.
.Setelah pertemuan dengan calonnya kemarin kini disinilah dirinya berada,Taman Mawar tepat dibelakang sekolahnya
Sejujurnya berlian takut akan perjodohan itu, namun ketika melihat senyum lelaki yang bernama radit itu dia jadi berfikir bahwa mungkin radit adalah lelaki yang baik
Dilihat dari caranya berbicara dan tatapan lembut kepadanya itu sudah sedikit menjelaskan bahwa radit memang lelaki baik. Tapi yang sedang ia fikirkan sekarang ialah, bagaimana rumah tangganya nanti .
Akankah hidupnya menjadi bahagia? Bahkan ia tidak tau apakah radit mencintainya atau tidak.
"Tapi kenapa kemarin gue langsung mau ya, haha oon banget sih gue" lalu berlian pun pergi dari taman dan memutuskan untuk sekedar berjalan-jalan sebentar
Ketika dirinya sedang asik bermain Hp, ia tidak sadar bahwa ada lelaki yang menatapnya dan menghampirinya tepat didepanya, sehingga berlian pun mendongakkan kepalanya dan terkejut ketika melihat sosok itu
"Kenapa? Lo kaget liat gue?" tanya laki-laki itu sambil menatap berlian. Berlian yang awalnya takut pun kini memberanikan diri untuk menjawabnya
"Hah? Ngga ko. Ka reza lagi ngapain disini?" orang yang dipanggil reza itu pun tersenyum sebentar dan berlalu menatap berlian
"Ngga, gue cuma lagi jalan-jalan doang sih. Kalo loe kesini ngapain?"
"Kebetulan aku lewat sini aja sih ka" kata berlian dengan menundukan kepalanya. Reza yang melihat kelakuan berlian itu pun hanya menghela nafas dan beralih menggandeng tangan berlian
Sedangkan berlian langsung kebingungan sambil menatap pergelangan tanganya yang digenggam oleh reza
"Kaka mau bawa aku kemana?"
"Ke cafe seberang sana,kaka mau ngobrol sama kamu" ucapnya tanpa mengalihkan pandanganya kearah depan
"Tapi aku ngga bawa uang ka" kata berlian dengan wajah polosnya yang kemudian membuat reza gemas
Ketika sampai di kafe reza langsung mendudukan berlian dikursi samping tempat ia duduk
"Kaka yang bayar,kamu tenang aja"
"Oh.. Yaudah. Kaka mau ngomong apa emang?"
"Kamu masih ingat Diana?"
Deg.
Ketika mendengar nama itu tubuh berlian mendadak kaku seketika. Wajahnya pucat pasi dan keringat dingin mulai bercucuran dari dahinya.Inilah yang ia takutkan ketika bertemu dengan reza, ia pasti akan membahas tentang diana alias mantan kekasih reza
Melihat perubahan dan wajah ketakutan berlian, reza pun menggenggam tangan berlian
"Kamu masih seperti itu hmm? Bukankah kaka bilang kepadamu untuk melupakan?" reza pun menghela nafas panjang
"Itu bukan kesalahanmu ber"
"Itu salah ku ka. Ak-aku..
" sudahlah,bukankah kau tidak sengaja mendorongnya"
"Iya aku tau,tapi tetap saja aku salah ka. Maafkan aku" tanpa berlian sadari air matanya pun kini menetes membasahi wajah cantiknya
Ia benci ketika ia tahu bahwa ia orang yang lemah. Berlian tak pernah berfikir bahwa dirinya akan menangis dihadapan reza seperti dulu. Ia sangat membenci dirinya yang cengeng dan lemah
Melihat berlian menangis membuat reza merasa bersalah karena telah mengingatkan masa lalu kelamnya
"Astaga berlian, maafkan aku. Kumohon jangan menangis" kata reza lembut berusaha menenangkan berlian dengan mengelus rambutnya
Lalu berlian pun berhenti menangis sambil mengusap air matanya secara perlahan dan mendongakan kepalanya menatap reza yang juga sedang menatapnya dengan raut khawatir
"Maaf ya, udah bikin kamu nangis" ujar reza. Berlian pun mengangguk sambil tersenyum
"Ngga papa ka. Aku juga minta maaf" kata berlian
"Emm.. Kaka ngga pulang? "
"Ngga ber, kaka lagi nunggu temen" ujar Reza sambil memainkan ponselnya
"Temen kaka laki-laki? " tanya berlian yang kemudian diangguki oleh Reza.
Hening. Berlian pun memutuskan untuk pulang Namun ketika ia akan berbicara suaranya justru terpotong oleh panggilan seseorang dibelakangnya
"Rezaa..
Mendengar ada seseorang yang memanggilnya Reza pun mendongakkan kepalanya dan langsung tersenyum cerah sembari merentangkan kedua tangannya
Karena penasaran, berlian pun ikut menolehkan kepalanya kebelakang dan langsung terkejut ketika melihat orang itu begitu pun dengan lelaki itu
"Loh berlian? "
"K-k..ka radit"
⭐⭐⭐⭐
"Mah aku pergi dulu ya"
"Mau kemana dit? " kata Vina yang sedang membaca majalahnya sambil meminum tehnya
Radit tersenyum kepada Vina dan menghampirinya yang masih sibuk dengan majalahnya, lalu membisikkan sesuatu kepadanya
"Urusan anak muda ma" kata radit dan sukses membuat Vina mendelik kesal karena ucapan anaknya itu
Radit pun tertawa melihat ekspresi mamahnya itu. Menurutnya Vina sangat lucu sekarang
"Hehh.. Dasar, Udah sana pergi. Jangan lama-lama dit" kata Vina memperingati radit
"Iya mah tenang aja. Aku akan pulang cepat ko,aku pergi ya" ucap radit mencoba meyakinkan mamahnya dan diangguki oleh vina
Radit pun keluar pergi menuju mobilnya dan menjalankannya. Ya hari ini ia berniat untuk menemui teman lamanya itu di kafe dekat sekolah berlian
Ketika sampai ditempat tujuan, ia pun langsung keluar. Dan pada saat itu ia melihat temanya sedang bersama perempuan
Dilihat dari tempatnya ini, si perempuan seperti sedang menangis. Haha, mungkin kekasihnya itulah yang ada di fikirannya
Radit pun memutuskan untuk menghampiri temannya
"Rezaa..
Ketika ia memanggilnya orang yang dipanggil reza itupun langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum cerah kearahnya sembari merentangkan kedua tangannya
Pada saat itu juga gadis yang sedang bersama reza juga ikut menoleh kearahnya dan langsung kaget ketika melihatnya begitu juga dirinya
"Loh berlian? "
"K-k..ka radit"
.
.
.Hayy.. Ada yang kangen aqu tidak?
Vote dong teman.. Ya ya please
KAMU SEDANG MEMBACA
Kawin Muda
FanfictionDi usiku yang masih terbilang muda, kini diriku harus melakukan perjodohan konyol yang di buat oleh kedua orangtuaku - Berlian Ananta Slavia Bolehkah aku berkata bahwa perjodohan itu terdengar konyol? ya tentu saja. bagaimana tidak, aku ini masih 20...