1.Bagaimana Bisa

125 8 0
                                    

"Lo ingat baik-baik ya sya,gue nggak mau ada temen sekolah gue yang tahu kalau lo udah di jodohin sama gue . Anggap kita nggak pernah kenal,lo boleh temuin atau bicara sama gue kalau ada yang penting!waktu gue nggak akan pernah ada buat lo!"

"Iya mas Gavin,aku janji nggak akan bilang-bilang ke siapapun kalau mas itu udah di jodohin sama aku." kata mesya dengan menundukan kepala agar tidak terlihat bahwa dirinya sedang menahan tangis.

"Dan jangan panggil gue pake sebutan mas,panggil gue ka Gavin. Dan lo nggak usah terlalu polos pake bahasa aku-kamu,cukup gue lo kalau lagi bicara sama gue."

"Dan satu lagi,lo boleh pulang pergi bareng gue asalkan saat berangkat lo turun di pertigaan sekolah dan kalau pulang mau tungguin gue di tempat itu juga."

***
Kata-kata yang di ucap Gavin semalam kini selalu ia ingat,karena ia tak mau bila Gavin semakin kaku padanya.

Disinilah mesya sekarang. Di sebuah pertiagaan yang lumayan dekat dengan letak sekolah barunya.

15menit lalu Gavin telah menuruni dirinya di tempat ini,lalu ia memberi peta yang terbuat dari kertas dan di gambar menggunakan pensil untuk mempermudah mesya menemukan letak sekolah barunya.

Mesya pun melangkah mengikuti gambar yang ada di peta. Kakinya melangkah dan matanya fokus pada peta.

Langkahnya berjalan tak beraturan hingga berkali-kali berbelok-belok kekanan dan kekiri.

Hingga tiba-tiba..

Brakk..

Sebuah motor sport berwarna orange dengan kecepatan sedang tanpa di sengaja menabrak kaki kanan mesya.

"Aww"refleks mesya disusul dengan tubuhnya jatuh terduduk.

Orang itu sangat panik,lalu ia menyetandarkan motornya serta melepas helmnya dan mengaitkan helm itu ke spion motor.

Orang itu mengubah posisi tubuhnya yang awalnya berdiri,menjadi setengah jongkok.

"Maafin gue ya."orang itu mengulurkan tangannya"mari bangun,nanti seragam lo kotor." sambungnya sembari tersenyum.

Mesya mengangkat kepalanya bremaksud untuk mengetahui siapa orang yang menabraknya sekaligus membantunya.

"Ayo bangun,nanti seragam lo kotor kalau berlama-lama duduk di aspal." tawarnya sekali lagi dengan tersenyum.

Perlahan mesya meraih lengan pria itu untuk membangunkan tubuhnya dari aspal.

"Makasih." mesya berusaha menyeimbangi dirinya,namun kaki kanannya seolah-olah sudah tidak bisa menopang dirinya.

Semakin di paksa untuk kaki itu bisa seimbang dengan benar,justru malah semakin sakit bila di paksa.

"Lo kenapa?sakit ya kakinya?maafin gue ya,gue nggak sengaja. Habisnya tadi lo jalan nggak beraturan sih."

"Dan jangan panggil gue pake sebutan mas,panggil gue ka Gavin. Dan lo nggak usah terlalu polos pake bahasa aku-kamu,cukup gue lo kalau lagi bicara sama gue."

"Gu-gu-gue nggak apa-apa kok." mesya mulai melangkah dengan picang-pincang meninggalkan pria itu,namun..

Brukk..

Mesya justru ambruk , dengan cepat pria itu menangkap mesya yang sudah tumbang itu.

Mesya jatuh di pelukan pria itu dan tatapan mata mereka sempat bertemu sekilas.

Mesya bangkit lagi"maaf".

"Oh nggak apa-apa kok,nama lo siapa?dan lo sekolah dimana?gue antar ya,kayaknya kaki lo terkilir deh gara-gara kena ban motor gue."

My SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang