Hari ini hari Minggu. Hari di mana semua orang mengisi kekosongan dengan quality time bersama keluarga, kekasih, atau bahkan hanya sendirian di sudut ruangan—membaca buku ditemani segelas kopi.
Anna baru saja mendapat telepon dari kekasihnya yang mengatakan bahwa hari ini dia tidak bisa menemani Anna berbelanja buku karena ada suatu urusan mendadak—yang lebih penting dari sang kekasih tentunya. Gadis itu berusaha menahan amarahnya dengan satu senyuman miris dan kalimat pasrah; "Ya sudah, selamat senang-senang."
Chanyeol yang duduk di sofa tentu saja memperhatikannya. Gadis itu menghela napas panjang dan mengacak surainya sendiri. Ia tampak gelisah di mata Chanyeol.
"Hei, kau kenapa?"
Anna menoleh dan mendapati Chanyeol mengernyit heran melihat dirinya. Ia bahkan tidak sadar bahwa lelaki itu sudah lama duduk di sana. "A-ah, bukan apa-apa. Oh ya, aku akan keluar sebentar untuk membeli makanan dan mencari udara segar. Mau titip sesuatu yang lain?"
Chanyeol mengangguk dan langsung menyambar ponselnya di atas meja. Ia menyodorkan benda itu pada Anna. "Belikan aku kartu baru? Ah, setidaknya itu agar kita bisa berhubungan sewaktu-waktu." Chanyeol menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tiba-tiba ia merasa malu dengan idenya sendiri.
Anna mengangguk dan mendorong pelan ponsel di depannya. "Tidak perlu. Aku bisa memasangkannya untukmu."
Chanyeol mengangguk dan kembali duduk. Anna mengambil hoodie yang tersampir pada kursi di ruang makan dan memakainya dengan cepat. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Tak lupa dengan dompet dan ponsel yang tersimpan aman di kantongnya. "Sampai jumpa nanti!"
*****
Naik bus dan sampai di pertokoan tempat ia biasa membeli kebutuhan, Anna menghampiri salah satu swalayan untuk membeli sabun dan pasta gigi baru untuk kamar mandinya. Ia sudah membeli dua porsi ayam goreng di KFC terdekat. Urusan kartu baru untuk ponsel Chanyeol juga sudah beres.
Kring!
Bel di pintu berbunyi saat Anna membukanya. "Selamat datang! Nikmati waktu berbelanja anda." Petugas di kasir berujar keras saat melihat ada pelanggan masuk. Anna mengangguk sekilas dan bergegas menuju rak berisi barang yang dibutuhkannya.
Tiba-tiba matanya menangkap sesuatu yang tidak asing. Beberapa pembalut wanita berjejer di rak yang sama pada bagian bawah. Ia spontan tertawa kecil saat ingatannya terbawa pada malam aneh namun penuh keberuntungan saat Tuhan mempertemukannya dengan Chanyeol.
Memikirkan hal itu membuatnya tidak sabar untuk pulang. Segera Anna berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya. Antrian cukup panjang, tapi menunggu sebentar bukan masalah baginya.
"Silakan maju, Mas."
Anna maju satu langkah, mengikuti seorang lelaki dan wanita yang berdiri di depannya. Kini giliran mereka untuk membayar. Jika diperhatikan lebih lanjut, keduanya memakai jaket yang sama. Barang couple rupanya benar-benar menjadi mode di kalangan remaja jaman sekarang.
Menyadari hal itu, seketika Anna terdiam. Ia mengamati jaket yang dipakai oleh si lelaki. Ia merasa familiar dengan benda itu. Berusaha mengingat lebih keras, akhirnya ia teringat akan jaket baru yang dikenakan kekasihnya kemarin.
Anna benar-benar tidak ingin berpikiran buruk tentang Al, tapi jaket itu memang persis seperti yang dilihatnya. Dalam hati ia berdoa agar prasangkanya yang buruk tidak menjadi kenyataan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
FanfictionSiapa bilang jadi lucky fangirl itu selalu 'lucky'? Nyatanya, itu benar-benar salah. Terbukti, setelah bertemu dengan idolanya dengan cara yang benar-benar mengherankan, kehidupan Anna Parkinson total berubah drastis. Tak hanya beruntung, kesialan j...