"......."
"Hah...?"
"Dimana, dimana aku?"
"Kenapa disini begitu gelap?"
"Apakah aku sudah mati?"
Starlight terbangun di sebuah tempat yang sangat gelap.
Karena tanduknya masih tersegel oleh batu anti-magis, dia tidak bisa mengeluarkan mantra cahaya untuk menerangi sekitarnya."Tempat ini gelap sekali, bahkan lantai ini sangat empuk dan penuh dengan lendir," kata Starlight sambil berjalan dalam kegelapan.
Starlight terus berjalan tak tentu arah, tak disangka dia melihat sebuah titik cahaya di kejauhan.
"Cahaya apa itu?" tanya Starlight sambil mendekatinya.
Setelah mendekatinya, ternyata cahaya itu adalah sebuah lentera yang biasa menggantung di dinding kapal. Starlight langsung mengambilnya sebagai penerangan dan dia kembali melanjutkan perjalanannya.
"Tempat apa ini sebenarnya? aku harus segera keluar dari sini."
Setelah beberapa saat berjalan, dia terhenti karena melihat gigi raksasa berjejer yang membatasi tempat itu.
"Tunggu sebentar, lantai berlendir? gigi raksasa? apakah tempat ini adalah mulut monster raksasa?!"
Tiba-tiba ada getaran di tempat itu yang menyebabkan Starlight terjatuh.
"Aku yakin ini adalah mulut monster yang memakanku dan yang lain, oh iya aku harus mencari mereka!"
Starlight kembali berdiri dan berjalan menuju sisi lain rongga mulut tersebut, setelah berkeliling cukup lama akhirnya dia menemukan kapal yang dia naiki sebelumnya.
"Akhirnya, syukurlah kapalnya masih utuh," kata Starlight.
Tidak jauh dari sana, dia terkejut melihat Profesor Flintheart dan Kapten Aquasail sedang terbaring tak sadarkan diri.
"Guru! Kapten! sadarlah!" kata Starlight sambil berusaha membangunkan mereka.
Setelah beberapa saat, akhirnya mereka pun kembali sadar.
"Starlight? apa yang terjadi? dimana kita?" tanya Profesor Flintheart.
"Kita berada didalam mulut monster raksasa," jawab Starlight.
"Maksudmu Leviathan yang mengejar kita sebelumnya?" tanya Kapten Aquasail.
"Kurasa iya."
"Bagaimana kita keluar dari sini?!" tanya Kapten Aquasail dengan penuh kepanikan.
"Guru, apakah Guru punya ide agar kita bisa keluar dari tempat ini?"
"Aku tidak tahu Starlight, kurasa perjalanan kita berakhir disini, maafkan aku yang yang sudah melibatkanmu dalam situasi seperti ini," jawab Profesor Flintheart.
"Tidak Guru, kita tidak boleh menyerah begitu saja, pasti ada cara agar kita bisa keluar dari tempat ini."
Starlight berpikir sejenak.
"Tentu saja! kita harus membuat monster ini bersin!" kata Starlight.
"Bersin?" tanya Profesor Flintheart.
"Iya, aku yakin kekuatan udara yang keluar akibat bersin bisa mendorong kapal ini untuk keluar dari mulut monster ini," kata Starlight.
"Itu ide yang bagus, tapi bagaimana cara kita membuat monster ini bersin?" tanya Kapten Aquasail.
"Ya...aku biasanya bersin ketika ada debu atau asap masuk ke hidungku, jadi jika kita memakai mantra asap di hidung monster ini, dia mungkin akan bersin jadi kita bisa keluar."
"Kurasa itu akan berhasil, ide yang bagus Starlight," kata Profesor Flintheart.
"Terima kasih Guru, oh iya bisa kau bantu aku Guru?"
"Bantu apa?"
"Tandukku tidak berfungsi karena batu ini."
"Oh akan kulepaskan."
***
Setelah semuanya siap, Starlight dan Profesor Flintheart berjalan menuju tenggorokan monster tersebut, sementara Kapten Aquasail tetap berjaga di kapal.
"Apakah Guru yakin ini jalan menuju hidung monster ini?" tanya Starlight.
"Ya, saluran ini terhubung dengan rongga hidung jadi kita gunakan mantra levitasi untuk naik keatas," jawab Profesor Flintheart.
Mereka kemudian memakai mantra levitasi dan melayang ke bagian rongga hidung monster tersebut.
"Tempat ini menjijikkan sekali, banyak sekali bulu dan kotoran hidung disini," kata Starlight.
"Namanya juga rongga hidung, pasti dipenuhi oleh bulu dan kotoran hidung," kata Profesor Flintheart.
Setelah berjalan sebentar, akhirnya mereka sampai ke bagian tengah rongga hidung monster itu.
"Kurasa ini tempat yang pas, ayo kita mulai," kata Profesor Flintheart.
"Baiklah Guru," kata Starlight.
Mereka segera mengeluarkan mantra asap, seketika rongga hidung tersebut dipenuhi oleh asap. Setelah beberapa saat, getaran pun muncul.
"Uhuk uhuk kurasa ini bekerja," kata Starlight.
Tak berapa lama kemudian, monster itu terbangun dari tidurnya akibat asap di hidungnya.
"Grrrraaaaaacuuuuuuuuuhhh!!"
Monster itu bersin dengan sangat kuat, mengakibatkan kapal mereka terpental ke luar bersamaan dengan mereka juga.
"Waaaaw!! kita berhasil!" kata Starlight saat terpental di udara.
Setelah terpental cukup jauh, kapal mereka akhirnya mendarat kembali ke lautan. Starlight dan Profesor Flintheart kemudian kembali ke kapal dengan mantra levitasi.
"Tadi itu hebat sekali! kalian memang luar biasa!" kata Kapten Aquasail.
"Sekarang kita bisa melanjutkan perjalanan, terima kasih Starlight atas idemu" kata Profesor Flintheart.
"Sama-sama Guru, jika kita pantang menyerah pasti akan ada jalan keluar dalam setiap masalah," kata Starlight.
"Baiklah, lebih baik kalian beristirahat dulu karena perjalanan kita masih jauh," kata Kapten Aquasail.
Mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka ke pulau Kapahu.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight Glimmer : A My Little Pony Story
Fiksi PenggemarHighest Rank : mitologi #1 [11-05-2018] kartun #1 [12-05-2018] unicorn #1 [01-10-2018] mylittlepony #1 [04-10-2018] Starlight Glimmer, Seekor unicorn dengan kemampuan misterius yang bisa mencuri cutie mark kuda poni lain dan mengubahnya menjadi simb...