four

30 5 3
                                    


*Tap tap tap*
Suara langkah kaki terdengar nyaring di ruangan gelap ini. Seorang pria tampan segera menolehkan wajahnya ke sumber suara. Memicingkan matanya untuk melihat siapa yang datang. Namun nihil, disini teralalu gelap. Cahaya remang2 diruangan ini hanya ada di atas kepala dirinya yang sedang duduk dikursi dengan tangan terikat ke belakang. Napasnya memburu setelah melihat seorang bertopeng mendekatinya dengan kayu balok besar ditangannya.

"Si-siapa kau?" tanya seorang pria tampan itu memandang Seorang bertopeng itu. Dia berusaha membuka ikatan kencang yang melilit tangannya. Tapi tidak bisa.

"Kau mau tau aku siapa Tae? Hahaha" jawab Seoarang bertopeng itu. Tae? Ya, pria tampan itu Taehyung.

"Lepasin aku, brengsek. Apa Salahku padamu hah?" Taehyung ingin sekali lepas dari sini dan menghajar Seorang Bertopeng yang diyakini adalah seorang lelaki itu hingga babak belur atau mungkin hingga tak bernyawa.

"Hahahahha tenanglah Tae, kau tak salah apapun. Apa begitu takutnya kau melihatku?" Pria bertopeng itu mendekat dan memegang-- ah tidak meremas dagu Taehyung dengan keras. Hingga Tae meringis.

"Cihh, jangan menyentuhku. Atau kau akan mati ditanganku" Taehyung meludah tepat mengenai topeng yang pria itu gunakan.

"Berani sekali brengsek" Pria bertopeng itu sudah mengambil ancang2 dan siap memukul kepala Taehyung menggunakan kayu balok yang dibawanya.

"Tidaaaak"

**
Jungkook bangun dari tidurnya dengan keringat disekujur tubuhnya. Dia memimpikan hal itu lagi, seketika airmatanya turun membasahi pipinya yang sedikit tirus itu. Sekelebat bayangan yang diimpikannya membuat dia lemas, dia takut jika terjadi apa2 dengan Taehyung.

"Kookie" Pria tampan yang sedang sibuk dengan laptop didepannya segera berlari menuju kamar adiknya setelah mendengar teriakan. Jeon Seokjin (kakak Jungkook) segera memasuki kamar adiknya dan melihat seorang sedang terisak di atas ranjang. Di rengkuhnya adiknya itu.

"Kookie, apa kau mimpi buruk lagi?" tanya Jin khawatir. Pasalnya adiknya ini sudah seminggu selalu berteriak setiap malam karena mimpi buruk.

"Kookie takut hyung, Kookie tak mau kehilangan sahabat Kookie" jawab Jungkook masih terisak di dekapan Seokjin.

"Ssst, tidak akan terjadi apa2. Peracayalah sama hyung, kalian akan baik2 saja." Ucap Jin menenangkan adik yang disayanginya itu. Dia tak akan tega melihat Jungkook seperti ini terus.

"Besok kookie mau ke rumah Taehyung, kookie khawatir dengan keadaannya." Jungkook menatap kakaknya dengan mata sembab. Kakak yang selalu mendengar ceritanya, kakak yang menggantikan peran orang tuanya ketika orang tuanya sibuk bekerja.

Seokjin tersenyum dan mengelus surai hitam Jungkook.

"Baiklah, temui sahabatmu itu asal kau janji kau tak akan begini lagi. Biar besok hyung yang antar kookie. Sekarang kau tidur, hyung akan tidur disini menemanimu." Jungkook memejamkan matanya. Mencoba tidur kembali.

***
Ting...tong
Ting...tong
Ting...tong

Taehyung mengerjap beberapa kali, merutuki seorang yang sedari tadi memencet bel rumahnya. Diliriknya jam diatas nakas sebelah kanan ranjangnya.

"isssh siapa sih pagi2 begini bertamu. Mengganggu saja." Dia bergegas turun ke bawah untuk membukakan pintu.

*ceklek*
Dilihatnya tamu itu yang tersenyum ke arahnya dengan seragam sekolah rapi yang digunakan.

"ehh Jungkook tumben datang pagi sekali kesini. Eh ada Jin hyung juga" tanya Taehyung kepada tamu didepannya. Diliriknya seorang disamping Jungkook dengan tersenyum.

"Tadi malam Jungkook memimpikanmu lagi Tae, makanya dia ngajak kesini pagi sekali. Yasudah hyung berangkat kuliah dulu ya kook." tanya Seokjin pada adiknya

"Iya hyung, sana pergi. Hati2 dijalan" Seokjin mengangguk dan segera berjalan ke mobilnya.

"Kalian hati2 ya. Jaga diri baik2. Tae, hyung titip Jungkook ya?" Seokjin melajukan mobilnya setelah melihat Taehyung yang mengacungkan jempol kearahnya.

"ayo kook masuk" ucap Taehyung memasuki rumahnya.

"Yoongi Hyung mana Tae?" tanya Jungkook yang sudah duduk di sofa rumah Taehyung.

"Oh, dia mengurus kepindahan kuliahnya. Dia mau pindah ke korea katanya. Biar aku ada teman dan sekalian menjagaku" jawab Tae seadanya.

"Oh iya, tadi Jin hyung bilang kau memimpikan aku? Emang apa yang kau impikan?" tanya Tae menaikan sebelah alisnya. Jungkook menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Uhm Tae, apa akhir2 ini terjadi sesuatu padamu? Aku takut kau kenapa2." jawab Jungkook menatap Taehyung.

"Aku baik2 saja setelah kejadian itu. Hanya saja aku merasa selalu diawasi.  Tapi aku abaikan"

*drrtt drrt*
Ponsel Taehyung bergetar. Taehyung segera menerima panggilan tersebut

"Yeobseo Hyung?"

"Tae kau di rumah? Apa kau baik2 saja?. Hyung ingin memberitahumu, kau jangan kaget. Appa dan eomma kecelakaan Tae. Mobilnya menabrak bangunan dipersimpangan jalan. Hikss.." Taehyung melepaskan handponennya begitu saja setelah mendengar telfon dari Yoongi. Kakinya tak dapat menopang tubuhnya lagi. Dia terduduk disofa dengan air mata yang mengalir di pipi tirusnya.

"Haloo Tae...hiks.. Kau tak apa... Halo" suara Yoongi masih terdengar di ponsel itu. Jungkook segera mengambil ponsel Taehyung

"Halo hyung? Ini aku Jungkook. Ada apa?  Kenapa Tae menangis seperti ini." tanya Jungkook khawatir

"Tolong jaga Taehyung dulu kook, aku akan mengurus semuanya"

Tuut tuut

Yoongi memutuskan panggilan. Jungkook mendekati Taehyung. Menenangkan Taehyung yang terus terisak pilu dan bergumam.

"Tae , apa yang terjadi?" Jungkook memeluk Taehyung menenangkan.

"Eomma dan Appaku ke-celakaan" jawab Taehyung diiringi isakannya. Jungkook mematung mendengar ucapan Taehyung. Tak terasa air matanya ikut jatuh. Dia tak tega dengan keadaan Taehyunh.

TEBECE
PLIS BANTU VOTE

The Dark -kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang