3

53 4 0
                                    

Suasana Mall semakin ramai,, 

tapi bagi seorang Aira dimana pun Dia berada semua terasa sama saja tetap hampa, kosong, dan selalu merasa sendiri.

"Ra, kenapa kamu gak ambil di perusahan percetakan atau kantor majalah aja Ra, kan kamu suka dengan dunia yang begitu." tanya Nastiti untuk memulai obrolan mereka kembali.

Setelah kekonyolan Diana yang sukses membuat mereka jadi perhatian orang – orang yang ada di cafe.

Kedua sahabat Aira memang sangat tau betul kalau Aira sangat suka dengan dunia literasi dan jurnalis hanya saja ketika dulu selesai SMA ia pernah mendapat beasiswa untuk berkuliah jurnalis tapi orang tuanya tidak menyetujui karena letaknya di luar kota Surabaya dan selain itu Aira adalah anak perpemuan satu – satu nya, kakak Aira laki – laki sedang kuliah di kota malang jadi Aira memutuskan untuk tetap berkuliah di Surabaya dengan mengambil jurusan akuntansi yang sebenarnya tidak terlalu menarik minat Aira, hanya saja dulu semasa sekolah ia suka pelajaran ekonomi dan dulu dia juga dari kelas IPS.

"Sudah terlanjur dosen wali memilih perusahaan itu dari 3 kandidat perusahaan yang aku kasih satu diantaranya perusahaan percetakan tapi dosen wali tidak merekomendasikanya." jawab Aira sambil tersenyum kecut dan mulai memasukkan makanan dalam mulutnya.

"Akhirnya kita magang juga ya, lumayan lah kita bisa cari udara segara buat refrensi cowok" celutuk Diana dengan muka genit nya. 

"Otak mu itu cowok mulu... ya, meskipun bener juga sih,,,"sahut Nastiti sambil nyengir.

"Hahahaha, daripada terus jomblo. Mending pas magang sekalian gitu celingukkan cari gebetan siapa tau selesai magang, lulus nikah deh."jawab Diana dengan ceria dan sedang membayangkan sesuatu yang gak pasti.

"Kalau dapet kalau gak?"sahut Aira dengan mencomot minuman Diana.

"Aira, itu minum ku. Kamu kan cuman pesan air putih Ra."bukan menjawab pertanya Aira, Diana  malah protes karena Aira menium jusnya yang tinggal setengah dan langsung habiskan Aira.

"Kalau gak dapet berarti bukan takdir jodohnya di situ. Di tempat lain mungkin..."Nastiti sengaja menggantung kalimatnya.

"Mungkin gagal move on kayak Aira. Hahahahaha"meledak kembali tawa Diana dan Nastiti karena Diana menyambung pembicaraan Nastiti yang seolah-olah mereka sedang bersekongkol untuk menjaili Aira.

"Kalian itu, pikirin magang yang bener. Jangan mikir gebetan mulu"sahut Aira kembali dengan muka yang masih kesal.

"Ye, kita cari gebetan buat di kenalin ke kamu. Biar kamu laku Ra."celetuk Diana

"Oh kalau Aira gak mau. Berarti dia mau nerima kakanda senior ganteng Oppa versi Indonesia yang ada di kampus Di."sahut Nastiti yang  kembali mengundang tawa.

"Kurang ajar kalian. Gak lah"sahut Aira dengan mata melotot kearah Nastiti yang masih tertawa.

"Iya juga gak apa-apa Ra."sahut Diana

"Lumayan, gak capek itu hati menaun kosong?"tambah Diana lagi dengan tawa yang semakin tak tertahankan dan kembali mereka jadi perhatian sebagian orang-orang yang ada di cafe itu.

"Kalian ini. JAHATTTT"kata Aira penuh penekanan dan menirukan ekspresi Diana saat meniru kata – kata Dian Sastro tadi. Dan sukses membuat Nastiti serta Diana yang melihat wajah Aira terkejut tak percaya Aira juga bisa melakukan hal konyol, mungkin dia sudah terkontaminasi oleh Diana.

Pengganti  DirimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang