2 -What do you mean

90.7K 2.9K 22
                                    

    Tidak henti-hentinya mereka tertawa karena gurauan Dave yang terdengar sangat bodoh, Maggie baru tahu jika Dave bisa semenyenangkan ini, Michelle menyikut lengan sahabat lamanya yang sedang menginstal raut wajah meledek.

"Menyesal, ya?" Ejek Michelle pada Maggie, Maggie menoleh kearah Michelle sambil memutar kedua balik, lagi-lagi sahabatnya yang satu ini menggodanya.

"tidak juga." Jawab Maggie asal.

Dia memang merasa sedikit menyesal karena telah mencampakan Dave dulu padahal hubungan asmara mereka terbilang masih dini waktu itu.

keseruan mereka terganggu oleh Jannet. Wanita itu tiba-tiba datang dengan sangat teburu-buru. Jannet menghampiri mereka, lebih menantang Maggie. ia ingin berbicara sesuatu yang sangat penting "Maaf menganggu kalian. Tapi Maggie di panggil oleh Mr.Logan, tampak ada masalah." Kata Jannet sambil melirik karyawan lain, merasa tidak enak pada yang lain.

Maggie mendadak khawatir dengan cepat bangkit dan berlari menuju ruangan bos barunya, tanpa membantah kata-kata pamit terlebih dahulu dan melupakan kegiatan dan keseruannya bersama teman kantor.

Begitu sampai di ruangan bos barunya itu. Mata Maggie langsung menggambarkan sosok pria yang sekarang sedang berada di tengah ruangan dengan kedua tangan yang dia letakan di saku celananya, raut tampak aman dengan pandangan datar kedepan. Pria itu memiliki garis rahang yang diekspresikan dengan bulu-bulu halus yang menghiasinya. Bibirnya merah alami dan terlihat seksi? Tentu saja

"Kamu Terlambat." Kata pria itu mengagumi Maggie yang baru saja datang dengan nafas terengah-engah.

"Maaf, terlambat untuk apa Pak?" Tanya Maggie yang masih belum mengerti di mana letak kesalahannya, bukankah sekarang masih jam makan siang?

"Kau terlambat untuk menghindar dariku, mulai sekarang kau tidak boleh pergi makan siang dengan orang lain, kau akan makan siang denganku." Kata pria itu. Pria itu memiliki mata yang tajam cokelat serta hidung mancung, kulitnya cerah dan rambutnya berwarna cokelat.

Oke, hentikan itu maggie! Kenapa kau mempertimbangkan kenapa terus?

"Maaf, Apa alasan khusus Tuan?" Tanya Maggie tidak adil, bagaimana bisa dia menghabiskannya untuk makan bersama teman-teman.

Pria itu memandang Maggie yang berada di hadapannya dengan pandangan lekat dan memastikan. ia melihat Maggie dari bawah hingga atas kemudian terhenti di wajah Maggie.

"Bisakah kita mengulang perkenalan kita? sepertinya tadi pagi aku tidak menyambutmu dengan baik." Kata pria itu, bukannya menjawab pertanyaan Maggie. dia berdiri, lengannya yang ada di saku celana diulurkan untuk menyambut tangan Maggie.

"Perkenalkan namaku Ansel Logan, kau bisa mengundangku dengan sebutan Ansel."

Maggie mengernyitkan dahinya dalam, tanpa sadar dia melangkah mundur beberapa langkah. tubuhnya seakan tahu jika di depannya adalah sebuah bahaya yang harus dihindari.

Ansel melirik kaki Maggie yang berjalan mundur, dia tersenyum sinis, menyadari ketakutan Maggie. Apa yang menyeramkan? Batin Ansel mendegus kesal. "tidak perlu takut seperti itu, dan tolong atur jadwalku setelah ini." Kata Ansel pada akhirnya lalu berjalan kearah mejanya dan mulai bekerja kembali.

Maggie menggelengkan kepala canggung, sedikit merasa bersalah karena telah mempermalukan bossnya. Dia sudah berpikir Negatif saja, "saya tidak bermaksud menyinggung perasaan anda, hanya saja saya bingung kenapa anda memerintahkan saya untuk memanggil nama depan."

Ansel mengacuhkan pertanyaan Maggie, bibirnya mengulum senyuman tipis. lalu kembali mengerjakan dokumen-dokumen yang telah menumpuk di mejanya. Merasa tidak mendapatkan jawaban Maggie kembali ke ruangannya, kebetulan jam istirahatnya telah berakhir.

ceo in my bed [MOVE TO DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang