Barbie Girl (Part 2)

5.8K 79 4
                                    

"Barbie! Look at your desk!" Perintahku saat Barbie baru saja tiba di kelasnya. Setiap pagi memang selalu seperti ini. Selalu aku yang nyampe duluan di sekolah. Aku yang sudah datang dari tadi dan kebetulan mampir ke kelas Chery hanya bisa melongo saat melihat bangku tempat Chery seharusnya duduk.

"Rea ngomong apa sih?" Iya ya, aku baru inget kalo aku lagi ngomong sama Chery yang nggak bisa bahasa Inggris. Tampang sih boleh bule, tapi................. ah, sudahlah!

"Barbie, sekarang lo liat hasil perbuatan lo kemarin!"

Chery mencoba mengintip bangkunya dari balik tubuhku, dan.....

"Barbie, gue kasih tau sebelumnya, lo jangan syok ya ntar." Huft, untuk aku sempat mengatakannya sebelum terlambat. Sebelum Chery pingsan melihat bangkunya.

"Ih Rea apaan sih, Chery kan mau liat!" Chery menepis tubuhku untuk melihat sesuatu yang kuhalangi tadi...

Dan..........

"YA AMPUUUUNNN!!!!!"

Apa kubilang! Sudah kuduga dia syok!

"INI BAGUS BANGEEEETTTT."

Apa???

APPPPAAAAA???

GUE NGGAK SALAH DENGER KAN?????

Pemandangan aneh di bangkunya ini dibilang bagus? Ou Em Gee, bangku yang udah kayak pesta ulang tahun anak-anak dibilang bagus?? Ada balon, cake bertingkat, gunung coklat kecil, beberapa bingkisan, dan benda-benda aneh lainnya sampai-sampai menutupi seluruh permukaan bangku. Kayaknya yang dateng kesini pada nganggep bangku Chery itu keramat kayak kuburan Suzanna! Harus rajin-rajin 'nyekar' pake coklat di bangkunya. YANG KAYAK GITU DIBILANG BAGUS??

SHOCK!!!!

Pas ritme jantungku kembali normal karena Shock yang tadi, lagi-lagi jantungku harus menjadi korban karena (lagi-lagi) aku dikagetkan oleh derap langkah beberapa orang yang seirama sekaligus. Beramai-ramai, serentak, ada apakah ini? Emangnya ada gempa bumi sampe orang-orang mesti cepet kabur?

Yah, emang beneran ada gempa bumi! Gempa bumi LOKAL yang disebabkan oleh derap-derap langkah yang ternyata disebabkan oleh...................... (hallah, ribet banget dah bahasanya)

Koor cowok-cowok Barbie's fans club.

"Pagi Barbie...." Kata mereka bersmaan, dengan nada yang sama, dan dengan mimik wajah yang sok imut yang juga sama. Wah hebat, sepertinya mereka sudah berlatih bersama kemarin! (*catatan penulis: sepertinya Rea ini sudah belajar sarkasme dengan baik dan benar ya dari awal cerita.. >__

Chery memainkan rambutnya, menyisipkannya di telinga, kemudian barulah tangannya melambai, "Pagi semua!"

Melihat lampu hijau dari Chery, cowok-cowok tadi semakin menjadi-jadi. Merekagsung berebut mendekati Chery dan memulai aksi mereka.

"Barbie, balon aku bagus nggak?"

"Cake dari gue enak nggak?"

"Coklat dari ane jangan lupa di ma'em ya!"

"Coklat mulu dari tadi! Permen jahe aku dong!"

"STOOOOOPPPP!!!!" Kataku tiba-tiba. Nah lo, kok aku yang pusing ya ngdenger para burung berkicau?

Chery melemparkan senyum 'terimakasih' kepadaku kemudian kembali melemparkan senyum kepada para burung yang kusebutkan barusan, "Coklat, permen, cake-nya bakal Chery makan. Jadi semuanya tenang ya.."

Bukannya tenang, kumpulan burung itu malah mencoba cara baru, "Barbie, aku punya puisi untuk kamu."

"Barbie, dengerin juga lagu ciptaan gue buat lo."

"Mau liat nggak cara aku makein pelet ke kamu?"

"Gue bakal ngedance khusus buat lo."

ARRRGGGHHH, mereka memang sudah gila! Aku stress berada disini! (kok aku yang stress? Chery aja dari tadi biasa aja dan cuma melemparkan senyum). Aku sudah tidak tahan! Harus segera keluar dari sini!

Aku melangkah keluar meninggalkan kerumunan yang sekarang semakin aneh saja. Lagian sepertinya tidak ada yang peduli padaku disana dan tidak akan ada seorangpun yang menyadari kalau aku sudah tidak ada disana. Aku keluar, namun pandanganku tetap tak lepas dari kerumunan burung itu. Sampai akhirnya....

BUUKKK!!

Aku menabrak seseorang. Untungnya hanya tabrakan kecil sehingga tidak menyebabkan aku terjatuh atau orang yang kutabrak terjatuh.

"Sorry." Kataku. Tapi orang yang kutabrak tetap diam. Dan..... Neil??

"Sorry Neil, gue nggak sengaja."

Neil, dengan mukanya yang tanpa ekspresi seperti biasa (silahkan kalian bayangkan), "Gue emang lagi nyari lo."

Ish, nggak nyambung banget! Aku kan tadi bilang 'sorry'. Mestinya dia jawab 'gak apa-apa' atau 'no problem' gitu??

Ah, sudahlah, "Oh ya? mau ngapain?"

"Ini." Neil menyerahkan beberapa berkas padaku. "Lo diskusiin sama bendahara OSIS tentang perkiraan biaya Bazar bulan depan terus buat laporannya."

Oh iya, tugas OSIS ternyata, "Oke."

nggak disangka-sangka Neil malah senyum, "Thanks"

Neil melenggang pergi tapiiii, "Neil!" panggilku lagi.

Neil tak kembali tapi hanya membalikkan badannya saja, "Apa?"

"Lo nggak ikut disana?" Aku menunjuk kelas Chery dimana keributan masih berlangsung.

"Ikut sama cowok-cowok gila itu? No, thanks." Setelah itu Neil kembali. Urgh, tentu saja! Betapa bodohnya aku menanyakan pertanyaan yang jawabannya sudah aku ketahui! Lagipula ngapain juga gue nanya kayak gitu!

Dari kejauhan terlihat sosok Theo yang mendekat padaku. Tersenyum manis seperti biasa. Setelah mendekat kecupan kecil kami yang biasa kembali dilakukan, "Pagi sayang!"

"Pagi!" jawabku. Saat aku menjawab, tangan Theo mulai menjalar ke pinggangku kemudian mengiringku berjalan menuju kelasku.

"Tadi aku ngeliat Neil. Emang dia ikut kontes Chery?"

Mendengar hal itu aku tertawa. Theo menyebut 'kontes Chery' sebagai simbol kekacauan yang terjadi sekarang, "Ya nggak mungkin lha sayang. Neil kan bukan orang yang kayak gitu."

Theo pun tertawa, "Kamu ngomong kayak gitu kayak kamu ngenal Neil aja. Hahahah. Emang tadi dia ngapain?"

"Ini." Aku menunjukkan berkas-berksas yang dari tadi kupegang. Tugas OSIS, seperti biasa.

Jarang-jarang kami berduaan seperti ini. Biasanya selalu ada Chery diantara kami. Jadi aku berusahan menikmati setiap detik bersama Theo. Kami berjalan berdua, dia merangkulku sampai tiba di kelasku. Ah, andaikan momen ini tidak terhenti oleh bel masuk.

KRIIIIIIINNNNGGGG!!! Baru aja dibilangin, bel masuk nyebelin, pengganggu, dan jelek itu berbunyi!

"Sayang, aku masuk dulu ya! Bye! Mmuaaahm." Ciuman singkat dan terburu-buru itu lagi-lagi terjadi.

"Bye!"

Dan Theopun pergi ke kelasnya yang ada di sebelah kelasku...

(bersambung)

Barbie GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang