Orion benar-benar bersih, namun punya aura mencekam.Eh, tunggu dulu! Apa tadi? Aura mencekam?
"Orion, mobil ini pernah lewat tempat angker ya? Atau mobil ini pernah nabrak orang sampai meninggal? Apa mungkin aja mobil ini—"
"Jangan ngelantur lo!" Ujar Orion. Ketus seperti biasanya. Tapi nada bicaranya agak bergetar, seperti orang ketakutan.
"Ih, Pyra serius tau!"
Orion berusaha mengabaikan, meski diam-diam bulu kuduknya mulai meremang.
"Kursi belakang memang kosong karena gak ada benda apapun. Tapi ada cewek pakai baju putih, rambutnya panjang—"
"Lo diem, atau mau gue turunin di tengah jalan?!"
"Pyra kan cuma kasih tau. Orion gak bisa liat, tapi Pyra bisa."
"Ini siang bolong, mana ada setan jam segini?"
"Buktinya ada dia." Jawab Pyra. "Kasian, matanya hitam, mukanya banyak luka dan berdarah. Kuku-kukunya juga hitam dan panjang. Orion tau gak, kira-kira dia kenapa ya?"
Astaga, cewek ini beneran sakit jiwa ya? Kenapa tiba-tiba arah pembicaraan Pyra jadi ngelantur? Dia benar anak indigo atau hanya berniat menakut-nakuti Orion? Sumpah, ini tidaklucu kalau di jadikan bahan candaan.
"Mana gue tau, lo tanya aja sendiri!"
"Pyra mau coba tanya, tapi dia ngeliatin Orion terus. Jangan-jangan dia suka sama Orion."
Mendengar penuturan Pyra otomatis mata Orion membulat sempurna. Di sukai oleh cewek yang mengaku seimut kelinci ini saja sudah membuatnya ribet setengah mati. Apalagi kalau setan?
Tolong semesta, Orion memang rupawan, tapi jangan gini juga dong!
"Kayaknya dia emang suka sama Orion deh."
Orion langsung mengerem mendadak, membuat beberapa kendaraan di belakangnya membunyikan klakson panjang, bahkan beberapa pengendara lain mengetuk jendela mobilnya dan mengumpat kasar.
Dia hampir saja membahayakan diri sendiri dan orang lain.
"Aduh, kepala Pyra sakit!" Kata Pyra sambil mengelus-elus dahinya yang menghantam dashboard mobil akibat ulah Orion mengerem mendadak.
Orion diam sejenak, melirik sekilas dari kaca spion tengah. Di kursi penumpang belakang tak ada apapun, apalagi mengenai sosok seram yang Pyra maksud.
Mungkin benar jika cewek ini indigo?
"Gimana caranya supaya dia pergi dari mobil gue?" Tanya Orion. Ia melirik pada Pyra yang masih kesakitan mengusap dahi.
Pyra menggedikan bahu, lalu tersenyum. "Pyra laper, jadi gak bisa mikir. Makanya Orion anterin Pyra beli makanan dulu dong. Nanti di sana Pyra kasih tau caranya."
"Lo gak ngibulin gue kan?"
"Enggak. Ngapain Pyra boong? Boong kan dosa."
"Gue juga tau! Mana ada boong bawa pahala!"
Tuh kan, makin ngegas doi.
"Tapi gue gak laper, dan gue males temenin lo kesana." Ujar Orion.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affairs Of The Heart
Teen FictionOrion sang pemburu, berdiri di depan markas besarnya (Alterion) dengan dua manusia serupa hewan pemangsa yaitu Denis Zahair Cetta (si tampan bermulut manis) dan Omar Alfarabi (si pendek yang jago beladiri)---melawan Marko Danuarta, musuh bebuyutan y...