Kejadian Hari Ini

660 39 1
                                    

Keesokan harinya.

Jam baru menunjukkan pukul setengah enam pagi. Al terlihat sangat lelah karena semalam ia menemani El yang belum sadar di rumah sakit, mungkin karena perkataan Liem kemarin dia jadi seperti ini.

Pukul enam, Al bergegas untuk pulang dan segera ke kamar mandi untuk bersiap-siap menjalankan rutinitasnya. Doa Al pagi ini adalah El bisa segera sadar. Tak disangka perasaan di antaranya tumbuh begitu cepat.

Setibanya di sekolah, lapangan sekolah terlihat begitu ramai. Al yang merasa kepo mendekati keramaian itu. Tak disangka, di tengahnya ada Agra yang sedang membawa sebuket bunga lalu membuat drama kecil di depan Ara.

Terdengar banyak teriakan dari teman-teman satu sekolah. Agra termasuk idol sekolah, wajar saja banyak warga sekolah yang mengenalnya. Al hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya yang lucu itu.

Ara Pov.

Pagi itu Ara sangat terkejut, Agra menghentikan ia di tengah lapangan. membawa sebuket bunga dan menyatakan sebuah kalimat yang mengesankan di depan banyak orang. Saat itu ia merasa sangat bahagia, walau sebenarnya ia malu karena ia jadi sorotan warga sekolah pagi itu.

"Ra, mungkin ini terlalu cepet. Lo mau kan jadi cewek spesial gue? Gue emang udah lama jatuh hati sama lo, dari kelas 7 SMP malah. Tapi gue belom berani bilang ke lo, lagian gue juga cuma bisa liat lo dari jauh. Sekarang gue mencoba memberanikan diri buat bilang ke lo. Lo mau kan nerima gue, Ra? Gue kan sekarang udah glow up, udah ganteng, Ra. Masa nolak cogan sih, Ra. Gue udah gak ingusan lagi kok, beneran. Gue gak maksa lo buat jadi pendamping hidup gue, tapi gue selalu berdoa biar lu jadi bini gue, wkwk. Lu terima gue ya, Ra. Jadi Sahabat aja, gue ikhlas. Tapi bunga ini tetep punya lu, Ra." Perkataan Agra yang penuh gurauan itu terus terngiang di kepala Ara.

"Yhaaaaa..." Suara warga sekolah yang menyaksikan drama Agra. Kini, teriakan yang memekakkan telinga itu berubah menjadi teriakan kecewa.

Sebenarnya Ara tau apa maksud Agra. Ara sendiri belum siap untuk jatuh cinta, ia lebih memilih untuk fokus mengerjar masa depannya. Mereka memang satu sekolah menengah dulu. Namun, mereka tidak pernah mengenal sedikitpun walau sudah 3 tahun bersekolah di gedung yang sama. Hanya saja Agra mengagumi Ara.

Sekarang jam pelajaran ketiga, sedari baru masuk tadi Ara tidak bisa fokus belajar karena mengingat kejadian tadi pagi, walau ia sudah berkali-kali mencoba untuk fokus.

Ara Pov end.

Saat jam pelajaran matematika berlangsung, Al merasa bosan. Sedari awal Pak Didi menjelaskan, tidak ada satu pun pelajaran yang masuk ke dalam otaknya. Sesekali ia menoleh kesamping dan melihat bangku El yang kosong.

Hari ini Lena tidak datang ke sekolah. Seisi sekolah mendapat kabar bahwa Lena di skors seminggu karena ada salah satu Guru yang mengetahui bahwa Lena telah melakukan tindakan bully pada El kemarin. Al mendengar itu dari gosipan teman perempuan di kelasnya. Mendengar itu Al sedikit lega karena Lena telah mendapat apa yang layaknya ia dapat setelah kejadian kemarin, tapi di sisi lain ia tidak tega dan ingin membela Lena. Mungkin karena rasa itu masih berbekas di dalam hati Al.

Bel istirahat berbunyi, Al bergegas ke parkiran dan menuju ke rumah sakit tempat dimana El masih di rawat. Tidak peduli jika ia di cari teman-temannya nanti, ia ingin melihat keadaan El sekarang. Ia juga tidak peduli jika ia akan di hukum karena cabut dari sekolah.

Setibanya di rumah sakit, Al bergegas mencari kamar rawat El. Ia membawa buah dan makanan kesukaan El. Setiba di kamar rawat dengan nomor 09 itu, Al kaget. Kamar itu kosong dan sudah tertata rapi. Kebetulan ada seorang suster yang baru saja keluar dari ruangan itu.

Al & El✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang