Lena Dan ToD

920 44 0
                                    

...mereka pun fokus memperhatikan materi pembelajaran yang dijelaskan Pak Didi.

Hingga bel tanda istirahat berbunyi.

Setelah tiga jam belajar, bel yang di tunggu-tunggu itupun akhirnya berbunyi. Semua murid berlari ke tempat favorit istirahatnya, tak lain adalah kantin.

Di kelas, El memang sengaja tidak langsung keluar karena ingin mengobrol sebentar dengan teman di sebangku nya itu sekaligus menunggu Ara, Fiya, dan Izka.

Dengan memberanikan diri ia membuka pembicaraan.

"Eh, lo Al kan?" Tanya El berhati-hati.

"Iya, gue Al, dari mana lo tahu?" Jawab Al dan langsung bertanya balik.

"Itu, nama dada di baju lo sebelah kiri." Jawab El singkat setelah menunjuk objek yang dia maksud.

"Oh iya, hehehe. Ya udah gue ke kantin dulu." Respon Al dan berlalu pergi.

Lena yang melihat Al bisa tersenyum dan mengobrol dengan El pun tak terima dan langsung melabrak El.

Melihat Al sudah keluar dari kelas, Lena pun datang ke bangku El dan memukul meja.

"Eh, lo murid baru jangan sok deh! Mentang-mentang lo duduk sebelahan ama cowok gue terus lo bisa bercanda gitu ama dia? Jangan harap." Tegas Lena.

El yang tidak mengerti maksudnya hanya mengerutkan dahinya. Saat Lena melanjutkan perkataannya, tibalah Fiya, Ara, dan Izka.

"Lo jangan kegatelan deh di depan cowok gue, ganjen banget sih lo!" Kata Lena.

"Eh, kalo ngomong itu di jaga dong! Seenak mulut lo ngomong aja, bilangin sahabat gue ganjen. Lo kali yang ganjen!" Potong Fiya.

Lena yang tidak terima lalu menjawab sambil mendorong pundak Fiya.

"Oh, jadi kalian berempat ya. Eh, lo tau apa? Gak usah ikut campur deh! Lo gak tau gue siapa hah?!" Kata Lena dengan kesombongannya.

"Emang lo siapa? Sok berkuasa banget sih di sini. Sadar diri kek mbak! Dasar ratu alay." Jawab Fiya.

Ara mengelus pundak El, Izka yang mulai panas dengan perilaku Lena pun angkat bicara.

"Udah deh Fi, bocah kayak begini gak usah di ladenin. Buang-buang waktu kita aja." Kata Izka dengan nada juteknya.

Lalu Lena menjambak rambut Izka. Seraya berkata, "Apa lo bilang? Gue bocah? Respon Lena yang terus menarik rambut Izka.

Dengan sigap Izka memutar tangan Lena kebelakang dan ia tahan. Lena meringis kesakitan, mencoba memberontak. Saat ia sudah berhasil bebas, ia dan anggota gengnya melesat pergi.

"Awas kalian! Tunggu pembalasan gue. Ayo gaes kita pergi." Gerutu Lena lalu melesat pergi.

Izka yang melihat Lena sudah pergi pun tersenyum licik dan langsung menanyakan keadaan El.

"Lo gapapa kan? Keterlaluan banget tu bocah," kata Izka.

"Iya, Ka. Gue gapapa, makasih ya kalian udah nolong gue. Gue minta kejadian ini jangan sampai tau kakak-kakak kita. Gue gak mau di wawancarai, hehe." Mohon El sambil cengengesan.

Mereka bertiga pun mengangguk tanda mengiyakan. Mereka bertiga tau bahwa El paling tidak bisa di bentak, karena jika ia di bentak badannya akan lemas dan berujung tak sadarkan diri. Untung saja mereka bertiga datang tepat waktu, jadi mereka bisa melindungi El.

"Ya udah, kita ke kantin yuk!" Ajak El.

Teman-temannya pun mengiyakan dan langsung berjalan keluar kelas menuju kantin.

Al & El✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang