saat ini, saldys dan yuta udah duduk manis di pinggir jalan dengan sepiring sate padang di masing-masing tangan. nggak lama setelah saldys tau nama si gentle, yuta dateng ngejemput dia. ten sendiri masih duduk di halte sambil makan shihlin–iya, di kantin kampus mereka ada yang jualan shihlin.
makanya kemaren saldys minta uang jajan lebih ke mamanya. soalnya jajanan di kantinnya elit-elit.
tapi kalo makan sama yuta, beda lagi. cowok yang sering disebut-sebut mirip anime sama ibu-ibu kompleks itu lebih suka makan di pinggir jalan, di pedagang kaki lima kayak sekarang ini.
"mau nambah," ucap yuta entah kepada dirinya sendiri atau kepada saldys yang lagi sibuk nusuk-nusuk lontong. "mumpung nggak semahal makanan di kantin lo nih."
"pelit amat sih lo sama uang sendiri."
"yeeee, udah baik gue traktir lo," jawab yuta gemes sendiri. "bang, satu piring lagi dong. kerak bumbunya banyakin yak!"
"ibu-ibu kompleks nanti kecewa ini anime kesayangannya jadi gendut makan sate padang udah tiga piring."
yuta menusuk pipinya dan masang muka sok imut. "kan masing ganteng, pasti ibu-ibu nggak kecewa dong,"
"najis, ah! jangan sok imut gitu. geli gue liatnya."
"dari dulu bilangnya geli mulu, tapi masih aja deket-deket sama gue," ucap yuta dengan kedua alisnya yang dinaik-turunkan.
"abis kasian sih, nanti nggak ada yang nemenin," saldys memberikan piring kosongnya pada pak saleh–penjual sate padang–lalu ngambil piring ketiga yuta. "padahal kerjaan lo deketin cewe mulu, tapi nggak ada yang mau kan sama lo?"
yuta merebut piringnya dari tangan saldys, "enak aja! kalo ngomong sembarangan banget–btw, tadi gue ketemu junior cakep di parkiran."
saldys cuma geleng-geleng kepala kalo yuta udah ngomongin soal cewek. yuta ini terkenal dengan kemodusannya. semua cewek pasti dimodusin, dan nggak dikit cewek yang baper sama dia. tapi sayangnya malah yuta php-in.
omong-omong, saldys dan yuta beda kampus dan beda jurusan. yuta anak dkv kampus sebelah, dan nggak sedikit orang-orang di kampus saldys kenal sama yuta. ya orang yutanya aja eksis di kalangan para ciwi-ciwi.
"eh, surat lo apa kabar?"
"OH IYA! kak doyoung ngaku ke gue baca surat gue, tapi dia katanya nggak bisa baca tulisan gue. aneh gak sih? gue aja bingung, yut."
"yang bacain bukan dia kali."
"ah, nggak mungkin. TERUS NIH YA. lo liat nggak tadi cowok di halte? itu namanya kak ten, kayaknya sih temen sekomplotannya kak doyoung. soalnya dia ceritain waktu kak doyoung baca surat gue!"
"terus? lo udah tau belom nama cowok yang lo puja-puja itu?"
saldys mengangguk senang. "udah, dong! namanya johnny. gila, ya? nama aja ganteng apalagi orangnya!"
"bucin gini nih."
"HEH! bucin ngomong bucin!"
///
keesokan harinya, jam sembilan pagi, saldys sampai di kampus dengan selamat–seperti biasa, di anterin yuta. tetangga rasa tukang ojek rasa pacar banget, kan?
sebenernya cowok anime itu nggak ada kelas hari ini. tapi, tadi jam setengah sembilan saldys ngetok-ngetok jendela kamar yuta pake batu kerikil yang udah dia pungutin dari halaman rumahnya buat manggilin yuta, dan dengan berat hati yuta nganterin saldys ke kampus.
"belajar yang bener biar bisa jadi istri gue."
saldys memutar kedua matanya. "najis."
setelah itu, saldys menginjakkan kakinya pada anak tangga fakultas ilkom. rencananya dia nggak langsung ke kelas, tapi ke kantin dulu nyamperin nana dan jungwoo yang lagi sarapan burger mcd. tentu aja saldys nggak bakal ikut-ikutan sarapan mcd, dia ketularan penyakit pelit yuta rupanya.
kedua mata saldys menangkap sosok jangkung yang hari ini pake masker hitam dan kacamata yang bertengger di hidungnya. dengan segera saldys nyamperin kakak tingkatnya yang super galak itu.
"kak doy, sakit?"
doyoung sedikit melompat karena terkejut, tapi detik selanjutnya cowok galak itu langsung masang muka sinis. "mau apa lo?"
bener-bener dah ini orang. kalo bukan kating udah gue tendang.
"santai, dong! nggak usah ngegas. kalem, kalem," ucap saldys sambil menepuk-nepuk ransel hitam doyoung. "sakit apa kak doy? kelebihan hormon galak ya?"
doyoung mengangkat tangan kanannya, hendak memukul saldys. tapi dia langsung sadar kalo saldys itu perempuan. nggak ada gunanya dia ngelawan perempuan. walaupun galak begini, doyoung punya sisi soft buat perempuan.
menyadari gerakan doyoung, saldys langsung memegang tangan doyoung yang masih terangkat. "wes, santai! damai deh damai! nggak ngajak gelut lagi."
kali ini saldys mengalah. padahal dia sendiri sadar kalo dia nggak salah apa-apa. perasaan dia ngomongnya baik-baik. perasaan.
"sabar, sabar," bisik doyoung pada dirinya sendiri sambil ngelus-ngelus dada. setelah itu, mode galaknya nyala lagi. "ngapain lo nyamperin gue?"
seketika air muka saldys yang tadinya sok takut langsung berubah jadi semangat. "gue udah tau siapa namanya!"
doyoung memasukkan kedua tangannya ke saku jeans-nya, kembali berjalan diikuti oleh saldys di sampingnya. "siapa?"
"johnny!"
doyoung mengerutkan keningnya. "tau dari mana?"
"kak ten."
doyoung cuma bisa menghembuskan nafasnya panjang. doyoung nggak heran, sih, kalo ten yang ngasih tau nama johnny. kan mulut ten ember, kayak ibu-ibu kalo lagi ngumpul di tukang sayur.
"katanya kakak nggak bisa baca tulisan gue, tapi kata kak ten kakak waktu baca surat dari gue marah-marah," jelas saldys dengan nada kesal. "ah, kak doyoung jangan marah dong karena niat gue ngasih suratnya ke kak johnny bukan ke lo~ apa per–"
doyoung menghembuskan nafasnya dengan kasar, lalu menghentikkan langkahnya. "diem, bacot. gue lagi nggak mood denger ocehan nggak penting lo. mending sekarang lo pergi dari sini."
saldys masang muka mesem. "bukannya setiap hari nggak mood terus ya?"
doyoung memegang kedua bahu saldys, lalu memutar badan cewek itu dan mendorongnya pelan. "pergi. jangan ganggu gue."
"iya, iya! kayak cewek pms nih baperan banget!" jawab saldys sambil berlalu dari hadapan doyoung.
kan jadi pengen sate padang
KAMU SEDANG MEMBACA
(DISCONTINUED) kakak tingkat → doyoung
Fanfictionpunya kakak tingkat segalak doyoung? nggak masalah! #865 on teen #3 on kimdoyoung