Chapter 7 ( Bahasa )

2.5K 367 32
                                    

"Dan ini bukti final kami." Kata Jay mengangkat ke atas sebuah kertas memandang semua yang ada diruangan itu.

"HASIL TEST SPERMA MILIK ARTHIT ROJNAPAT."

Semua pengunjung dan wartawan menatap kaget. Sungguh tak menyangka jaksa yang selama ini mereka kenal sebagai jaksa yang adil dan baik serta membela kaum lemah. Tapi kenyataannya adalah seorang pemerkosa.

"Apa ada yang anda ingin tambahkan lagi pengacara Jay ?" Tanya Hakim.

"Tidak ada yang mulia." Jay kembali ke tempat duduknya disamping Pring.

"Kita lanjutkan ke pihak Arthit. Silakan pengacara Kongpop." Hakim mempersilahkan Kongpop untuk mengajukan pertanyaan.

"Nona Pring, bisa anda ceritakan apa yang ada lakukan tgl 28 November 2015 ?"

"Waktu itu saya sedang tidur dan mendengar bunyi bel pintu rumah saya. Ternyata jaksa Arthit yang datang. Ia ingin bertemu dengan anak saya Chai tapi karena Chai sedang tidur saya bilang untuk datang lain kali. Setelah beberapa jam, saya keluar untuk membeli minuman tapi saya masih melihat jaksa Arthit berada dicafe dekat rumah saya, beliau mengamati rumah saya."

Pring menarik nafas dalam-dalam.

"Karena saya curiga, saya menghampiri jaksa Arthit. Kami mengobrol sebentar lalu tak lama kepala saya pusing dan tak sadarkan diri. Pada saat saya sadar, saya hik.... saya... hik...." Pring menangis cukup keras, merasa tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

"Nona Pring, saya ganti pertanyaannya. Bagaimana anda mendapatkan bukti sperma jaksa Arthit ?"

"Itu ada disprei saya saat saya bangun."

"Apa hanya di sprei anda ?" Kongpop menekankan sekali lagi untuk memastikan.

"Iya.."

"Baik terima kasih." Kongpop membalik badan dan menghadap kearah pengunjung.

"Saya belum bisa mengetahui bagaimana sperma jaksa Arthit bisa berada di sprei tersebut. Jujur sayapun tidak tahu. Tapi dari hasil visum yang dibagikan. Tidak ada perkataan atau kata-kata yang menyatakan bahwa sperma jaksa Arthit diketemukan di dalam tubuh nona Pring. Dan bagaimana bisa nona Pring yakin bahwa jaksa Arthit yang memperkosa anda ?" Kongpop berkata tegas dan lugas. Mencoba membalikan keadaan dari yang menyudutkan Arthit.

"Keberatan yang mulia. Bukti itu cukup membuktikan bahwa jaksa Arthit bersalah." Kata Jay berdiri membela kliennya.

"Keberatan yang mulia. Jika hanya sperma di sprei itu tak bisa membuktikan bahwa klien saya Mr. Arthit adalah pelakunya. Kemungkina juga ia dijebak oleh seseorang yang masih belum kita ketahui." Kongpop membantah pernyataan Jay.

"Keberatan ditolak Mr. Jay." Kongpop tersenyum lega.

"Saya akan bertanya ke Mr. Arthit. Apa benar anda bertemu dengan nona Pring di cafe xx ?"

"Benar."

"Apa nona Pring tak sadarkan diri dicafe tersebut ?"

"Tidak, nona Prinvmg berkata kepalanya pusing dan saya mengantarnya pulang."

"Apa anda sempat masuk kedalam rumah nona Pring ?"

"Tidak. Ada yang memukul saya saat saya baru membukakan pintu gerbangnya."

"Lalu ?"

"Saya tak sadarkan diri saat itu."

"Kapan anda sadar ?"

"Saat dirumah sakit."

"Sebutkan tanggalnya."

"30 November 2015."

"Apa yang dokter katakan ?"

"Ada luka lebam dan virus didalam tubuh."

"Yang mulia. Klien saya tidak sadarkan diri saat itu. Seseorang telah melukai dan memasukan virus yang belum diketahui kedalam tubuhnya. Klien saya ditemukan pingsan dengan suhu tinggi oleh ayahnya pada saat malam 28 November 2015. Jadi bagaimana bisa nona Pring menuduh klien saya ini sebagai pemerkosa tanpa ada bukti yang kuat."

"TAPI AKU DIPERKOSA KONG." Teriak Pring pecah memenuhi ruangan sidang. Para pengunjung berbisik-bisik satu sama lain. Dan para wartawan sibuk mencatat dan merekam jalannya sidang ini.

"Ini adalah bukti visum dari klien saya Mr. Arthit. Bahwa seseorang sudah melukainya cukup parah. Dan klien saya menjadi depresi yang cukup dalam akibat kejadian itu. "

"DIA ORANGNYA. DIA...."

Tok...tok...

"TENANG.." Hakim berteriak mencoba menenangkan suasana yang memanas.

"Karena masing-masing pihak belum ada bukti yang cukup kuat. Maka persidangan ini saya tunda sampai 2 minggu kedepan. Saya berharap kedua belah pihak akan mendatang saksi mata dipersidangan berikutnya. "

"Yang mulia." Kongpop berdiri sebelum sang hakim mengetok palunya.

"Ada yang ingin anda sampaikan Mr. Kongpop ?"

"Klien saya Mr. Arthit masih menjalani pengobatan untuk luka fisik dan mentalnya. Dan juga masih dibutuhkan untum penelitian virus itu. Mohon yang mulia mengambulkan agar Mr. Arthit dirawat dirumah sakit sampai persidangan berikutnya."

"Ada bukti medisnya ?" Kongpop menyerahkan berkas - berkas yang ia peroleh dari rumah sakit kepada sang hakim. Sang hakim membaca dengan teliti.

"Permohon dikabulkan. Mr. Arthit akan menjalani pengobatannya dirumah sakit tetapi akan dijaga ketat oleh kepolisian. Dengan ini sidang saya tutup." Sang hakim mengetok palunya 3 kali tanda sidang sudah selesai.

Setelah sidang selesai Jay mendekati Kongpop.

"Kalian tak akan bisa menang kali ini. Akan kubuktikan bahwa kau bersalah." Kata Jay angkuh.

"Kita lihat saja nanti P'Jay." Dan merekapun berlalu pergi meninggalkan Kongpop dan Arthit.

"Kong, Pho ?"

"P tenang saja Pho tinggal denganku di rumahku sementara sampai kasus ini selesai. Aku akan menjaga Pho untuk P. P tak usah khawatir."

"Tapi aku..."

"P, sebelum ada bukti kuat yang menyatakan bersalah. Aku akan berjuang untuk mengungkapkan kebenaran. Percayalah padaku P." Arthit menganggukan kepalanya.

Kongpop maju memeluk Arthit dan berbisik. "Tolong jaga dirimu P. Demi aku. Aku membutuhkanmu."

5. The Victim (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang