Chap 14

16.2K 315 8
                                    

Warning Again!!!
Part ini masih mengandung unsur 18+

Keep enjoy!!!

***

Raka keluar begitu saja dengan langkah gontai tapi tidak dengan hatinya yang memanas karena kehadiran Benny.

"Masih aja dia muncul di hadapan gue, damn it!!

Anna yang berusaha berteriak memanggil Raka hanya bisa gigit jari, cowok itu lagi mengeras lagi kepalanya kyak es di kutub utara.

"Berarti dunia gak jadi terkena dampak pemanasan global karena es gak jadi mencair

"Ayo, Ben masuk", pinta Anna ke Benny yang masih di luar pintu.

"Iya kak Ben, ingetkan tadi mas Raka hanya beri waktu 10 menit loh", Virly mengingatkan Benny kalau mas Raka mengizinkan masuk tapi hanya sebentar.

Benny masuk dan dia mulai bingung harus bicara dari mana karena adaa virly, OMG!

Virly yang melihat raut wajah Benny dan mba Anna diam saja hanya saling memandang, akhirnya menyadari bahwa keberadaan dirinya membuat mereka tak nyaman

"Hmm.. kalian ngobrol lah, Virly keluar sekarang menyusul mas Raka. Oh ya Mba Anna, maaf ya kalau Virly tiba-tiba ke sini sama kak Ben. Tadi kak Ben ke apartement Virly nanyain dimana mba Anna tinggal, soalnya dia hubungin mba Anna berkali-kali jadi kak Ben khwatir", Virly menjelaskan ke kakak iparnya itu.

"Iya gpp dek", sahut Anna sambil mengulas senyum di bibirnya.

"Ok baiklah, ingat jangan lama ya Kak Ben!", Virly menepuk bahu Benny sebelum meninggalkan dua orang tersebut di dalam kamar.

Pintu pun sudah tertutup. Hanya ada keheningan antara Benny dan Anna yang saling tatap. Mereka bertahun-tahun tidak ketemu. Sahabat yang dulu sangat dekat sedekat urat nadi tapi sekarang rasanya jauh bagaikan bumi dan matahari.

"Hmm...duduk dulu Ben", Anna menyilahkan Benny duduk di kursi yang berada di ruang tamu.

Benny tersenyum dan langsung duduk di kursi yang ditunjuk Anna. Anna menyusul duduk di samping Benny.

"Ann, gimana kabar lo?", tanya Benny ke sahabat yang ada di hadapannya. "Basa-basi banget sih Ben!, Benny bergumam di dalam hatinya

"Agak kurang sehat sih Ben, tapi udah jauh lebih mendingan ya berkat suami gue. Untung suami gue dokter jadi gak perlu memanggil dokter bule di sini", Anna terkekeh dan memperlihatkan gigi putihnya yang rapi.

"Hmm...syukurlah ya kalau gitu. Btw lo belum jawab pertanyaan gue kemarin Ann...

Benny berhenti sejenak sambil berpikir apakah dia jadi menanyakan itu kepada cewek yang masih sangat dia inginkan itu.

"Pertanyaan apa Ben?, Anna mengernyitkan dahinya dan penasaran pertanyaan apa yang belum dia jawab.

"Gue tau lo dijodohkan, tapii... lo cinta sama suami lo Ann?

"Astaga gue lupa pertanyaan ini, gimana jawabnya yaakkk", gumam Anna dalam hati

Anna memandang lekat bola mata hitam milik Benny dan sambil berfikir. Di lihatnya raut wajah Benny yang seolah tak sabar ingin mendengar jawaban dari bibir mungil gue.

"Jujur gue juga belum tau pasti. Dulu gue pernah suka sama seseorang tapi orang itu pergi ninggalin gue begitu aja, jadi gue lebih keep hati gue. Sekarang walaupun gue belum tau pasti perasaan gue gimana sama Raka, tetep aja dia suami gue.

Benny diam karena merasa mungkin seseorang yang dimaksud Anna adalah dirinya. Bukan karena kegeeran atau apa, karena ada bukti dibalik itu semua.

Benny hanya mengangguk tanda mengerti dan mengambil kotak di saku celananya.

My Devil Husband Is DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang