Chap 7

13K 328 10
                                    

Back to
After married

"Ibuuu", aku berlarian menghambur ke pelukan ibu. "Anna kangen", kata ku sambil memeluk erat tubuh kecilnya.

Kita berdua saling melepas kangen padahal baru pisah sehari doang. Lebay sih, tapi aku merasa sudah lama tinggal di rumah asing. Walaupun itu rumah mertua ku sendiri.

"Masuk Ren", bapak ku menghampiri Rendi dan istrinya yang masih terdiam di depan pintu sambil tersenyum. Memintanya masuk ke dalam dan duduk.

Kami semua berkumpul di ruang keluarga. Ya hanya suami ku si Raka yang belum datang karena masih ada tugas di rumah sakit.

Aku masih duduk menempel dan melingkarkan tangan di lengan ibu ku.

"Anak mu sayang banget ya sama ibunya", ucap Ayah Raka.

"Ya begitulah, karena dia anak satu-satunya jadi manja", ucap bapak sambil tersenyum ke arah ku.

Aku hanya membalas dengan menyunggingkan senyuman ke arahnya.

Aku tidak begitu dekat dengan Bapak ku. Bapak ku orang yang cuek dan jarang di rumah. Dia menghabiskan banyak waktunya di kantor.

"Nak Raka mana? Kok gak ikut ke sini?", tanya ibu ku sambil mengedar bola matanya ke sekeliling ruangan. Beliau baru menyadari ada yang kurang.

"Dia lagi di rumah sakit, nanti juga nyusul", balas ayah mertua.

"Oh gitu", ucap ibu ku sambil menganggukan kepalanya.

Ibu, bapak, dan mertua ku, mereka semua asyik mengobrol. Biasa obrolan orang tua yang gak jauh-jauh pembahasannya kalau bukan masalah cucu.

Eiittsss mereka bahas apa tadi? "Cucu"? Astagaa!! Hal yang gak pernah terpikirkan setelah menikah. Jangankan setelah menikah. Bisa menikah aja gak pernah terbayangkan sebelumnya.

"Anna, kamu sudah melakukan kewajiban mu buat cucu buat ibu belum?", tanya ibu sambil mengelus-elus rambut ku yang terurai.

Whaattt?? Ibu bilang apa tadi? Buat cucu??

"Belum", jawab ku singkat.

Anna langsung melepaskan pelukannya dan pergi meninggalkan mereka.

"Loh loh mau kemana Ann?"

"Mau keluar hirup udara segar", kata ku tanpa menoleh ke mereka.

"Duh jeng, Anna malu ditanya begitu di depan kita. Mereka kan baru kenal sebulan sebelum menikah dan baru menikah sehari", ucap ibu tiri Raka sambil tersenyum.

"Iya sih jeng, maklum udah gak sabar gendong cucu dari anak sendiri", kata ibu ku dan membuat yang lain tertawa.

Anna hanya bisa mendengarkan tertawaan mereka di belakang dan tak memperdulikannya.

***

"Assalamualaikum,", suara dari depan pintu. Sosok pria tinggi, putih, tampan dengan pakaian kemeja putih dan celana bahan itupun berdiri di hadapan para orang tua.

"Waalaikum salam, masuk menantu ku yang tampan", sahut ibu mertua sambil mendekat ke arah Raka.

Raka menyalami mertuanya dan dibalas pelukan olehnya. Raka tersenyum melihat keramahan mertuannya itu yang mengingatkannya kepada ibu kandungnya.

"Bii, tolong bawain minuman satu lagi", teriak ibu Anna sambil menyilahkan menantu kesayangannya duduk.

"Baik nyonya", sahut bi Ijah.

My Devil Husband Is DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang