Dear heart,
Why him?°°°
"Tia.." katanya sambil-entahlah, semuanya buram, wajahnya juga kecuali fitur kacamatanya yang terbayang.
Suaranya memang seperti ini, tapi dia tidak pernah menyebut namaku se-intens itu. Well, pernah sekali.
Kami berada di ruangan putih, tanpa dinding, tanpa lantai; blank. Dia berada di hadapanku.
Jauh, seperti yang seharusnya.
Aku ingin menyahutnya, tapi suara-sialan-ini tidak ingin keluar. Aku bisa berjalan, tetapi setiap langkah, dia menjauh.
Sialan, tidak di mimpi tidak di dunia nyata, susah sekali digapai.
"Tia, jangan berusaha. Jangan lagi."
Entah hanya aku yang berilusi, atau memang wajahnya mulai terlihat jelas?
Jangan pikirkan apakah aku mengerti atau tidak yang diucapkannya.
Karena dari dulu sekali, aku sudah.
"Karena kamu bukan dia."
Ya, itu maksudnya.
°°°
Because you want him,
dear.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annex; attach to
Short Story©Indonesia. Tia, was a girl with a complex mind. Yes, complex. Just like her relationship, blur; unclear. She loves him; he loves another girl. And another boy loves her without her knowing. It's not a triangle love story. Nor fairytale. It's...