Masih berada dikamar ku yang sangat sunyi, karena pada saat itu keluarga ku sedang beristirahat dikamar nya masing-masing.
Rein perlahan mulai menceritakan semua kejadiannya dengan ragu-ragu. Tapi demi misinya Rein berusaha memberanikan diri untuk berkata sejujurnya kepada ku.
......................................................
"Begini Ina, sebenarnya ada sesuatu hal yang tidak bisa aku ungkapkan kepada mu. Tapi apabila aku mengatakan nya, apakah kamu mau menerimanya?. Aku tidak mau melihat mu shock dengan perkataan ku."
Rein mengatakan dengan pelan."Katakan saja Rein. Jika memang perkataan mu akan membuat ku shock, aku akan mencoba menerimanya dengan baik. Dan Karena kamu sudah berjanji untuk menjaga ku😊, akupun percaya dengan janjimu itu."
Aku menjawab dengan wajah tersenyum."Benarkah Ina, apa kamu yakin akan menerimanya? Aku harap kamu tidak akan berubah pikiran setelah aku mengatakan semua kejadiannya."
Rein bertanya dengan wajah bimbang. Selang beberapa detik setelah bertanya, Rein langsung memalingkan wajahnya dari pandangan ku.Aku tidak bisa melihat orang lain sedih karena ku. Aku berusaha membujuknya agar dia kembali ceria lagi seperti, saat pertama dia datang ke kamar ku.
Aku langsung memang pundak Rein dan berkata
"Aku yakin Rein. Aku amat sangat yakin, cepat ceritakan padaku apa yang terjadi. Kalau kamu tidak mau menceritakan nya, aku akan menangis sekencang-kencangnya"Seketika Rein langsung kembali menghadapkan wajahnya ke hadapan ku. Dan Rein berkata
"Jangan, jika kamu mengeluarkan air matamu satu tetes saja kamu akan menenggelamkan hati ku yang kecil ini. Dan jika hatiku tenggelam, apakah kamu mau menolong ku""Hah😨, tenggelam.
Jika kamu tenggelam, siapa yang akan menyelesaikan misi mu nanti?"
Sahut Ina dengan wajah polosnya."Tidak lah, aku hanya bercanda saja. Tangisan mu hanya boleh keluar jika waktunya sudah tiba. Karena satu tetes air mata mu itu, sangat berharga bagi ku. Aku sudah berjanjikan untuk menjaga mu 😆"
Jawaban Rein langsung membuat ku tersenyum lebar."Baiklah, sekarang ceritakan semuanya padaku Rein"
Sahut Ina."Sebenarnya, aku datang dari masa depan tahun 2050. Dan aku adalah keturunan dari mu. Aku anak dari cicit pertama mu. Jadi kamu adalah sesepuh dari keluarga *Seniores*. Dimasa depan ia sangat lah tua, sangat dihormati, dan sangat disayanginya.
Kami semua memanggil nya *Sen*.
Tapi.."
Rein berhenti"Tapi apa Rein?. Kenapa kamu berhenti? Lanjutkan saja, aku tidak apa-apa"
Jawab ku pelan.
Sebenarnya didalam hati ku ada banyak pertanyaan yang muncul. Bagaimana caranya aku hidup hingga selama itu, dan Rein adalah anak dari cicit pertama ku. Dan banyak lagi pertanyaan yang muncul di otak ku.Hingga akhirnya Rein melanjutkan ceritanya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Tapi, Sen yang sekarang hanyalah raga. Sedangkan jiwa nya dibawa oleh orang jahat yang bernama
The Corpus Gun.
Dia adalah penjahat yang sangat kejam dimasa depan. Dia tau bahwa dirinya bisa dikalahkan oleh *Sen*, lalu dia menggunakan cara yang licik untuk mengambil jiwa *Sen*.
Sekarang *sen* hanya bisa terbaring lemah diatas ranjang. Aku tidak tega melihatnya"
Tangisan demi tangisan yang bisa Rein keluarkan dari matanya."Dan yang bisa mengalahkan nya hanyalah kamu. Karena kamu adalah dirinya di zaman sekarang."
Rein melanjutkan perkataannya.Aku hanya bisa menjawab
"Hah😨".
Karena aku sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.
Aku bingung, badan ku kaku, dan suhu tubuh ku mulai panas dingin..
.
.
.
Next part 🤞
KAMU SEDANG MEMBACA
Serangkaian Anak Terpilih
Fantasybeberapa anak SMP yang memiliki kelebihan yang tak terlihat oleh dirinya sendiri. hingga pada akhirnya mereka semua bersatu untuk memecahkan masalah.