Teruntuk kamu,
Yang entah dimana.
Yang entah sedang apa.
Hatiku hanya ingin menyapa.
Ia sudah menunggu terlalu lama
-Author. yg lg galaw._____________
Senin.
05.47 pagi.Sekarang, gadis 16 tahun itu sedang sibuk mengunyah selembar roti digenggamannya, dengan tatapan kosong kearah dapur.
Saat ini, ia sedang duduk sendiri dimeja makan. Ditemani cahaya temaram dari lampu gantung diatas meja makan itu.
Ia bangun kepagian. Alasannya mungkin sudah bisa ditebak.
Semalaman penuh, gadis dengan rambut hitam pekat itu melihat semua fotonya dengan
Gerald—si perusak waktu tidur.Dan, hampir semua foto-foto itu mampu membuat Kiana malu.
'How could you, Ki!? How could you!?'
Semalaman ia terus mengutuki dirinya, karena selama ini tidak pernah peka terhadap perasaannya.
Semakin ia melihat foto-foto itu, semakin aneh desiran yang ia rasakan.
Kiana menggigit bibirnya, bingung.
Apa yang sebenarnya ia rasakan.Ini yang Tissa maksud suka?
'F you, Tissa! Gara-gara lo!' Geram Kiana dalam hati, menujukkan kemarahan itu pada si tetangga laknat—Tissa Videlina.
"Tapi.. kenapa gue ga pernah ngerasa kaya gini sebelumnya?" Kiana bermonolog.
"Kenapa gue ga pernah peka? Kenapa baru sekarang gue ngerasain" lanjutnya
"Kiana Diandra! lo cewe paling tolol sejagat raya!" Ia memekik dan menghina diri sendiri.
06.32
Kiana sudah rapi dengan seragamnya. Ia segera turun ke lantai satu karena sedari tadi sang mama terus meneriaki namanya.
Sepertinya, tukang ojek sudah datang.
Tembakkan Kiana benar.
Pria dengan hoodie dan helm yang masi terpasang rapi di kepalanya sudah menunggu didepan rumahnya.
Gerald Pratama, sedang berbicara dengan sang mama.
'Pipi gue kok anget begini?' Batin Kiana, saat merasa ada panas yang menjalar di pipinya
Apalagi sekarang ini,
Gerald baru saja memberikkan senyuman simpul kepada Kiana yang masih cengo di ruang tamu.Kiana rasa jantungnya berdetak agak lebih cepat.
"Woi kambing, diem diem bae!" Pekik Gerald keras.
Sekarang laki-lali tinggi itu sudah agak menunduk dan menyejajarkan wajahnya dengan wajah Kiana.
Kiana yang langsung tersadar dari lamunannya malah berjengit dan menabrakkan dahi nya ke dahi Gerald.
'Stupid Kiana' rutuk batinnya.
"Adoh. Benjol dah jidat gue!" Kata Gerald sambil mengusap-ngusap dahinya.
"I-ih s-s-Sorry" Kiana jadi gugup.
Tangannya tiba-tiba terulur untuk ikut mengusap dahi sahabatnya itu.
"Ger, gue ga tau. Sorry yaa.." Kiana memelas. Tangannya masih mengusap dahi Gerald.
Wajah Kiana yang sedang panik juga gugup sekaligus membuat Gerald terkekeh geli.
"Hehe. Boong" kata Gerald.
"Anjir lo, tukang nipu!" Kata Kiana lalu segera berlalu dari hadapan Gerald.
Ia baru sadar akan seberapa dekatnya dia dan Gerald saat sudah sampai di pintu depan. Jujur, dia agak menyesal. Ia harusnya tinggal agak lebih lama.
"Dasar bocah! Gak bisa sehari gak bikin rumah ribut!" Pekik Ayu—mama Kiana.
"Kalo ga ada dia juga Kiana ga bakal ribut, mama" sanggah Kiana.
"Lah. Kok aku sih?" Kata Gerald.
"Gausah sok aku lo! Sok imut" Kiana langsung membalikkan badan menghadap sang mama untuk bersalaman.
"Ger, Kiananya dijaga jangan diapa-apain" ingat Ayu.
"Siap, tante! Pasti! Gerald bakal jaga Kiana dan nafkahin lahir dan batin" kata Gerald
Kiana yang agak Lola masih berusaha mencerna kata-kata gila seorang Gerald. Sedangkan, Ayu mengernyitkan dahi dan memukul lengan Gerald pelan.
"IH GERALD APAAN SIH LO!?" Pekik Kiana yang baru mengerti.
"Lola lo" lalu Gerald segera berlalu dari hadapan Kiana dan Ayu.
_________________
Note ;
Ada kok orang yang begitu. Yang harus di bantu peka dulu soal perasaannya. Yang ga bisa sadar, kalo bukan orang lain yang mancing.Contohnya. Gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Bestfriend or A Couple?
Teen Fictiontentang gadis yang menikmati hidup 'friend zone' dan si pria yang kurang peka. short story, that based on a true story [with fiction adjust] • bēlla