Perkenalan

21 3 0
                                    

Dari kejauhan, terlihat dua orang laki–laki yang sedang melihat seorang gadis secara diam-diam dan memperhatikannya. Laki–laki yang pertama tampak heran melihat sosok gadis yang ia kenal, tetapi terlihat berbeda dan dengan perasaan yang berbeda pula. Akhirnya ia memutuskan untuk menghampiri gadis itu untuk memastikan. Ia berjalan ke arah gadis tersebut dan sesampainya tepat dibelakang gadis itu, ia menyadari jika gadis itu sedang melamun.

Sedangkan laki–laki kedua yang baru saja memarkirkan motor besarnya di parkiran sekolah, merasa ada hal yang aneh dengan gadis yang dilihatnya. Ia mengenalnya, tetapi hanya sebatas urusan bisnis. Tetapi hati nya mengatakan jika ia mengenal gadis itu untuk waktu yang lama. Tanpa sadar ia memperhatikan gadis itu sampai ia melihat Edward berjalan menghampiri gadis itu.

"Kau mau masuk? Atau tidak? Karena sepertinya sebentar lagi gerbang akan ditutup." Ucapnya tepat dibelakang gadis itu.

"Oh ya Tuhan! Kau tau? Kau mengagetkan ku!" Balas gadis itu dan tampak dari gerakan tubuhnya bahwa ia baru saja terkejut.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk menoleh dan melihat siapa laki–laki yang baru saja mengejutkannya itu. Ya, gadis itu adalah Alara. Tanpa diduga, saat Alara menoleh kan kepalanya untuk melihat laki–laki tersebut, jarak mereka sangat dekat.

Laki–laki itu memperhatikan dengan detail wajah Alara. Cantik. Itu yang pertama kali ada dipikirannya. Tetapi dengan cepat ia membuang jauh–jauh pikirannya itu. Apa yang baru saja ia pikirkan. Gadis yang ada di depannya tidak lebih dari seorang gadis licik yang sering membuat masalah, terlebih dengannya.

Tidak salah lagi. Leah Wells.

Dengan kasarnya ia pun mendorong Alara sehingga Alara kehilangan keseimbangannya.

"Woah woah..." Alara hampir saja benar–benar jatuh jika seseorang tidak memeganginya.

"Zain? Apa yang kau lakukan? Biarkan saja gadis itu jatuh. Lagipula itu adalah salam pertemuan ku untuknya di tahun ini." Ucap laki–laki yang diketahui bernama Edward itu dengan senyum miring di wajahnya.

"Bukan dia." Ucap Zain sambil membantu Alara mendapatkan keseimbangannya kembali.

"Apa maksud-" Belum selesai Edward berbicara, Alara sudah memotong ucapannya dengan kalimat protes dan marah.

"Hey kau! Aku tidak tau apa masalah mu. Tapi mendorong seorang perempuan seperti tadi bukanlah tindakan yang baik. Kau pasti diajarkan hal–hal seperti itu oleh orangtua mu. Dan satu lagi, jangan pernah berbicara dengan orang yang tidak kau kenal dan mengejutkannya!" Ucap Alara dengan nada penekanan diakhir.

Edward yang mendengarnya lantas mengerutkan keningnya heran dan berpikir apa yang salah dengan gadis itu.

"Lihat siapa yang-" Belum selesai lagi Edward berbicara, Alara memotongnya lagi.

"Kemana teman mu tadi pergi? Aku bahkan belum sempat mengucapkan terima kasih." Ucap Alara sambil mengedarkan padangannya untuk mencari laki–laki yang membantunya tadi. Tetapi selagi ia sedang marah marah kepada laki–laki yang mendorongnya, sepertinya laki–laki yang menolongnya tadi telah pergi entah kemana.

Dan baru saja Edward ingin berbicara lagi untuk memprotes ucapannya yang selalu dipotong oleh Alara. Gadis itu dengan santainya berjalan masuk kedalam sekolah dan meninggalkan dirinya.

"Ck! Yang benar saja! Wanita sialan itu sedang bermain drama atau apa! Lihat saja nanti."

***

Kau tidak perlu keruang kepala sekolah. Kau hanya harus pergi ke mading sekolah untuk melihat pengumuman pembagian kelas yang akan tertempel disana.

Shrinking VioletTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang